47 - Kalimat yang Membunuh

505 86 11
                                    

👣👣👣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👣👣👣

"Kita pergi hari sabtu, aku akan menjemputmu jam delapan pagi."

Kalimat yang diucapkan Mr. R pagi tadi terasa mengganjal di hati Zaidan. Beberapa pemikiran buruk mulai singgah di kepalanya. Zaidan tipe orang yang kritis mengenai hal kecil sekali pun, dan ucapan Mr. R yang dia dengar secara diam-diam itu membuatnya curiga.

"Gue yakin itu cuma akal-akalan Mr. R aja. Stalker itu pura-pura mengetahui keberadaan ayah Ruwi untuk menarik perhatian Ruwi agar masuk perangkap."

Selama ini Zaidan memang tidak sepenuhnya percaya bahwa Mr. R adalah stalker baik. Entah karena Zaidan yang terlalu overthinking atau tidak, yang jelas kehadiran Mr. R sangat mencurigakan baginya. Mungkin saja Mr. R sebenarnya adalah komplotan perdagangan manusia yang sedang menyamar untuk mengelabui mangsanyaㅡRuwi. Kurang lebih seperti itu yang ada di benak Zaidan.

"Gak... Gue gak bisa biarin Ruwi pergi sendirian bersama Mr. R. Mungkin aja sesuatu yang buruk bakalan terjadi." Zaidan bermonolog sembari menatap pantulan dirinya di cermin. "Gue harus mengikuti mereka hari sabtu. Akan gue pastiin sendiri apa Mr. R beneran mengetahui keberadaan ayah Ruwi atau itu hanya jebakan yang dia buat."

👣👣👣

Hari yang dinantikan pun tiba. Zaidan menunggu untuk waktu yang lama di dalam mobil, tetapi tidak ada tanda-tanda kemunculan Mr. R di sekitar gang Arjuna. Seingatnya, Mr. R yang akan menjemput Ruwi pukul 08.00, atau ada perubahan?

Pertanyaan yang sekilas muncul di benak Zaidan itu langsung terjawab tatkala melihat Ruwi berjalan menghampiri salah satu mobil yang terparkir di bahu jalan. Tak lama, Mr. R keluar dari mobil itu, lalu sedikit melakukan percakapan dengan Ruwi.

"Apa yang mereka bicarakan?" Zaidan bertanya pada diri sendiri.

"Eh, kok, pegang-pegang pundak Ruwi segala, sih!" Zaidan kesal sendiri saat melihatnya. Dia menggeliat ingin ke sana dan menjauhkan tangan 'gatel' Mr. R dari Ruwi, namun sekuat tenaga ia tahan.

Zaidan segera tancap gas begitu melihat mobil hitam yang dikendarai Mr. R melaju ke jalan raya. Mengekor di belakang, Zaidan stabil membawa mobilnya dalam jarak aman agar pengintaiannya tidak diketahui.

"Eh, anjir, kok gue jadi takut. Gimana kalo Mr. R beneran mau nyulik Ruwi?!" Jalur yang diambil Mr. R adalah jalan menuju luar kota, jelas membuat Zaidan semakin curiga.

Kurang lebih berkendara selama dua jam, mobil yang dibawa Zaidan terus mengikuti mobil Mr. R secara diam-diam. Zaidan tidak tahu pasti daerah mana yang dia kunjungi sekarang. Matanya sesekali melirik kanan kiri, hanya ada kebun bunga yang terlihat. Di antara kebun-kebun bunga itu, terdapat sebuah bangunan yang sangat mencolok. Bangunan bernuansa gelap dengan empat menara yang menjulang tinggi. Mobil yang dikemudikan Mr. R terlihat memasuki pintu gerbang bangunan itu.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang