52 - R, Si Baik

462 70 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

👣👣👣

Menjalani perkuliahan dengan mengenal beberapa pasal undang-undang sepertinya sudah menjadi santapan sehari-hari untuk mahasiswa/i Hukum. Atensi mereka sepenuhnya berfokus pada penjelasan yang diberikan seorang dosen di mimbar kelas. Sebagian dari mereka  bahkan sudah merasakan pening.

Mungkin hal itu yang membuat Zaidan beserta kedua temannya bolos kelas dan lebih memilih nongkrong di smoking area. Di ruangan khusus itu, mereka terlihat menikmati isapan rokok sembari bercengkerama mengenai hal-hal kecil.

"Seriusan lo udah gak ngerokok lagi?" tanya Dewa pada Zaidan yang ikut masuk ke smoking area tapi tidak merokok.

Zaidan menggeleng. "Gue disuruh nyokap gue berhenti merokok, jadi sekarang gue lagi menjalani terapi."

"Widih, jadi anak penurut, nih, sekarang." Bimo menimpali dengan nada sedikit mengejek.

Yang diejek hanya mendengkus kesal. "Udah buruan habisin rokoknya. Gue pengen makan siang, nih!" seru Zaidan.

"Iyé, sabar! Dikit lagi nih, sayang kalo dibuang."

Setelah Dewa dan Bimo selesai merokok, ketiganya langsung keluar dari smoking area berdinding kaca itu. Mereka berjalan beriringan di koridor kampus tanpa memedulikan tatapan menggoda dari beberapa mahasiswi yang mereka lewati.

"Udah lama kita gak bareng kayak gini," celetuk Bimo.

"Kita jarang nongkrong bareng karena sekarang Zaidan sibuk sama gebetan barunya!" Dewa menyahut dengan nada agak tinggi.

"Eh, dia udah ada gebetan baru? Siapa?" tanya Bimo antusias.

"Si Ruwi. Masa lo gak tau, sih? Zaidan udah lama nempel terus sama, tuh, cewek!" timpal Dewa masih tak kalah sewot dari yang sebelumnya.

Bimo melirik Zaidan dengan alis saling bertautan. "Gue kira lo cuma temenan doang sama Ruwi."

"Tipe lo aneh-aneh, ya. Dulu pacaran sama mak lampir Stevie, sekarang malah suka sama cewek polos macam Ruwi."

Zaidan yang berada diantara keduanya lagi-lagi hanya memperlihatkan senyum irit. Dia tidak berniat menyanggah karena kenyataannya memang seperti itu. Bahwa dia sudah jatuh pada pesona Ruwi.

"Gak salah lagi. Pasti Zaidan udah ditakdirkan sama Ruwi. Baru juga diomongin, langsung keliatan batang hidungnya," ucap Dewa yang kemudian mendapat perhatian dari Zaidan dan Bimo.

Dua cowok itu langsung mengikuti arah pandang Dewa. Tak jauh dari mereka berdiri, nampak Ruwi sedang menuruni tangga sendirian.

"Buruan sana, pepet teros jangan kasih kendor!" seru Dewa yang langsung disetujui Bimo.

Tanpa berpikir terlalu lama, Zaidan berjalan meninggalkan dua sahabatnya untuk menghampiri Ruwi.

Ruwi mencoba biasa saja saat melihat Zaidan berjalan ke arahnya. Tak dapat dipungkiri hatinya merasa senang dengan kedatangan cowok itu.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now