40 - Ayah Idaman

868 122 214
                                    

Kaget. Satu bulan gak update.

Habis UAS terbitlah sakit. Udah menjadi semacam tradisi dalam hidupku wkwkwk. Awalnya pamit rest dua minggu, tapi gara2 sakit jadi rest 4 minggu huwaaaaa *nanges*

Buat yang tanya selama ini aku ngapain. Jadi gini, aku sedang melakukan masa penyembuhan dari sakit fisik dan mental (maybe). Aku menghabiskan waktu dengan istirahat sambil menonton drakor atau konten2 lucu. Pokoknya yg bikin hati senang aja lahh, biar sehat lagi wkwkwk. Kamu jaga kesehatan yaa, jgn sampe jatuh sakit.

Aku gak ngerti part ini isinya apa. Aku lagi gak mood bikin alur berat, jadi part ini kebanyakan recehan aku. Aku harap kamu menikmati cerita ini. Jgn lupa vote komen yaa sahabat ^^

.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

👣👣👣

Tak terasa dua minggu berlalu begitu cepat. Ruwi masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Bersikukuh percaya bahwa Mr. R mengetahui sesuatu tentang ayah kandungnya, karena itulah Ruwi masih berusaha mencari keberadaan stalker itu. Satu hari pun tidak pernah dia lewatkan hanya untuk mencari cara menarik perhatian Mr. R agar keluar dari tempat persembunyian.

Ya, Mr. R menghilang bak ditelan bumi. Sekeras apapun Ruwi mencari, sosok pria misterius itu sudah tidak ada lagi di sekitarnya, bahkan nomor khasnya yang berakhiran 1004-pun sudah lama tidak aktif. Untuk sekarang, Ruwi benar-benar sedih karena telah kehilangan jejak Mr. R---stalker baik yang mungkin bisa dijadikan petunjuk untuk menemukan keberadaan sang ayah.

Berjalan di trotoar, Ruwi terus mengamati beberapa orang di sekelilingnya berharap salah satu dari mereka adalah orang yang dia cari selama ini.

"Lo masih mencari Mr. R?" Mila yang berjalan beriringan dengan Ruwi akhirnya buka suara.

Ruwi mengangguk singkat berbarengan dengan suara helaan napas samar. "Gue harus menemukan dia, Mil. Gue yakin orang itu pasti tahu sesuatu tentang ayah gue."

"Kalau emang benar Mr. R tahu sesuatu tentang ayah lo harusnya dia langsung ngasih tahu lo dong, tapi kenapa dia malah menghilang dan seolah-olah menyembunyikan hal itu dari lo?"

Pertanyaan Mila yang masuk akal itu semakin memusingkan Ruwi. Selama dua minggu ini Ruwi sendiri pun juga mempertanyakan alasan Mr. R menyembunyikan informasi mengenai Ayah.

"Gue gak tau kenapa, yang jelas gue harus menemukan Mr. R, dengan begitu gue bisa tahu di mana ayah gue sekarang. Untuk saat ini Mr. R adalah satu-satunya orang yang bisa menuntun gue untuk bertemu langsung dengan Ayah. Kalau diibaratkan Mr. R itu seperti kunci untuk membuka pintu ajaib," kata Ruwi yakin. Mila menatapnya sekilas sembari melempar senyum tipis.

"Seandainya gue tau wajah Mr. R, gue bakalan bantuin lo mencari keberadaan dia." Mila berucap lirih dengan wajah menunduk.

Keduanya pun duduk di bangku halte. Bus yang akan membawa mereka ke lingkungan universitas akan tiba sekitar sepuluh menit lagi. Mereka sengaja datang lebih awal sebagai upaya untuk mencari Mr. R. Ruwi masih berharap---meski kecil kemungkinan kalau stalker itu masih mengawasinya diam-diam dari kejauhan.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now