22 - Happy Ending?

1.5K 164 191
                                    


👣👣👣

Semalam adalah tidur ternyaman yang dirasakan Ruwi setelah sekian lama. Ia benar-benar bisa tidur dengan nyenyak tanpa ada beban pikiran tentang stalker yang notabenenya adalah Chandra yang telah menguntitnya selama beberapa minggu. Begitu bangun tidur, Ruwi merasakan seperti terlahir kembali dengan kebebasan dan kedamaian yang menyelimutinya diawal hari yang cerah.

"Ruwi, belakangan ini lo kemana aja, sih?"

Ruwi baru saja keluar dari kamarnya dan langsung disambut oleh pertanyaan yang dilontarkan Mila --penghuni kamar sebelah.

"Emangnya masalah apa yang harus lo selesaikan sampai sesibuk itu?" Belum juga pertanyaan pertama dijawab, Mila kembali bertanya. Rasa ingin tahunya patut diacungi jempol.

"Bukan apa-apa, kok. Sekarang lo tenang aja, masalah udah terselesaikan." Ruwi memperlihatkan senyum manisnya.

Mila mendengus kesal. Mahasiswi dari fakultas teknik itu memang tidak tahu-menahu mengenai masalah yang dihadapi Ruwi belakangan ini. Sesering apapun ia bertanya, jawaban Ruwi tetap sama. Bukan masalah yang serius.

Dari awal Ruwi memang tidak cerita pada Mila perihal secret admirer atau stalker yang dia hadapi. Ia tidak ingin menambah pikiran temannya dengan masalahnya sendiri. Sampai si stalker sudah ditangkap dan diadili pun, Ruwi tetap tidak akan memberitahu Mila tentang semua hal yang ia alami. Baginya, dengan tertangkapnya pelaku, maka masalah sudah selesai. Ruwi tak ingin mengungkitnya lagi dengan bercerita pada orang-orang, tak terkecuali Mila.

"Oh iya, lo udah berhenti kerja di restoran?" tanya Mila untuk menambah topik pembicaraan.

Ruwi bergumam sembari mengangguk. "Gue mau fokus pada satu pekerjaan aja, terlalu capek kalo kerja di dua tempat. Belum lagi harus membagi waktu untuk kuliah."

"Gue setuju sih, mending lo fokus kerja di kafe Vun aja. Menurut gue kerja di restoran menguras banyak tenaga, dan itu bisa mempengaruhi kesehatan lo," kata Mila.

Pandangan Mila beralih menatap tubuh Ruwi dari bawah ke atas. "See? Badan lo makin kurus karena terlalu kerja keras." Mila berpendapat sesuai dengan yang dia lihat.

Ruwi ikut memantau tubuhnya sendiri. Ia menyadari badannya menjadi lebih ringan. Wajar ia kehilangan berat badan karena selama 1 bulan ini pikirannya bercabang memikirkan banyak hal, terutama saat mengurus persidangan si stalker Chandra.

"Udah ah, gue mau berangkat kuliah dulu." Ruwi berusaha mengakhiri obrolan ringan itu.

"Ikut~"

"Ngapain?! Lo kan libur!"

"Pengen main ke fakultas hukum. Fakultas lo kan gudangnya cogan, lumayan bisa cuci mata." Mila cengengesan dengan muka sok imutnya.

Tangan Mila mulai bergelantungan manja ditangan Ruwi. "Gue ikut ya, yaaa~"

Ruwi hanya bisa mengangguk pasrah. Sikap kekanakan Mila itu berhasil meluluhkan hatinya. Tidak! Lebih tepatnya Ruwi terpaksa mengiyakan karena sudah tidak tahan dengan sikap manja temannya itu.

👣👣👣

Selama memasuki lingkungan fakultas hukum, Ruwi berusaha menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu. Dia menatap tidak percaya pada Mila yang berjalan disampingnya. Temannya itu sudah melakukan hal-hal konyol sejak memasuki gerbang fakultas. Contohnya...

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now