10 - It's okay, But...

2.4K 438 301
                                    

Klik bintang sebelum membaca.
Vote yang kalian berikan sangat berharga bagi penulis. Jangan lupa komentar juga ngehehe. Terima kasih 😘

________________________________

👣👣👣

07.30

Esok hari. Ruwi terbangun dengan napas terengah-engah. Kejadian semalam rupanya terus menghantuinya lewat mimpi. Mimpi itu tak hanya datang sekali, tetapi berkali-kali hingga membuat Ruwi tidak bisa merasakan tidur nyenyak.

Ruwi kembali meneteskan air mata saat mencoba mengingat kejadian semalam. Membayangkannya saja sudah membuat tubuhnya gemetaran. Suara pria misterius yang memanggil namanya masih teringat jelas diingatan Ruwi. Entah kenapa suara bariton dari pria itu terasa familier di telinganya.

Ruwi berlari sekencang mungkin. Seluruh kekuatan yang tersisa ia kumpulkan di bagian kaki agar kakinya lebih cepat berlari menghindari orang itu. Ia tidak bisa menoleh. Tidak. Lebih tepatnya, ia tidak mau menoleh ke belakang untuk memastikan siapa orang itu. Yang ada di pikirannya saat itu hanya berlari dan berlari.

Tok...tok...tok...

Tiba-tiba suara ketukan pintu mengagetkan Ruwi. "Ruwi, bangun. Lo gak siap-siap kuliah?" Kata Mila dari balik pintu.

"Lo gak apa-apa 'kan? Semalam gue kayak dengar lo nangis, apa ada masalah?"

Beberapa detik masih hening. Ruwi berusaha menghentikan tangisnya yang tak terbendung. Ia berusaha menjawab 'tidak apa-apa', namun bibirnya yang bergetar membuatnya kesulitan mengucapkan kata itu.

"Ruwi?" Mila kembali memanggil dengan nada keraguan karena tak kunjung mendapat jawaban.

Mila semakin khawatir karena masih tak ada jawaban dari dalam kamar. "Ruwi?" Mila kembali mengetuk pintu. Tak hanya sekali, tapi berkali-kali seiring dengan pikirannya yang menjalar kemana-mana.

"Apa jangan-jangan dia pingsan di dalam?" Gumam Mila dengan nada khawatir.

"Ruwi kenapa?" Tanya salah satu penghuni kamar di kos itu.

"Gak tau, dari tadi gue gedor gak ada jawaban." Mila kembali mengetuk pintu. "Ruwi, plis dong jawab. Gue khawatir lo kenapa-kenapa."

Ruwi berusaha mengatur napasnya. "Kenapa Mil?"

"Lo gak apa-apa?"

"Gue baru bangun." Katanya senatural mungkin meski dengan bibir yang bergetar.

"Beneran?" Mila memastikan lagi.

"Hm."

"Oke. Emang lo gak kuliah? Ini udah jam setengah delapan loh."

"Gue skip hari ini, badan gue demam." Dusta Ruwi.

"Oh, perlu ke klinik gak? Gue bisa kok anterin lo."

"Gak usah Mil, makasih. Nanti juga bakalan turun demamnya."

"Yaudah kalo gitu. Jangan lupa sarapan, terus minum obat. Kalo nanti sore masih demam, gue anter lo ke rumah sakit. Oke?"

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now