AQUARIUS | 06

1.6K 183 29
                                    

HOLA! YEY DOUBLE UPDATE!
ADA TYPO LANGSUNG LAPOR PLEASE^^

KARENA KAGA MAU BANYAK NGETIK DI PEMBUKAAN, LANGSUNG AJA, YA!!

KLIK BINTANG UDAH BELUM? WAJIB, YA, SEBAGAI TANDA APRESIASI BUAT AKU!

HAPPY READING, KOLOM KOMEN DIRAMAIKAN :))

****

"Pada nyatanya, pernyataan cinta hanya ada pada fiksi belaka dan tak pernah berani untuk dicoba."

Rius terhanyut beberapa menit setelah membaca puisi manis dari Berlin yang terpampang jelas di mading SMA Andromeda dekat dengan perpustakaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rius terhanyut beberapa menit setelah membaca puisi manis dari Berlin yang terpampang jelas di mading SMA Andromeda dekat dengan perpustakaan. Sedetik kemudian, ia tersenyum simpul, mendapati cewek itu bisa menulis seperti ini.

"Ah, si hati es bisa buat beginian juga? Gue kira semua di diri dia itu beku," ejek Rius sembari terkekeh kecil membayangkan wajah garang Berlin. "Cute juga ternyata."

Baru saja hendak memotret puisi milik Berlin dan mengabadikannya di ponsel, sebuah suara yang sangat familier memenuhi gendang telinganya.

"Eh, Iyus?"

Rius menoleh perlahan, mendapati Ghea menatapnya dengan senyum. "Kamu ngapain di jam pelajaran keluar kelas? Gak biasanya keluar di jam segini."

Rius hanya melirik sesuatu yang berada di tangan cewek itu. Namun, merasa Ghea tidak menyadari dirinya, Rius hanya mengangkat kedua alisnya simple.

"Bosen aja, tadi. Ada tugas dari Pak Jerome juga masalah perlombaan Kimia."

Ghea mengangguk sok-sokan paham. Cewek itu terus tersenyum, seolah-olah minta untuk ditanya balik. "Kamu ngapain juga di luar kelas jam pembelajaran gini?"

Senyum cewek itu merekah. "Ah, ini." Ghea mengangkat botol isotonik. "Nemenin Restu buat latihan futsal karena sebentar lagi ada lomba futsal."

Mendengar hal itu, hati Rius seketika merasa seperti diremas kuat-kuat, sakit namun tak berdarah. Meski begitu, Rius harus tetap tersenyum meski setipis kertas dari bibirnya.

"Lagian kalau keluar kelas jam pembelajaran sebentar gak akan buat nilai aku jelek, kan? Restu juga udah sempat izin, kok, tadi."

Rius kali ini hanya bisa menghela napas pasrah. "Memang gak bikin nilai kamu turun. Tapi, bakal bikin pemahaman kamu di jam pelajaran ini berkurang. Harusnya Restu paham kondisi di jam pelajaran begini. Kalau dia sayang, harusnya dia minta kamu ke kelas aja."

Ghea menundukkan kepalanya, menatap lantai seolah-olah tertampar omongan Rius.

"Ini juga kemauan aku sendiri, kok, Iyus. Lagian gak rugi juga, kan, ketemu kamu."

Sederet kalimat yang meluncur bebas dari mulut Ghea berhasil membuat Rius mematung. Namun anehnya, kali ini tak ada perasaan senang atau syndrome butterfly yang muncul saat bersama Ghea.

AQUARIUSWhere stories live. Discover now