55 - Love to Love

472 62 18
                                    

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

.

👣👣👣

Menurut kalender masehi yang terpajang di ruang tamu, hari selasa sekarang adalah hari libur nasional. Namun, hal itu tak berlaku bagi Mila karena mahasiswa Teknik Sipil tetap diwajibkan menjalani perkuliahan.

30 menit sebelum kelasnya dimulai, Mila belum siap sama sekali. Cewek itu masih enggan mengangkat tubuhnya dari atas kasur sebab rasa malas yang menjalar di seluruh otot-ototnya belum bisa ia hilangkan. Mungkin ia akan benar-benar bolos kuliah jika saja Ruwi tidak berusaha keras membujuknya.

"Setengah jam lagi, Mil. Lo gak takut dimarahin dosen kalo telat? Nanti kelas praktikum, loh." Ruwi berusaha menarik tangan Mila untuk membantunya bangkit dari kasur.

"Iya, iya, gue berangkat, nih." Mila menyeret tubuhnya menuju lemari pakaian untuk mengambil sweater polos favoritnya. "Gak usah mandi, lah. Masih wangi, kok."

Ruwi geleng-geleng kepala. Memang sudah menjadi kebiasaan Mila ketika benar-benar malas berangkat kuliah.

Tak sampai 10 menit, Mila keluar dari kamar mandi dengan pakaian rapi. Wajahnya juga sudah tidak terlihat kusam dan berminyak sehabis cuci muka.

"Emang, ya, gak ada istilah tanggal merah dalam kamus anak Teknik. Semua hari sama aja!" Cewek itu menggerutu, masih tak terima jika hari liburnya diambil oleh kelas praktikum.

Sekarang Mila sibuk menyisir rambut dengan kecepatan kilat. Dilanjut mengaplikasikan bedak tipis di wajahnya.

"Ruwi, kayaknya gue salah jurusan, deh," keluh Mila.

"Gak boleh gitu, Mil," ucap Ruwi sembari membantu mempersiapkan buku-buku yang sesuai dengan jadwal kuliah Mila hari ini. "Coba lo ingat-ingat seberapa keras perjuangan lo agar bisa diterima di fakultas Teknik. Sekarang, lo harus berjuang lebih keras supaya bisa bertahan di sana."

"Iya, sih, setahun lalu gue belajar mati-matian biar bisa diterima di fakultas Teknik, tapi setelah tahu rasanya kayak apa, sumpah gue pengen nikah aja, gak mau lagi kuliah." Mila bersungguh-sungguh saat mengucapkan demikian.

Dunia perkuliahan yang dia jalani selama ini rupanya tidak seindah dalam novel-novel remaja kebanyakan. Jangankan bisa mengalami cinta-cintaan ala mahasiswa, Mila justru disibukkan dengan tugas kuliah dan praktikum khas anak Teknik. Pergi pagi pulang pagi, seperti hari yang sudah-sudah. Hal itu yang mendorongnya untuk memilih menikah muda saja daripada kuliah yang membuat rambutnya rontok.

Selesai mengenakan make up tipis, Mila langsung mengambil ransel yang telah disiapkan Ruwi. "Makasih, Ruwi syantik. Gue berangkat dulu!" Ia bergegas keluar bahkan sebelum Ruwi merespon ucapannya.

Tak lama setelah kepergian sang pemilik kamar, Ruwi mendapatkan notifikasi pesan whatsapp dari seseorang.

Mr. R
Baiklah, nanti sore kita pergi. Aku akan mewujudkan keinginanmu yang kelima.

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Där berättelser lever. Upptäck nu