AQUARIUS | 26

699 111 406
                                    

Yang baca cerita Aquarius, wajib follow Instagram!

@aquarius.bgspti
@berlin.clarissa
@one.dream12
@zakisept

SIAP BACA AQUARIUS? SIAPKAN OTAK KARENA CHAPTER INI BUTUH PEMIKIRAN^^

Play playlist ya yukk diatas! Biar terasa feel-nya 💖

Spam komen tiap paragraf ya, biar aku cepet update!🔥😍

Next? Kasih 100 komentar dulu, yuk!! semangat!

Next? Kasih 100 komentar dulu, yuk!! semangat!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AQUARIUS BAB 26 | KAMAR MANDI

"Jika kamu bukan kupu kupuku, akan kupastikan kamu adalah untaian sayapku."

******

Rambut pemuda itu terlihat basah. Suara keran air mengucur perlahan. Keheningan sudah terasa sejak pertama kali pemuda itu menjejakkan kaki di sini. Menatap pantulan diri di cermin, menghela napas pelan, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

"Memang susah, nasib jadi orang ganteng. Dari kecilnya udah good looking."

Rius menopang dirinya sendiri dengan kedua tangan yang memegang sisi wastafel. Ia baru saja tiba di kamar mandi cowok, demi menetralkan perasaannya setelah dipeluk oleh Ghea. Bagaimanapun, sesuai pepatah bahwa melupakan memang susah, terlalu banyak kenangan yang ia ukir dengan Ghea sejak kelas sepuluh.

"Belegug sia!*  Kenapa gue jadi bego gini? Sadar, anjir!" 

*(bodoh lo!)

Rius menekan puncak kepalanya sendiri, merasa pusing karena ia yang terus menekan diri untuk jadi serba perfeksionis dan dituntut bisa mengambil keputusan detik itu juga. Ia menundukkan kepala, meski terasa pusing, ia juga tak bisa buru-buru.

Memberi kesempatan dan menyetujui Ghea untuk dekat dengannya, sama saja dengan membuat Rius kesusahan sendiri untuk move on. Seketika, ia teringat dengan perkataan Reza.

"Pokoknya lo harus mulai istikamah mulai sekarang, buat jauhin si Ghea. Kalau gak mau nantinya dicap sebagai pencekor, alias, perebut cewek orang!"

Pemuda berjas khas Andromeda High School yang berwarna abu-abu dengan dasi yang terkalung di leher itu, membasuh kembali wajahnya, menarik napas panjang, supaya lebih memiliki kesabaran.

"Oke, sekarang lo sendiri yang harus move on, bego! Ngapain, juga masih berharap? Mau, lo sendiri tambah sakit? Nggak? Ya udah, lupain!"

Rius mengangguk setelah berbicara dengan cermin. Sedetik kemudian, ia terkekeh geli dengan tingkahnya yang aneh. "Ya ampun, gue udah cocok jadi orang gila, gak, sih?"

"Bayangan aja gue ajak omong, halo, lo udah makan belum?"

Rius bukannya bersedih, malah mengelus bayangannya sendiri dengan kekehan kecil.

AQUARIUSWhere stories live. Discover now