13 - Hidden Person

2.1K 338 326
                                    

Klik bintang sebelum membaca.
Vote yang kalian berikan sangat berharga bagi penulis. Jangan lupa komentar juga ngehehe. Terima kasih 😘
__________________________________

.
.

👣👣👣

"Stalker itu gagal ketemu langsung dengan lo pada malam itu. Jadi, dia mencoba menemui lo lagi pada malam selanjutnya. Kalo Vano beneran orang yang gue buntuti pada malam kedua, artinya si pengirim surat alias orang yang ngejar lo malam itu adalah Vano. Stalker lo adalah Vano."

Ruwi membuka matanya dengan kesal saat kembali mengingat ucapan Zaidan tadi. Malam kian larut. Namun, matanya justru semakin terang seolah menolak untuk beristirahat. Sedangkan, fisik dan pikirannya benar-benar sudah lelah. Ia hanya ingin istirahatnya menjadi tenang tanpa diganggu oleh stalker yang hampir setengah bulan memenuhi pikirannya.

Mendadak, gadis itu merasakan denyutan di kepalanya. Ia langsung bangkit dan mengambil gelas di atas nakas. Lalu, menenggak isinya hingga tandas. Ia menghembuskan napas secara perlahan sebelum akhirnya kembali berbaring.

Pagi pun tiba. Ruwi membuka matanya yang kemerahan. Dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, ia memandang langit-langit kamar dengan sendu. Hari ini ia akan bertemu Vano di tempat kerja. Ada perasaan tak sabar sekaligus kekhawatiran yang ada dibenak Ruwi.

"Jika Vano beneran stalker. Bagaimana aku akan menghadapinya nanti?" batin Ruwi.

👣👣👣

"Ruwi!" teriak seseorang dari arah belakang Ruwi.

Teriakan itu menggema disepanjang koridor gedung fakultas Hukum. Ruwi langsung menghentikan langkahnya saat mengenali suara itu, siapa lagi kalau bukan Risti. Tak lama, suara high heels yang mengetuk lantai koridor terdengar semakin jelas. Kemudian, suara itu berhenti setelah Risti sudah berada di samping Ruwi.

"Ruwi ... " Risti terlihat ragu untuk membuka pembicaraan. Dengan hati-hati ia melanjutkan, "kemarin Zaidan cerita sama gue kalo stalker itu pernah mengejar lo, apa itu benar?"

Ruwi mengiyakan, "untuk sementara jangan bahas itu, Ris. Gue udah pusing mikirin itu terus."

"Oke, gue tau kok perasaan lo," ucap Risti seraya menepuk pundak sahabatnya itu. "Semoga aja stalker itu cepat sadar dan mengakui--"

Ucapan cewek berambut cokelat keemasan itu terpotong oleh deringan ponsel yang digenggamnya. Dengan terpaksa ia melirik ponselnya untuk mengetahui siapa si penelepon. Raut muka cewek itu langsung berubah saat melihat nomor yang tertera di layar ponsel miliknya.

+62 812-xxxx-9111
Is Calling...

"Kenapa?" tanya Ruwi yang menyadari perubahan ekspresi temannya itu.

Risti dengan gesit menyembunyikan layar ponsel itu dalam dekapannya, seolah tak ingin Ruwi melihat nomor si penelepon. Kalau sampai Ruwi tahu penelpon itu adalah si secret admirer, Risti tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

"I--ini kakek gue nelpon," dusta Risti. Ia berusaha senetral mungkin untuk menutupi kebohongannya. "Lo duluan aja ke kelas, gue angkat telpon dulu."

Ruwi mengangguk menyetujui. Gadis itu kemudian berjalan menjauh. Setelah kepergiannya, Risti langsung menggeser tombol hijau pada layar ponsel.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang