[4]Punishment

8.4K 626 5
                                    

Happy reading!
_________

Ruang rawat Laszlo sudah seperti ruang persidangan. Laszlo sendiri sudah pasrah akan apa yang terjadi nanti. Dirinya bagai anak kucing diantara singa-singa yang kelaparan.

"Jadi, Laszlo bisa jelaskan apa yang terjadi?"tanya daddy, sedangkan yang ditanya hanya diam menunduk.

"Kenapa diam?"

"Infus dilepas, keluar dari ruangan, lari dari pengawasan, sudah berani melanggar rupanya"

"Aku sudah sembuh dad"lirih Zlo.

"Yang dokter disini sapa hm"ucap Bright dingin.

"Pokoknya mulai detik ini dimanapun dan kapanpun kamu harus diawasi"kata Zaiden.

"Bukannya memang dari dulu aku selalu diawasi ya yah"ucap Zlo membuat semua yang ada di ruangan itu berusaha menahan tawa, kecuali Zaiden dan Laszlo tentunya.

"Pengawasanmu ditambah, tidak boleh selangkahpun keluar dari kamar ini, lalu akan ada 2 bodyguard untuk menjaga pintu dan yang lainnya menyebar. Setelah kamu sembuh pun dari yang tadinya hanya satu bodyguard sekarang jadi 4, kemapun kamu mau pergi harus dengan salah satu dari kami. Jika ada kerja kelompok lakukan di rumah, tidak ada bantahan. Tidak ada ponsel dalam 2 minggu"ucap Aldehid tak mau dibantah.

"Dad Zlo kan sudah besar, sudah kelas 3 SMA jad-"

"Kelas 3 SMA tapi tetap saja umur kamu masih 14 tahun seharusnya kamu itu masih SMP Ya Tuhan, apa mau daddy tambah-"

"Tidak jadi"jawab Zlo lesu.

'Sialan, kalau tau seperti ini aku pastinya akan langsung pergi tadi'

"Sini papa pasang infusnya lagi"

"Nggak mau, tanganku masih sakit"

"Tangan kanan saja kalau begitu"ucap Bright yang membuat Zlo menyembunyikan tangannya di belakang punggungnya. Karena Zlo yang keras kepala dan tidak mau menurut jadilah sekarang tangannya ditahan oleh Cio dan Finn badannya ditahan daddy kakinya oleh Aaron, ia udah seperti sapi yang akan disembelih.

"Arghhhh sakittt"teriak Zlo.

"Nah sudah"ucap Ferdion.

"Jangan dicopot lagi"Bright menambahkan.

"Hiks hiks lepas"

"Cup cup cup cup sayang jangan nangis"Hansel menenangkan.

"Huaaa mommy"

Sekarang Zlo sudah anteng dipelukan Gadara, setelah lelah berteriak dan menangis akhirnya Zlo tertidur.

Mentari pagi mulai menyingsing. Laszlo yang merasa silau pun membuka matanya. Perutnya terasa berat, ternyata ada dua makhluk di sebelah kanan kirinya, Gala dan Finn. Laszlo berusaha melepas pelukan mereka dan duduk. Sudah tau ranjangnya cuma untuk seorang, dasar kakak-kakak laknat. Ingin rasanya mendorong mereka agar terjun bebas ke lantai, tetapi melihat wajah lelah mereka, Laszlo jadi tidak tega.

Laszlo mengedarkan pandangan di meja kerja ada Kak Aaron. Mungkin sedang mengerjakan tugas, tugas kantor maksudnya.

"Kak Aaron tidak ke kantor?"

"Tidak"jawab Aaron singkat.

"Kenapa? seharusnya kan kakak sudah disana"

"Nanti kamu kabur lagi"mendengar jawaban Aaron Zlo jadi sebal ingin sekali menampol wajah kakaknya yang datar itu, tapi itu hanyalah angan belaka. Jika sudah marah, Aaron itu bagaikan naga yang bisa menyemburkan apinya kapanpun. Lebih baim ia menonton TV saja. Saat sedang mengganti-ganti channel untuk mencari tontonan yang pas dia melihat channel berita yang membahas siapa CEO LWZ Company.

LASZLO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang