33 - H-1

1.1K 142 288
                                    

Arrggghhhh!!!!! my brain langsung konslet setelah UTS!!!
Weekend ini kerjaannya cuma rebahan sambil nonton drakor, kayak gak punya semangat lagi. Mau makan mager, mandi mager, angkat kaki mager, apalagi nulis... 😫

Maap yaa, kalo part ini gak ada feel-nya samsek atau gak jelas alur ceritanya. Harap maklum krn aku nulis ini sambil rebahan sampe hapenya jatoh kena muka. Sakit parah.

Oke, skip

Mohon kasih vote dan komentarnya 😊

Mohon kasih vote dan komentarnya 😊

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

👣👣👣

"Kalo diibaratkan, gue itu tisu untuk Ruwi. Seseorang yang mampu menghapus air matanya disaat dia sedang sedih. Gue jadi teringat kejadian waktu makrab kemarin. Ruwi menangis dalam pelukan gue, dan gue dengan gentle menenangkan dia. Gak cuma itu, Ruwi bahkan berbagi cerita kisah masa lalunya." Zaidan bercerita di hadapan Vano. Secara langsung dia memamerkan kedekatannya dengan Ruwi kepada saingannya itu.

Sudah beberapa menit yang lalu dua cowok itu terperangkap dalam situasi menegangkan. Niat awal mereka bertemu adalah berdiskusi mengenai cara menangkap Mr. R. Namun, seiring berjalannya waktu mereka justru saling unjuk gigi perihal siapa yang paling dekat dengan Ruwi.

Vano memamerkan smirk andalannya. "Tapi, ingat! Tisu bisa dibuang setelah selesai dipakai!"

"Pada akhirnya Ruwi akan mendatangi badut untuk menghiburnya. Dan, gue adalah badutnya. Gue bisa membuat Ruwi tertawa dan mengembalikan kebahagiaan dia. Gue jadi teringat kejadian kemarin waktu gue anterin Ruwi berangkat kuliah. Gue bisa membuat Ruwi tertawa puas disepanjang jalan. Bahkan dia peluk mesra gue waktu naik motor," sambung Vano dengan santainya.

"Ruwi curhat ke gue tentang masa kecilnya. Itu artinya gue adalah orang yang bisa dia percayai," pamer Zaidan.

"Ruwi memercayai gue untuk menjadi pelindungnya!" seru Vano tak mau kalah.

Beberapa detik mereka habiskan untuk saling melempar tatapan tajam layaknya kilatan petir. Keduanya sama-sama keras kepala. Tidak ada yang mau membuang muka untuk menghentikan perang dingin itu. Lebih baik seperti itu daripada harus adu fisik dengan jotos-jotosan, bukan?

"Kita buktikan siapa diantara kita yang tahu segalanya tentang Ruwi." Vano memberikan usul tanpa melepas tatapan tajamnya. Usulannya langsung disetujui Zaidan lewat anggukan singkat.

"Peraturannya, kita jawab pertanyaan bareng-bareng dalam hitungan ketiga," lanjut Vano yang lagi-lagi mendapat anggukan dari Zaidan.

"Tanggal lahir Ruwi. Satu, dua, tiga..." Vano memberi aba-aba.

"3 desember!" Vano dan Zaidan kompak menjawab.

"Minuman favorit Ruwi." Kali ini Zaidan yang memberi pertanyaan. "Satu, dua, tiga..."

STALKER - Beside Me [REVISI] ✔Where stories live. Discover now