23 - 1004

1.4K 162 166
                                    


👣👣👣

Benarkah happy ending?

Semua orang pasti sangat mengharapkan kisah mereka berakhir bahagia. Namun, hukum alam ciptaan Tuhan bertugas menyeleksi siapa yang berhak mendapatkan kisah happy ending. Tuhan mengharapkan manusia di bumi bisa mensyukuri setiap pemberian-Nya meskipun itu pahit untuk dijalani.

Ruwi mencoba menyakinkan dirinya kalau kisah tentang stalker yang mengganggunya benar-benar sudah berhenti. Ketenangan hidup yang baru ia cicipi selama 48 jam tidak boleh hilang begitu saja. Besok dan seterusnya, ia akan memastikan kalau kisahnya akan berakhir dengan kebahagiaan.

+62 810-xxxx-1004
Calling...

Sebuah panggilan telepon dari nomor tak dikenal berhasil masuk ke notifikasi ponsel milik Ruwi. Si empunya mengambil waktu beberapa detik hanya untuk memandangi deretan angka yang tertera di layar ponsel. Ruwi berusaha menebak siapa pemilik nomor telepon berakhiran 1004 itu.

Deringan telepon berhenti karena sudah lebih dari satu menit. Tanpa merasakan keanehan, Ruwi memilih tak ambil pusing dan mengantongi kembali benda itu. Kedua tangannya yang kedinginan turut ia masukkan ke dalam kantong saku hoodie.

Kemudian, atensi Ruwi berpindah menatap hujan deras di sekitarnya. Fenomena alam itu telah melumpuhkan aktivitas penduduk kota, tak terkecuali aktivitas Ruwi. Cewek itu sudah 15 menit lamanya terjebak hujan di halte bus. Bus yang seharusnya sudah datang membawanya pergi, kini belum juga menampakkan diri. Begitu pun angkutan umum ataupun taksi. Tak ada satupun yang melintas di jalan.

"Sepuluh menit lagi," ucap Ruwi dengan gelisah, "kalo telat bisa kena marah kating."

Sialnya, Ruwi lupa tidak membawa payung. Ia pikir musim hujan sudah berakhir karena selama beberapa hari terakhir tidak turun hujan. Tiba-tiba, Ruwi dikejutkan dengan kedatangan sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di depannya. Si pengemudi langsung keluar mobil bersama payung yang melindungi tubuhnya dari hujan.

Ruwi sedikit terkejut saat melihat Zaidan keluar dari mobil itu dan menghampirinya. Dua kaki Ruwi secara otomatis mundur satu jangkah ketika Zaidan sudah berada di depannya.

"Ayo naik ke mobil gue," ucap Zaidan begitu dingin. Tak sedingin udara yang menjalar ditubuh kala hujan deras.

"Gak usah, aku--"

Zaidan segera menyela dengan nada tinggi, "Lo mau kelompok kita gagal latihan gara-gara ada satu orang yang telat?!"

Belum juga Ruwi membuka suara, cowok itu sudah memegang lengan Ruwi, lalu menariknya pelan menuju mobil. Tak tanggung-tanggung, Zaidan membukakan pintu mobil dan memayungi Ruwi saat hendak masuk ke dalam. Ruwi menerima perlakuan itu dengan wajah kebingungan.

👣👣👣

Tubuh Ruwi terasa kaku saat duduk bersebelahan dengan Zaidan di mobil. Meskipun sudah dua bulan kenal dan sering melewati hari bersama-sama, Ruwi tetap merasa canggung jika berada disamping Zaidan.

Ruwi mencoba sebisa mungkin untuk mengakrabkan diri dengan preman kampus itu. Tapi, mengingat sifat Zaidan yang begitu dingin dan cuek membuat Ruwi berpikir dua kali. Ruwi tahu Zaidan sebenarnya adalah sosok yang baik dan perhatian. Terbukti saat proses persidangan Chandra, Zaidan dengan sendirinya membantu dan memberikan dorongan mental untuk Ruwi.

Mengingat masa-masa sulit saat menghadapi stalker, Ruwi kembali tersentuh dengan sikap Zaidan padanya. Tanpa sadar seulas senyum terpancar dibibir Ruwi.

"Jangan salah paham, gue tadi gak sengaja liat lo berdiri sendirian di halte bus. Gue terpaksa ngasih lo tumpangan supaya kelompok kita gak kena marah kating karena lo datengnya telat," jelas Zaidan sejelas mungkin.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now