BAB 44 Pilihan Yang Sulit

51 16 6
                                    

"Yena-ya, bogoshipoyo," kata Tae Hwan tanpa ragu-ragu. Choon Hee yang berada disamping Yena juga terkejut melihat ada seseorang yang memeluk Yena.

Yena berbisik ke arah Tae Hwan. "Tae Hwan oppa, kau sebaiknya pergi. Masih ada banyak orang di sini." Tae Hwan pun melepaskan pelukannya lalu menggandeng tangan Yena.

"Yena-ya, ayo ikut aku. Aku ingin bicara denganmu." Tae Hwan pun menarik tangan Yena untuk menjauh dari banyak orang.

"Hei, kalian mau ke mana. Jangan tinggalin aku." Choon Hee pun mengikuti Yena dan pria itu dengan tergesa-gesa.

Sekarang mereka bertiga berada di tempat yang cukup sepi. Tae Hwan pun melepaskan masker dan topinya. Yena yang tahu bahwa itu Tae Hwan tidak terkejut sama sekali saat dia menunjukkan wajahnya. Sedangkan Choon Hee, dia sangat terkejut saat tahu bahwa pria itu adalah Tae Hwan, ia bahkan mencubit pipinya sendiri merasa masih belum percaya.

"Tae Hwan oppa," teriak Choon Hee.

"Sstt." Tae Hwan menyuruh Choon Hee untuk diam. Lalu pandangannya beralih pada Yena.

"Yena-ya, kenapa kau tiba-tiba pergi? Tapi aku tak menyangka kau datang ke konser." Yena hanya terdiam, ia juga tidak tahu situasinya akan jadi seperti ini. Mata Tae Hwan tiba-tiba tertuju pada kertas yang di pegang Yena. Ia pun segera merebut kertas itu. "Apa ini?" Lalu Tae Hwan mencoba membaca tulisan pada sobekan kertas tersebut. "Tae Hwan oppa Saranghae?" Yena terkejut, dia baru menyadari kalau sobekan kertas tersebut hanya menyisakan tulisan Tae Hwan oppa saranghae. Tae Hwan tertawa pelan saat membaca tulisan tersebut.

"Apa kau sekarang menyukaiku? Atau kau sudah menjadi penggemarku."

"Hei, itu tidak seperti apa yang kau katakan."

"Aku akan menyimpan kertas ini."

"Jangan. Kembalikan kertas itu." Yena mencoba untuk merebut kertas itu dari tangan Tae Hwan. Namun, Tae Hwan menjauhkan kertas itu dari Yena dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Karena Tae Hwan yang terlalu tinggi, Yena tidak bisa menggapai tangan Tae Hwan. Ia bahkan sampai melompat berkali-kali.

"Tolong berikan padaku."

"Aku tidak mau."

"Tolong buang saja kertas itu, biarkan aku yang membuangnya."

"Memangnya apa salahnya jika aku menyimpannya? Bukannya ini kau sendiri yang menulis."

"Ah itu bukan aku yang menulis, itu yang menulis Choon...." Yena pun akhirnya menghadap ke arah Choon Hee, namun gadis itu malah hanya berdiri mematung dengan wajah yang kebingungan.

"Choon Hee-ya, kau kenapa?" Yena mencoba menyadarkan Choon Hee.

"Apa aku sedang bermimpi? Kenapa kalian bisa sangat akrab," tanya Choon Hee dengan ekpresi yang masih datar.

"Kalau begitu ayo kita pulang sekarang, aku akan menjelaskan semuanya padamu." Yena merangkul Choo Hee untuk segera meninggalkan tempat itu.

"Hei, apa kau akan pergi?" tanya Tae Hwan pada Yena yang berjalan menjauhinya.

"Iya," jawab Yena tanpa menoleh kerah Tae Hwan.

"Yena-ya, kau harus membalas pesanku," teriak Tae Hwan, namun Yena tidak mengatakan apa-apa lagi dan terus berjalan meninggalkan Tae Hwan.

♪♪♪♪

Yena dan Choon Hee saat ini berada di sebuah cafe. Choon Hee langsung menenggak habis minumanya begitu sampai di sana. Dan akhirnya kesadarannya mulai kembali, ia seperti tidak bermimpi lagi.

"Energiku akhirnya pulih kembali, aku merasa seperti kehilangan kesadaran tadi."

"Kau ini berlebihan sekali."

Sing for You [Hiatus]Where stories live. Discover now