Bagian 16

1K 147 11
                                    

“ Hyung apa yang kau lakukan disini ? “ tanya jungkook saat melihat kakaknya berada di depan sebuah cafe bersama seorang wanita mungil yang tampak tak asing di matanya, padahal biasanya di jam-jam seperti ini kakaknya tengah berada di kantor bersama sang ayah.

“ oh halo “ sapa Irene sembari membungkukan tubuhnya saat melihat pria muda berseragam SMA itu tengah menatapnya.

“ aku mengantarkan Irene, kau ingat Irene kan ? “ sindiran sang kakak membuat Jungkook yang tadi memicingkan mata mendadak langsung terkejut dan dengan tiba-tiba merengsak mendekati wanita bernama Irene.

Pria muda itu tanpa sopan meraih tubuh wanita mungil itu dan menatapnya dengan lekat. Membuat Irene semakin menautkan alisnya bingung. Belum lagi kala netra pria muda itu kini semakin menatap lekat tepat pada perutnya, Irene semakin dibuat merasa tak nyaman.

Jin memang memberitahukan semua hal yang terjadi pada Irene kepada keluarganya, termasuk juga tentang kehamilannya.

Keputusan yang Jin ambil dengan mengijinkan wanita hamil itu untuk tinggal di salah satu apartement miliknya juga atas persetujuan dari kedua orangtuanya. Jin tak mau jika sampai terjadi kesalah pahaman saat keluarganya itu mendengar kabar dari orang lain.

“ noona, kau sudah baik-baik saja kan ?! “ tanya Jungkook dengan ekspresi khawatir. Sejujurnya sejak kemarin-kemarin ia ingin segera mengunjungi Irene untuk memastikan keadaan gadis mungil itu. namun karena masih dalam masa hukuman, ia tak berani melakukan apapun.

Irene yang akhirnya paham dan ingat pria muda yang telah menolongnya itupun langsung menjawab bahwa dirinya telah baik-baik saja. tak ingin membuat pria muda itu merasa bersalah dengan kesalahan yang bukanlah kesalahannya.

“ emb, lalu bagaimana dengan itu ?  “ tanya Jungkook sembari menunjuk ragu kearah perut Irene.

Dengan perlahan Irene menggelengkan kepalanya, memberikan senyum manis pada pria muda yang tampak masih sangat lugu itu “ dia baik-baik saja “ ujar Irene seraya membelai perut membuncitnya yang tersembunyi di balik pakaian longgar yang ia kenakan.

“ syukurlah, kalau begitu sekarang bunda tak akan marah lagi pada ku. Aku akan memintanya untuk berhenti memotong uang jajan ku lagi “ ucap Jungkook penuh syukur hingga membuat Irene tersenyum geli. Berbeda dengan Jin yang mendecih jijik melihat tingkah adik bungsunya itu.

“ oya, apa yang noona lakukan disini ? “ tanya Jungkook sembari berjalan beriringan bersama Irene memasuki Cafe setelah sebelumnya Jin pamit untuk langsung pergi kekantor.

“ aku bekerja disini. Yeri yang telah membantu ku mendapatkan pekerjaan ini “

Jungkook beroh ria sebelum kemudian menghentikan langkahnya “ tapi kau kan tengah hamil ? “

Irene kembali tersenyum “ tak apa. Tapi Jungkook, ku mohon rahasiakan hal ini dari siapapun. Aku tak mau jika sampai ada lebih banyak orang yang mengetahui kehamilan ku ini “ pinta Irene dengan sungguh

“ emb, aku ini pria sejati. Jadi aku akan menjaga rahasia mu dengan aman “ sejujurnya Jungkook merasa bingung dengan permintaan wanita itu, namun melihat tatapan permohonan yang tampak amat sungguh-sungguh itu membuat Jungkook akhirnya mengangguk juga

“ kalau begitu bisakah noona menyiapkan sekotak kue red velvet, bunda meminta ku untuk membelinya “ ucap Jungkook mencoba mengalihkan pembicaraan dari konteks yang tampaknya membuat Irene merasa kurang nyaman.

“ selera ibu mu sangat bagus Jungkook. Baiklah setelah mengganti pakaian ku, aku akan segera menyiapkannya. Kau bisa menunggukan ? “ tanya Irene disertai senyum manis sebelum pergi meninggalkan Jungkook yang telah memberikan anggukan kepala sebagai jawabannya.

“ emb..... kenapa wajah Irene noona terlihat begitu mirip dengan seseorang, tapi siapa ? “ ucap Jungkook pada dirinya sendiri, pasalnya ia meras tak asing dengan wajah ayu gadis mungil itu.

Tak butuh waktu lama untuk Irene mengganti pakaiannya dengan seragam cafe dan juga menyiapkan pesanan Jungkook. Ia segera membawa pesanan pria muda itu, yang kini terlihat tengah duduk sembari mengobrol ringan dengan seorang wanita yang merupakan pemiliki cafe tempatnya bekerja.

“ ini pesanan mu “ ucap Irene saat berada di meja Jungkook dan boss nya itu

“ kenapa tak bilang pada noona saja jika bunda menginginkan kue itu. Lain kali tak perlu repot-repot datang kesini. Bilang saja pada noona, noona yang akan mengantarkannya “ omel wanita cantik berambut panjang itu

“ tak apa Jisoo noona. Oya, apa kau tahu jika hyung tadi datang kesini ? “ tanya Jungkook pada wanita bernama Jisoo itu mengabaikan Irene yang hanya bisa diam di tempatnya sembari menenteng kue yang sejak tadi tak diambil-ambil oleh Jungkook yang malah asik mengobrol

“ benarkah ? kenapa dia tak menghubungi ku ? “ gumam Jisoo bingung pada dirinya sendiri

“ makanya jangan hanya sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kalian itu pasang paling tidak romantis yang aku ketahui. Bahkan kalian kalah jika dibandingkan dengan ku dan Yeri “ ejek Jungkook pada calon kakak iparnya itu hingga membuat Jisoo memberenggut lucu. Lain halnya dengan Irene yang tampak menggulum senyum

“ heleh.. padahal cintamu saja terus ditolak oleh Yeri. Kau juga harus bisa melewati Taehyung lebih dulu sebelum mendapatkan adiknya “ kalimat yang Jisoo katakan membuat tubuh Irene menegang di tempatnya.

Ia tak tahu dengan pasti Taehyung siapa yang bossnya itu maksud. Tapi mengingat lingkaran pertemanan mereka membuat Irene seratus persen yakin jika Taehyung yang dimaksud adalah ayah dari bayinya.

Entah mengapa saat ini dirinya tiba-tiba merasakan ketakutan yang tak jelas. Ia takut jika sampai orang-orang itu tahu siapa dirinya, dan yang lebih menakutkan lagi adalah mereka mengetahui fakta bahwa dirinya tengah mengandung bayi dari pria itu.

Dalam hati Irene terus merapalkan doanya, agar semua rahasianya itu bisa terjaga dengan baik sampai akhirnya ia bia pergi jauh dari sini. Menjauhi segala hal yang berhubungan dengan Taehyung dan juga keluarganya.

Ia hanya menginginkan hidup yang damai dan bahagia meskipun hanya dengan calon buah hatinya. Irene merasa hal itu sudah jauh lebih dari cukup. Karena ia sudah merasa lelah jika harus terus berandai-andai dan mengharapkan kebahagian yang terlampau muluk untuknya.

Kini hanya cukup dengan dirinya dan si buah hati. Itu saja.

Way Of LoveWhere stories live. Discover now