Bagian 14

1.2K 170 20
                                    

Irene melangkahkan kakinya memasuki bangunan apartement yang kini ia tempati. Gadis itu melirik jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 9 malam.

Ia merasa tubuhnya terasa pegal malam ini, ya dirinya baru saja menyelesaikan pekerjaannya di cafe yang terletak tak jauh dari tempat tinggalnya sekarang ini.

Irene sudah tak melanjutkan kuliahnya selama pelariannya dari sang ayah. Tak mungkin untuknya kembali ketempat-tempat dimana keluarganya akan dengan mudah menemukannya. Ia masih amat sangat sayang dengan nyawanya dan lebih lagi ia harus melindungi makhluk kecil lemah yang bersarang di perutnya itu.

Tak ingin semakin merepotkan Jin, Irene kini telah bekerja di sebuah cafe. Dirinya sudah harus mulai menabung bukan, untuk membiayai calon anaknya. Tak mungkin selamanya ia akan bergantung pada pertolongan yang Jin berikan.

" Oh kau baru pulang ? " pertanyaan Jin membuat Irene yang baru saja memasuki apartement berjengkit kaget. Pasalnya selama ia tinggal di sini, Jin sama sekali tak pernah datang bahkan hanya untuk mampir sekalipun

" maaf, apakah aku mengagetkan mu ? " tanya Jin lagi yang kini tampak tengah menata beberapa makanan di meja makan

Irene hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban sembari melangkah mendekati pemuda itu.

" tenang bukan aku yang memasak semua ini. Kakak ku tadi datang kesini, ia penasaran dengan mu dan merengek terus padaku untuk mengenalkan mu padanya. Tapi ternyata kau sedang tidak ada " jelas Jin dan dengan bahasa isyarat meminta Irene duduk.

" benarkah, sayang sekali. Tolong sampaikan permintaan maaf ku pada kakak mu itu. Dan aku berjanji akan meluang waktu untuk menyapanya " ucap Irene merasa tak enak

" tak perlu merasa tak enak seperti itu Irene, santai saja. sekarang ayo kita habiskan semua makanan ini, kau pastinya belum makan malamkan ? " Irene sekali lagi menganggukkan kepalanya pelan.

" seharusnya kau tahu jika ibu hamil membutuhkan banyak nutrisi Irene " mendengar kalimat Jin sesungguhnya membuat Irene merasa malu. Ia merasa telah menjadi ibu yang buruk

Kegiatan makan malam mereka telah selesai, kini Irene dan Jin tengah menikmati segelas teh hangat dan juga susu ibu hamil yang tadi Jin buat. Sejujurnya Irene benar-benar merasa tak nyaman dengan sikap Jin yang terlampau perhatian padanya yang bahkan baru saling mengenal.

" sebenarnya apa yang kau lakukan diluar hingga larut malam Irene ? " tanya Jin

" aku sebenarnya sering datang kesini di jam makan siang atapun sepulang kantor, tapi aku selalu menemukan apartement ini dalam keadaan kosong " lanjut Jin lagi mencoba mencari informasi dari jarangnya wanita hamil itu berada di apartementnya.

" emb... itu, sebenarnya aku telah bekerja di sebuah cafe " ujar Irene takut-takut. Entah mengapa ia meras ngeri melihat tatapan mata Jin yang seperti tak menyukai fakta yang baru saja ia katakan

Flashback On

Hari ini Irene telah berjalan mengelilingi kota hingga membuatnya kelelahan. Dengan perlahan wanita yang tengah hamil muda itu memijat kedua kakinya yang terasa pegal. Saat ini ia tengah duduk di pinggir trotoar setelah kelelahan kesana kemari mencari pekerjaan.

Setelah dirasa sakit pada kakinya berkurang, dengan tekad yang penuh Irene kembali melanjutkan langkahnya, namun karena kurang memperhatikan sekitar ia akhirnya tak sengaja menabrak tubuh gadis muda berseragam SMA.

" maaf, maafkan aku yang kurang memperhatikan jalanan " ucap Irene meminta maaf sembari beberapa kali membungkukkan tubuhnya

" tak apa onnie, aku juga salah karena terlalu asik dengan ponsel ku " ucap gadis SMA itu

" Oh !! kau bukannya Irene onnie ?! " pekik gadis itu sembari mengacungkan jari telunjuknya kearah Irene yang kini mengernyitkan dahinya bingung, pasalnya ia sama sekali tak merasa mengenal gadis muda itu.

" iya benar, tapi maaf kau siapa ya ? " tanya Irene

" aku Yeri, beberapa hari yang lalu kau pingsan di depan mobil Seulgi Onnie " ujar Yeri girang mencoba mengingatkan Irene pada kejadian beberapa hari yang lalu dimana ia berlari seperti orang gila menghindari kejaran orangtuanya hingga akhirnya terjatuh di depan mobil teman sekampusnya.

" ah.... berarti kau yang menolongku, kalau begitu terimakasih atas bantuan mu Yeri " Yeri menganggukkan kepalanya heboh

" tak masalah, lalu apa yang onnie lakukan di siang bolong seperti ini ? onnie tampak kelelahan, apa kau baik-baik saja ? " cecar Yeri dengan pertanyaan beruntunnya

Irene tersenyum gemas dengan tingkah imut Yeri yang sangat ingin tahu. Jika boleh ia ingin mencubit gemas pipi chuby gadis itu saat ini.

" aku tak apa-apa, aku sedang mencari pekerjaan "

Yeri kembali menganggukan kepala tanda mengerti " apakah kau sudah mendapatkannya ? "

Irene menggelengkan kepalanya dengan lemah " sulit mencari pekerjaan sekarang ini, apa lagi aku tak memiliki title apapun " ucap Irene lesu

Yeri ikut bersedih memandang wanita dihadapan yang kini tertunduk lesu itu. Namun semua itu tak berlangsung lama saat dirinya mengingat sesuatu

" Ah !! aku ingat cafe milik kenalanku sedang membutuhkan seorang pelayan, apakah onnie mau bekerja disana " pekikan Yeri langsung di hadiahi anggukan kepala heboh dari Irene

" mau, aku sangat mau Yeri. Sekali lagi terimakasih karena telah membantu ku " Irene meraih tangan Yeri dalam genggamannya hingga membuat gadis itu tersenyum senang.

Sejak awal melihat Yeri tahu jika Irene adalah wanita yang baik dan sepertinya mereka akan mejadi sangat akrab setelah ini. Irene tipikal wanita keibuan berhati lembut, dan Yeri sangat menyukai hal itu

Flashback Off

" demi Tuhan kau sedang hamil Irene. Kau seharusnya menjaga dirimu dengan benar bukannya melakukan pekerjaan kasar seperti itu " ucap Jin sedikit emosi, ia tak habis pikir dengan jalan pikiran wanita hamil berbadan mungil itu.

Irene mengernyitkan dahinya bingung dengan sikap Jin yang benar-benar berlebihan padanya. Pria itu bukanlah ayah dari bayinya, namun kenapa ia bersipak overprotektif padanya, yang bahkan ayah dari bayinya saja sama sekali tak peduli padanya.

"Maaf sebelumnya jika aku bersikap berlebihan seperti ini, tapi aku benar-benar merasa harus bertanggung jawab atas dirimu, Irene " ujar Jin yang Paham jika Irene merasa semakin tak nyaman dengan sikapnya yang berlebihan.

Jinpun sebenarnya tak habis pikir dengan dirinya sendiri yang entah mengapa bersikap amat protektif pada wanita hamil itu selayaknya seorang suami. Padahal selama kakaknya hamil dulu, ia akan berusaha berada di radius puluhan meter jauhnya dari sang kakak yang terus merengek seperti anak kecil yang amat menyusahkannya hingga membuat kepalanya terasa pecah.

" tapi aku harus bekerja Jin. Aku tak bisa terus-menerus menyulitkan mu. aku akan melahirkan dan membesarkan anak ku, dan aku tak ingin menyusahkanmu dengan hal itu. Kau bukan ayahnya " ucap Irene seraya meremat pegangan pada gelas berisikan susu di tangannya

Fakta yang Irene katakan nyatanya menapar kesadaran Jin sekali lagi. Maka dari itu ia hanya mampu menghembuskan napas dan mengangguk tanda mengalah

" baiklah aku tak akan melarang mu, tapi untuk sementara sebelum kau mampu berdiri sendiri ijinkan aku untuk membantu mu. jangan merasa tak nyaman akan hal itu apalagi berusaha untuk menolaknya " ucap Jin final yang hanya bisa diangguki patuh oleh Irene.

Dalam hati gadis itu amat bersyukur karena Tuhan masih sangat baik padanya dengan mengirimkan malaikat berwujud manusia seperti Jin padanya dan calon anaknya.

" ngomong-ngomong di cafe mana kau bekerja ? " tanya Jin seraya menyesap tehnya yang telah menghangat

" aku bekerja di cafe Velvet " Jin terkejut ditempatnya saat mendengar nama cafe dimana Irene bekerja. Cafe yang ternyata milik tunangannya.

Way Of LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ