Bagian 23

1K 162 49
                                    

Suga beserta sang Ibu melangkah memasuki sebuah rumah mewah milik pamannya dengan terburu-buru. Sunny yang merupakan ibu Suga itu menyeret paksa sang anak setelah menerima telpon dari Yeri yang mengatakan bahwa ada bencana besar di rumahnya, jadi gadis manis itu membutuhkan pertolongan sang bibi untuk setidaknya mengendalikan keadaan.

Sunny tak bisa membawa serta Hendry sang suami karena pria itu kini tengah berada di luar kota untuk urusan bisnis, jadi mau tak mau ia harus menyeret Suga. Setidaknya anaknya ini memiliki pandangan yang matang serta dewasa. Jadi jika ada sesuatu yang mendesak nan mengkhawatirkan, putranya itu bisa maju kedepan.

Kekacauan besar yang terjadi diapartement Taehyung tampaknya kini berlanjut di kediaman pria itu sendiri. Keadaan menjadi semakin tak terkendali kala berita besar mengejutkan itu sampai pada telinga sang ayah. Kini tampak jelas Taehyung terkapar dilantai dengan banyak bekas pukulan. Jelas sekali jika Donghae memberikan pelajaran pada putra sulungnya itu dengan tanpa main-main.

Semua orang di ruangan itu hanya mampu terdiam dalam ketegangan dan ketakutan. Bahkan Sugapun tak kuasa menghentika sang paman yang tampak sangat menakutkan. Aura dingin miliknya masihlah kalah jauh jika dibandingkan dengan sang paman yang entah mengapa berbanding terbalik dengan ayahnya yang lawak itu.

" berapa usianya ? " tanya Donghae memecah kediaman mencekam yang sejak tadi terjadi. Pria itu tampak sudah puas menciptakan maha karya diwajah sang putra. Ia kini duduk di single sofa sembari menatap tepat kearah Irene yang sejak tadi duduk dengan tubuh bergetar ketakutan.

Yoona yang duduk di samping suaminyapun tak henti-hentinya menangis sesenggukan. Apalagi melihat kondisi putranya saat ini, sebagai ibu Yoona juga ikut merasakan sakit. Sunny berkali-kali menenangkan sang adik ipar dengan cara memeluk serta mengusap tangannya hangat.

Taehyung yang mendengar sang ayah mengajukan pertanyaan pada Irenepun menatap gadis itu dengan sorot mata yang sulit diartikan. Dengan langkah tertatih ia mendekati tubuh ringkih wanita yang tengah mengandung itu. Ia menggenggam tangan dingin Irene hingga wanita itu mendongak dan menatap kearahnya. Taehyung menganggukan kepala, meyakinkannya untuk bersuara dan membuang rasa khawatirnya. Taehyung ingin menunjukkan pada Irene bahwa ia kini berada disisinya.

" u-usianya memasuki bulan ketiga " cicit Irene. Taehyung semakin mengencangkan genggamannya pada tangan Irene yang semakin mendingin.

Donghae mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. Pandangannya masih terus mengarah pada wanita muda itu beserta sang putra. Lalu pandangan pun beralih pada tangan keduanya yang saling bertautan.

" Tuan, maafkan aku. Aku sama sekali tak pernah bermaksud meminta pertanggung jawaban Taehyung. Aku akan membesarkannya sendiri dan akan merahasiakan siapa ayahnya bahkan hingga aku mati. Aku juga bisa pergi ketempat yang sangat jauh jika itu keinginan mu. aku tidak akan mengganggu Taehyung ataupun keluarga kalian, sungguh. Jadi ku mohon jangan paksa aku untuk mengugurkannya " Irene jelas terlihat ketakutan setengah mati dilihat dari rancauan di sela-sela tangisnya. Membayangkan harus kembali dipaksa menghilangkan nyawa tak berdosa dalam kandungannya membuat Irene benar-benar bergetar.

Semua mata menatap kearah Irene dengan amat prihatin. Terlihat jelas jika Irene merupakan tipikal wanita baik hati yang lugu. Bagaimana bisa Taehyung, putra mereka itu menyakiti dan menghancurkan hidup wanita seperti Irene.

" tenanglah Irene. Kami tak akan meminta mu melakukan hal sekeji itu " ucap Yoona seraya bergerak mendekati Irene. Tangisan wanita anggun itu berhenti tepat setelah mendengarkan penuturan tulus Irene.

" Taehyung putra kami akan bertanggung jawab, ia akan menikahi mu. Tak akan aku biarkan keturunan keluarga ini lahir di luar ikatan suci pernikahan. Kami menerima mu Irene, menerima anak dalam kandungan mu itu dalam keluarga besar kami " ucap Donghae final tanpa bisa diganggu gugat. Taehyung yang mendengarnyapun hanya mampu diam tanpa berani menolak atapun bereaksi.

Suga yang sejak tadi melihat dan mendengar semuanya dalam diam hanya mampu membatin dalam hati. Ternyata takdir tetaplah rahasia Tuhan. Ia awalnya memberikan keringan pada sang sepupu untuk berpikir selama seminggu. Namun ternyata Tuhan berkehendak lain dengan membongkar semuanya secepat ini.

Dalam hati Suga berharap supaya keputusan yang diambil malam ini merupakan yang terbaik bagi semuanya. Taehyung adik sepupunya itu mampu menjalankan kewajibannya dengan baik untuk Irene dan calon anak mereka. Serta mampu untuk mengikhlaskan Jennie pergi. Yah, meskipun Suga tahu menghilangkan perasaan cinta tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Lain halnya dengan Taehyung yang hanya mampu diam serta anggota keluarga lainya yang tampak lega dengan keputusan itu. Irene malah menggelengkan kepalanya heboh, menolak dengan telak opsi yang Donghae berikan.

" Tidak Tuan. Kami tidak bisa menikah " ibarat bom dengan suara menggelegar, suara lembut Irene mengagetkan semua orang. Benar-benar tak habis pikir dengan apa yang wanita hamil itu pikirkan. Bahkan Yeri yang sejak awal menjadi saksi hidup kebodohan Irenepun menggeram dalam hati. Teramat gemas pada wanita itu hingga rasanya ingin sekali menyentil ginjalnya.

" a-apa yang kau katakan Irene ? " tanya Yoona dengan wajah terkejut. Apakah seburuk itu putranya hingga Irene menolak pernikahan itu bahkan tanpa berpikir.

" maafkan aku nyonya, tapi kami tidaklah saling mencintai " Bohong, kalimat itu merupakan sebuah kebohongan besar yang Irene ucapkan. Bukan tidak saling mencintai. Irene dengan sepenuh hati mencintai Taehyung, namun pria itu nyatanya tak memiliki rasa yang sama. Perasaan sialan itu sejak dulu hanyalah Irene yang merasakan.

Irene menundukkan kepalanya dalam " pernikahan tanpa cinta hanyalah merupakan sebuah drama kebodohan. Akhirnya kami akan saling menyakiti satu sama lain. lagi pula Taehyung telah memiliki wanita yang dicintainya. Tak adil rasanya jika Taehyung dan Jennie harus berakhir seperti ini "

" Unnie kau benar-benar bodoh !! " teriak Yeri kesal. Gadis itu bangkit dari duduknya dan mendekat kearah Irene dengan ekspresi marah

" lalu apakah semua itu akan adil bagi mu ? Irene unnie sudah mengorbankan banyak hal, tidakkah Unnie juga mengingikan sebuah kebahagian ? jangan terlalu memikirkan orang lain yang bahkan tak pernah sedikitpun memikirkan perasaan Unnie " Yoona dan Donghae tanpa sadar tersenyum mendengar penuturan Yeri. Baru kali ini putri kecil mereka bersuara sedewasa ini.

Dalam hati Irene berteriak membenarkan apa yang Yeri katakan. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ia benar-benar menginginkan sebuah keluarga kecil bahagia untuk anaknya kelak. Hidup dalam sebuah pernikahan indah bersama Taehyung yang merupakan sosok laki-laki yang dicintainya.

Namun Irene sadar bahwa apa yang dinginkannya itu hanya boleh berakhir dalam angannya saja. Ia harus menguburnya sebelum kecewa. Irene merasa takut, ia yakin tak akan sanggup bertahan jika harus kembali merasakan sakit dan perih secara bersamaan. Dan dengan hidup dalam sebuah pernikahan bersama Taehyung pastilah jelas jika dirinyalah pihak yang paling merasa sakit.

Taehyung tak akan mungkin bisa begitu mudahnya melupakan semua kesalahannya di masa lalu. Apa lagi sampai karena keberadaannya membuat pria itu kembali harus mengorbankan hubungan yang dirajutnya dengan penuh cinta dengan sang wanita pujaan hati.

" apa yang dikatakan Yeri merupakan kebenaran Irene. Lagi pula Taehyung pasti mau menikahi mu, bukan begitu Tae ? " tanya Yoona dengan penuh harapan menatap sang putra. Sorot matanya berbindar penuh permohonan.

Namun Taehyung seakan kelu, pria itu nyatanya hanya mampu diam tak menjawab pertanyaan sang ibu. ia malah menundukkan kepala mencoba mengalihkan tatapannya dari sang ibu juga Irene yang ikut menatapnya dengan sorot mata sayu yang harap-harap cemas, menyimpan banyak harapan.

Irene tersenyum pedih, apa yang ditakutkannya nyatanya terjadi. Dirinya kembali merasakan luka akan penolakan Taehyung. Pria itu tak akan pernah bisa memilih dirinya jika hatinya masih terlalu berat untuk Jennie. Irene harus kembali tahu diri.

" apa yang kuputuskan tidaklah bisa di ganggu gugat. Mau tak mau kalian berdua akan tetap menikah dalam waktu dekat " Donghae kembali berucap final. Ia tahu hanya dengan sekali lihat jika masalahnya berada pada sang putra. Dan seperti apa yang dikatakannya, tak akan pernah ia membiarkan keturunan dalam keluarganya terlahir dengan status sosial yang cacat.

Tak ingin kembali mendengar penolakandan membuat semuanya semakin kacau, Donghae bangkit dari duduknya. Ia pergimeninggalkan semua orang di tempat itu dengan pikiran mereka masing-masing.

Way Of LoveWhere stories live. Discover now