45 - Untitled

597 97 43
                                    

👣👣👣

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👣👣👣

Sementara David duduk di kursi kemudi dengan kondisi mata terpejam, Mr. R yang berada di sampingnya masih setia memandangi pintu utama sebuah supermarket. Fokus lelaki itu sedikit terganggu tatkala rintikan air dari langit mulai berjatuhan dan menghalangi pandangannya.

"Kenapa mereka belum keluar? Apa jangan-jangan terjadi sesuatu di dalam?" gumam Mr. R dengan nada cemas yang kentara.

David berdecak. Tidur lelaki itu menjadi terganggu karena Mr. R terus menggumamkan hal yang sama dihampir setiap menit. "Lo kayak gak tau cewek aja. Mereka selalu lama kalau belanja," gumamnya dengan mata masih menutup.

"Tapi udah dua jam lebih mereka belum keluar. Gimana kalau sesuatu yang buruk menimpa Ruwi?"

Lagi-lagi karena Ruwi. Hampir seminggu ini Mr. R selalu mengkhawatirkan keadaan gadis itu. Masih nyata dalam ingatan Mr. R saat melihat Ruwi menangis tersedu-sedu setelah mengetahui kalau Bos adalah pembunuh bayaran. Saat itulah hati Mr. R tergerak ingin menjaga Ruwi lebih lama lagi. Berlian yang retak harus dijaga baik-baik agar tidak berberaian. Ruwi bahkan jauh lebih berharga dari sebuah berlian, entahlah naluri Mr. R mengatakan demikian.

"Udahlah, lo tenang aja. Mungkin saat ini dia lagi senang-senang bareng temannya. Dunia gak sejahat itu untuk selalu menyakiti Ruwi," balas David santai.

Dengan terpaksa David mengubah posisinya menjadi duduk tegap. "By the way, tugas lo sebagai stalker udah selesai beberapa minggu yang lalu, jadi lo gak perlu buang-buang waktu lagi untuk mengawasi Ruwi."

"Tugas gue sebagai stalker Ruwi memang udah selesai. Tapi, sekarang ini gue sedang berperan sebagai diri gue sendiri yang memedulikan Ruwi."

David kembali menatap Mr. R dengan tatapan penuh kecurigaan. "Jadi, lo beneran suka sama dia?! Demi apa?! Tebakan gue benar! Oh myㅡ!"

"Ruwi udah gue anggap seperti adik gue sendiri." Mr. R dengan cepat menyela. "Selama ini gue selalu menganggap Bos layaknya ayah gue sendiri, jadi, Ruwi secara otomatis menjadi adik gue."

David masih menaruh curiga. Dia tidak sebodoh itu untuk langsung percaya, terlebih lagi pada Mr. R yang notabenenya tidak jago berbohong.

"Apa salah kalau seorang kakak mengkhawatirkan adiknya?" lanjut Mr. R.

David melongo tak percaya. Selama empat tahun menghabiskan waktu di dalam sel tahanan bersama Mr. R, David tidak pernah sekalipun dianggap sebagai saudara. Tapi untuk Ruwiㅡorang yang baru dikenal Mr. R selama beberapa bulan itu sudah dianggap layaknya adik sendiri?

"Gue akan mengecek keadaan Ruwi di dalam sana, mungkin aja Ruwi sedang membutuhkan bantuan gue. Lo tunggu di sini," titah Mr. R sebelum keluar dari mobil hitam milik David.

Siang itu hujan turun tak terlalu lebat, Mr. R hanya menggunakan hoodie untuk melindungi kepalanya dari rintik-rintik air. Kaki panjangnya tanpa ragu melangkah menuju gedung bertingkat yang terletak di seberang jalan.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now