BAB 57 Kamera Pengintai

46 11 2
                                    

Tae Hwan masih termenung di kamarnya dan memikirkan pesan teror tersebut. Pikirannya mengacu pada Han Wool, tapi waktu ia mendapatkan pesan teror, dia juga sedang bersama Han Wool.

"Tidak mungkin Han Wool yang melakukannya, tapi member 4Stars juga tidak mungkin melakukannya. Tapi lalu siapa lagi? Apa aku bisa mempercayai orang-orang disekitarku?" Tae Hwan mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.

Jung Soo tiba-tiba masuk ke kamar Tae Hwan dan duduk di kursi dengan menghadapkan wajahnya ke Tae Hwan.

"Ada apa?" tanya Tae Hwan.

"Tadi waktu di restoran kau tidak melanjutkan perkataanmu. Han Wool mengatakan apa?" tanya Jung Soo yang masih penasaran dengan kelanjutan perkatan Tae Hwan.

"Tidak bukan apa-apa. Aku hanya salah bicara saja," kata Tae Hwan membuat alasan.

Tiba-tiba pikiran Tae Hwan teringat perkataan Han Wool waktu itu.

"Sebenarnya, beberapa waktu lalu aku mendengar percakapan Jung Soo dengan direktur. Dan sepertinya ia ingin berkarir solo." Perkataan Han Wool waktu itu masih mengganjal di benaknya, sehingga ia mau mencoba menanyakan hal ini pada Jung Soo.

"Jung Soo-ya, apa kau pernah punya pemikiran untuk meninggalkan grup ini dan berkarir solo."

"Mwo? Kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?"

"Aku hanya ingin bertanya saja."

"Tentu saja aku mau terus bersama 4Stars sampai akhir. Aku tidak pernah punya niatan untuk berkarir solo."

"Oh begitu."

"Kalau kau bagaimana? Kita akan terus bersama dengan 4Stars sampai akhir kan?"

"Tentu saja."

Tae Hwan kembali termenung, perkataan Han Wool sangat bertentangan dengan perkataan Jung Soo.

'Han Wool-ah, Kenapa kau membohongiku?'

♪♪♪♪

Yena mengamati ke seluruh kamarnya, ia merasakan banyak kenangan yang dia lalui di rumah ini. Tapi memang sepertinya dia tidak bisa terus-terusan tinggal di rumah ini.

"Yena-ya, ada apa?" tanya Ae Ri yang melihat Yena terlihat sedih.

"Oh, eomonim (tante)," kata Yena saat mengetahui Ae Ri masuk ke kamarnya.

"Ada apa?" tanya Ae Ri sekali lagi.

"Sepertinya saya tidak bisa tinggal di rumah ini lagi."

"Kenapa?"

"Aku ingin kembali ke rumah asalku, bolehkan tante?" pinta Yena. Ae Ri sedikit sedih mendengar perminaan gadis itu. Namun, akhirnya Ae Ri menganggukkan kepalanya.

"Tapi kau juga harus sering berkunjung ke sini, pintu rumah ini akan terbuka lebar untukmu." Yena hanya mengangguk, lalu ia memeluk Ae Ri.

"Kamsahabnida (Terima kasih)."

Sore harinya, Yena mengemasi barang-barangnya karena besok ia akan pulang ke rumah. Lalu tiba-tiba ada panggilan video masuk dan tertera nama Tae Hwan di ponselnya.

"Ada apa?" tanya Yena.

"Aku merindukanmu, Yena-ya," jawab Tae Hwan dengan nada imut.

"Bukannya tadi kita baru saja bertemu."

"Tapi tetap saja, aku ingin selalu bersamamu."

"Kau ini. Berlebihan sekali."

"Aku jadi ingin pulang ke rumah, dan bertemu denganmu."

Sing for You [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang