AQUARIUS | 38

574 85 15
                                    

Last update 14 mei 2022, and then gue update ini di 14 Juni 2022 kayak nunggu lama gak, sih? WKWKWK kalian kangen gak?

Yang baca cerita Aquarius, wajib follow!
@aquarius.bgspti
@berlin.clarissa
@one.dream12
@zakisept
@wpzakisept

di chapter kali ini kalian dibuat gak sabar nunggu chapter selanjutnya, dimana Rius bimbang mau berlin atau Ghea :)

di chapter kali ini kalian dibuat gak sabar nunggu chapter selanjutnya, dimana Rius bimbang mau berlin atau Ghea :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AQUARIUS CHAPTER 38 | DUPLIKAT

"tak perlu terburu-buru perihal rasa. Pilihannya hanya dua; menunggu, atau dipilihkan oleh semesta."

***

Begitu motor vespa Rius berhenti tepat di depan rumah Berlin, yang menumpang langsung bersiap untuk turun. Ia tak mau, mendengar gombalan bahkan kalimat receh dari cowok itu untuk kesekian kalinya.

"Buru-buru banget, ya? Padahal gue udah tawarin lo mau mampir makan dulu, nggak? Malah gak mau."

Berlin merapikan tasnya di lengan kana. "Gue sibuk banget. Gak ada waktu."

"Gue juga sibuk, kok."

"Sibuk ngapain lo? Mesti gak berguna."

Rius menarik sudut bibirnya. "Sibuk mikirin lo."

Berlin menggigit bibir bawahnya. Kan, apa ia bilang? Entah kenapa sekarang ia jadi lebih mudah luluh dengan gombalan tak bermutu milik Rius.

"Gak berguna banget, deh."

"Berguna, kok," sanggahnya dengan secepat kilat. "Survey membuktikan, kalau kita memikirkan sesuatu yang bikin kita bahagia, kemungkinan besar aliran darah dalam otak bisa mengalir lebih lancar."

Berlin mengerutkan kening. Kok ia baru tahu survey seperti itu, ya?

"That's why gue akhirnya bisa dapat nilai tinggi di kelas pelajaran Kimia."

Perempuan itu diam, namun sedetik kemudian, mukanya jadi jutek.

"Lo ngarang, kan? Gak ada, lah, survey ngawur begitu. Ngaco!"

"Ngaco? Bukannya itu pemain yang ada di series Harry Potter?"

"Itu Draco!!! Pacar haluan gue, tuh! Enak aja lo ganti-ganti!"

Rius terkekeh. "Buat apa haluan doang? Kalau yang asli udah ada di depan lo."

Kan? Berlin diam lagi. Ini pasti karena efek Rius yang terlalu banyak memberikan lontaran gombal yang pasti unfaedah. Tapi kenapa Berlin gugup? TIDAK!!

"Jangan ngelunjak, ya. Udah, buruan balik sono!"

"Oke." Rius melepas helm, turun dari motor vespanya, lantas meletakkan helm itu di kaca spion motornya. Berlin yang melihat, langsung melongo.

AQUARIUSWhere stories live. Discover now