AQUARIUS | 42

417 66 41
                                    

Yang baca cerita Aquarius, wajib follow!
@aquarius.bgspti
@berlin.clarissa
@one.dream12
@zakisept
@wpzakisept

BUAT KALIAN YANG SUKA AQUARIUS, JANGAN LUPA DUKUNG TERUS DAN SHARE KE TEMEN KALIAN ATAU POST DI TIKTOK PAKE HASTAG #aquariuswattpad <3

MENDEKATI KONFLIK PHASE 2...

BTW LAGUNYA COCOK BUAT GHEA GAK SIH WKWK

BTW LAGUNYA COCOK BUAT GHEA GAK SIH WKWK

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

AQUARIUS CHAPTER 42 | BERHARAP

"bagaimana bisa aku melupakanmu, jika sumber senyumku adalah jika mengingatmu?"

*****

Suasana meja makan kembali memanas. Harusnya nampak biasa saja, sih. Tapi karena tatapan penuh intimidasi dari Arsen, membuat Rius tidak nyaman—sama sekali tidak nyaman, untuk makan pagi bersama mereka.

"Sebentar lagi akan ada pentas panggung SMA Andromeda, Yah. Ayah mau datang?"

Suara garpu yang bergesekan dengan piring juga sendok, membuat atmosfer meja makan terasa horor. Arsen baru saja selesai menelan sesendok makanannya, lantas menatap Nila dengan penuh keganasan.

"Ayah tahu sebentar lagi akan ada Ujian Kenaikan Kelas. Bahkan Ujian itu udah di depan mata kalian berdua. Itu tandanya sudah tidak ada waktu longgar untuk bermain-main."

"Tapi ini acara sekolah, Yah," sanggah Nila tak terima ekstrakurikuler kesayangannya menjadi alasan tak akan tayang dan tampil.

"Apa pembimbing ekstrakurikuler teater tidak mementingkan nilai akademis? Bahkan mereka menyampingkan hal penting seperti Ujian?"

Nila membisu. Jika sudah seperti ini, sekarang ia bisa apa? Bertujuan mengajak sang Ayah agar menonton persembahan darinya besok lusa sebelum Ujian, malah berujung seperti ini. Nila menggigit bibir bawahnya, diam tak berkutik.

"Nila nggak seburuk yang Ayah pikirkan."

Gadis itu sedikit terkejut tatkala Abang laki-laki paling tuanya itu, membela di hadapan sang Ayah. Sandra yang melihat hanya kebingungan, bagaimana melerai mereka.

"Tujuan Nila baik, Yah. Hargailah setidaknya perjuangan Nila selama ini di bidang teater. Nggak semua orang bisa masuk klub teater, Yah."

"Ayah nggak minta sama sekali hal itu ke Nila!"

Sakit. Pedih. Itu yang akan kamu rasakan, jika orang tuamu tidak mendukung apa yang sudah menjadi bakat anaknya sendiri. Itulah yang dirasakan Nila. Perempuan itu diam. Bahkan menundukkan kepala yang mulai terasa berat.

"Ayah dengan seenaknya bicara begitu?" Rius nampak kecewa.

"Apa ini Ayah yang Rius kenal dan Rius bisa banggakan di depan teman-teman Rius? Ayah yang nggak pernah sama sekali menghargai kemampuan anaknya? Iya?"

AQUARIUSWhere stories live. Discover now