Bagian 38

1.5K 171 37
                                    

Sama seperti kemarin, selama di rumah sakit Irene lebih banyak diam melamun tanpa memperdulikan sekitar. Wanita itu tampak memiliki hobi baru yaitu memandangi langit di luar jendela.

Suara pintu yang dibuka membuat atensi Irene yang sibuk melamun teralihkan. Disana, Taehyung yang baru saja kembali dari ruangan Wendy melayangkan sebuah senyum manis kearahnya.

Irene bisa melihat jelas raut lelah di wajah Taehyung. Pria yang berstatuskan suaminya itu sejak kemarin sama sekali enggan untuk meninggalkan rumah sakit. Ya, meskipun kemarin ia sempat terpancing emosi akan kata-kata melantur yang Irene katakan. Namun pria itu nyatanya sama sekali tak meninggalkan Irene, ia tetap setia duduk di luar kamar rawat.

Kaki Taehyung melangkah mendekati ranjang Irene masih dengan kurva indah yang tak luntur di wajahnya, meskipun Irene sama sekali tak membalasnya.

" lagi-lagi kau tak menghabiskan sarapan mu " ucap Taehyung setelah melihat kotak makan Irene masih menyisakan banyak makanan.

" aku tak lapar " jawab Irene pendek

Sekali lagi Taehyung tersenyum, kemudian membelai rambut panjang tergerai Irene yang sedikit kusut berantakan. Menyelipkan anak rambut yang sedikit menutupi kecantikan Irene kebelakang telinga istrinya itu

" baiklah tak apa, aku tak akan marah "

Taehyung menarik sebuah kursi mendekat kearah ranjang tempat Irene yang setengah berbaring dan mendudukan dirinya disana.

" Wendy noona mengatakan jika sore ini kau sudah diperbolehkan pulang " ujar Taehyung sembari sibuk mengupas sebuah apel untuk sang istri yang nantinya entah akan dimakan atau tidak.

" aku akan pulang kerumah ibu ku " Taehyung menghentikan kegiatan mengupas buah ditangannya mendengar kalimat Irene barusan.

Pria tampan itu meletakkan pisau dan apel yang baru separuh terkupas kembali ke atas meja. Melihat istrinya kembali berkutat kearah jendela membuat suara helaan napas terdengar dari mulut Taehyung.

" mau sampai kapan kau seperti ini Rene ? " tanya Taehyung dengan nada suara yang menandakan jika pria itu mulai lelah membahas hal ini berulang kali

Irene masih tetap pada posisinya, enggan membalas tatapan sang suami "sampai kau benar-benar melepaskan ku "

" bisakah kita berhenti membicarakan hal ini. Sampai kapan pun aku tak akan melepaskan mu Rene. Aku telah berjanji di hadapan Tuhan untuk menjadikan dirimu, hanya dirimu satu-satunya pendamping hidupku hingga ajal menjemput "

Atensi wanita berwajah pucat itu kini telah beralih pada sang suami, meninggalkan hamparan biru langit berawan. Irene menatap tepat pada manik kelam Taehyung yang berbinar teduh.

" kau paling pintar berucap manis Tae " Irene tersenyum, senyum yang entah mengapa mengiris hati Taehyung

" sungguh aku benar-benar bingung Tae. Untuk apa lagi kita masih tetap mempertahankan semua ini. Kau juga nyatanya tidak mencintaiku, tidak menginginkan ku. Kau bisa kembali bersama Jennie setelah beban yang mengekang mu ini terlepas "

Taehyung tersenyum miring " penilaian mu salah Rene. Siapa yang mengatakan padamu jika aku tak mencintai dan tak menginginkan mu ? "

Alis Irene bertaut sebelum kemudian menggelengkan kepalanya. Mengenyahkan segala pemikiran konyol dalam kepalanya " semua tindakan mu menggambarkan semuanya dengan jelas Tae "

Tangan Taehyung terangkat, merangkum wajah Irene dan mengelus kedua pipinya. Ia memberikan sebuah kecupan lembut tepat di bibir pucat itu, membuat Irene otomatis memejamkan kedua matanya erat saat Taehyung masih mempertahankan posisi intim mereka berdua.

Way Of LoveWhere stories live. Discover now