BAB 23 Perasaan Aneh Apa Ini?

64 31 1
                                    

Jangan lupa untuk vote dan comment ya^□^

Yena mengedarkan pandangannya, tempat ini sudah dipenuhi dengan bunga yang sudah tersusun sangat indah. Yena juga sudah memakai gaun yang indah, tanpa ia sadari penampilannya saat ini begitu anggun dan cantik. Kemudian datanglah sesosok pria dengan penampilan yang keren dan dia sangat tampan seperti seorang pangeran.

"Jung Soo oppa," panggil Yena ketika mengetahui bahwa pria itu adalah Jung Soo, dan Jung Soo mengembangkan senyumannya yang dapat membuat siapa saja yang melihatnya terpesona dengannya. Tanpa berkata apa-apa Jung Soo mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Itu adalah sebuah cincin yang indah.

"Hyun Ji-ya. Will you marry me?" Yena terkejut sekaligus bahagia mendengar pertanyaan Jung Soo. Yena merasa sangat bahagia dengan apa yang dilakukan Jung Soo, ia tidak menyangka bahwa Jung Soo melamarnya dengan sangat romantis.

"Iya, aku mau," jawab Yena tanpa pikir panjang. Kemudian Jung Soo memasangkan cincin itu di jari manis milik Yena. Setelah itu ia mendekatkan wajahnya kearah Yena seperti hendak menciumnya. Namun...

BRUKK!!

"Aaakhh." Yena terjatuh dari ranjangnya, dia barusan sadar bahwa semuanya hanya mimpi.

"Ternyata ini hanya mimpi. Padahal aku sudah senang sekali."

Yena menoleh kearah jam. "GAWATT. Aku kesiangan." Yena langsung berlari ke kamar mandi, namun ternyata didalam kamar mandi ada orang.

"Siapa di dalam?" teriak Yena sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

"Eomma," jawab Ae Ri dari dalam kamar mandi.

"Apakah masih lama?"

"Mungkin." Tanpa pikir panjang, Yena langsung berlari ke kamar mandi bawah sembari membawa perlengkapan mandi. Ternyata Tae Hwan juga sedang berjalan menuju kamar mandi, mereka pun akhirnya berebut kamar mandi.

"Ternyata juga ada orang di dalam, pasti Appa," kesal Yena saat tahu ada orang di dalam kamar mandi.

"Hei, kenapa kau mandi disini? Seharusnya kau mandi di kamar mandi atas."

"Kamar mandi atas dipakai eomma. Aku sedang terburu-buru. Appa buruan, jangan lama-lama." Yena menggedor pintu kamar mandi.

"Enak saja, aku juga terburu-buru. Habis appa aku dulu."

"Oppa aku mohon, habis appa aku dulu ya."

"Tidak bisa." Yena sudah pasrah, dia memang harus mengalah pada oppanya itu, salahnya sendiri kenapa harus bangun kesiangan segala.

Ae Ri turun dari lantai atas, dan sepertinya eommanya itu sudah selesai menggunakan kamar mandi. Yena pun langsung lari ke lantai atas. Tae Hwan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Yena.

Ayah Tae Hwan juga keluar dari kamar mandi, saat pintu kamar mandi terbuka Tae Hwan langsung menutup hidungnya, ada bau yang tidak sedap keluar dari kamar mandi.

"Kamu tidak jadi mandi?" tanya ayah Tae Hwan yang melihat putranya itu masih berdiri mematung.

"Nanti sajalah." Tae Hwan akhirnya mengurungkan niatnya untuk mandi, dan berjalan menuju kamarnya dengan kesal. “Seharusnya aku membangun empat kamar mandi.”

Setelah selesai mandi, Yena memilih pakaian yang cocok dikenakannya untuk hari ini. Yena bergonta-ganti pakaian selama beberapa kali, ia bingung harus memakai baju yang mana.

Selang beberapa menit, akhirnya Yena memutuskan untuk memakai gaun dengan panjang selutut yang berwarna biru muda. Setelah itu ia merias dirinya dengan riasan yang natural. Sekarang Yena sudah tampak cantik dan manis.

Ponsel Yena bergetar singkat menandakan ada sebuah pesan masuk.

Choi Jung Soo : Aku sudah sampai di depan rumahmu.

Yena melihat keluar jendela kamarnya dan melihat Jung Soo sedang berdiri di samping mobil mewahnya. Yena tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya dan ia terus tersenyum.

Yena turun dari lantai atas, namun disambut oleh Tae Hwan yang duduk di sofa.
"Mau kemana kau? Rapi amat." tanya Tae Hwan ketika melihat penampilan gadis itu yang tampak sangat cantik. Dia memang cantik tapi hari ini dia terlihat lebih cantik, Tae Hwan pun sampai terpana melihatnya. Namun dia berpura-pura untuk bersikap biasa saja.

"Aku mau pergi jalan-jalan," jawab Yena santai.

"Apa kau mau pergi berkencan?" Yena tersenyum mendengar pertanyaan Tae Hwan.

"Itu bukan urusanmu. Aku pergi dulu ya." Yena bergegas keluar untuk menemui Jung Soo.

Tae Hwan melihat keluar jendela, dan melihat Jung Soo bersama dengan Yena. "Jadi, dia berkencan dengan Jung Soo. Pantas saja sikap mereka berdua menjadi aneh belakangan ini."

Jung Soo terpesona melihat Yena, sehingga membuat Jung Soo melamun. "Jung Soo-ssi, Jung Soo-ssi," panggil Yena membuyarkan lamunan Jung Soo.

"Ada apa? Kenapa kau melihatku seperti itu? Apa aku terlihat aneh?"

"Tidak, kau terlihat cantik." Jung Soo berkata dengan jujur.

"Benarkah?" Yena jadi malu sendiri mendengar pernyataan Jung Soo, dan membuat wajahnya memerah.

"Kalau begitu ayo berangkat." Jung Soo membukakan pintu mobilnya untuk Yena. Mereka pun segera berangkat.

****


Hari ini Tae Hwan ada jadwal rekaman solo, dan hari ini dia berangkat lebih awal. Di agensinya ia berpapasan dengan Han Wool.

"Tae Hwan. Kau sedang disini."

"Aku ada rekaman hari ini, tapi masih sekitar satu jam lagi. Kau ada urusan disini?"

"Iya, sudah selesai kok. Ngobrol sebentar yuk. Udah lama kita nggak ngobrol."

"Baiklah."

Tae Hwan dan Han Wool duduk berhadapan di kantin  agensi mereka. Mereka memesan dua cappuccino dingin untuk menemaninya mengobrol.

"Gadis yang ada dirumahmu itu masih tinggal dirumahmu?" tanya Han Wool yang memulai membuka percakapan. Tae Hwan sudah menceritakan gadis itu beberapa waktu lalu kepada Han Wool.

"Iya, dia masih belum mengingat apa-apa."

"Apa kau tidak mencoba untuk mencari tahu identitasnya? Siapa tahu dia masih punya keluarga."

"Benar juga, aku belum pernah memikirkan hal itu. Tapi bagaimana dengan ibuku? Ibuku sangat senang ketika gadis itu berada disisinya." Han Wool hanya terdiam, dia merasa kasihan dengan keluarga Tae Hwan, sejak kematian Hyun Ji, mereka masih merasa terpukul, tapi sejak kedatangan gadis itu mereka merasa lebih tenang dan mulai melupakan kematian Hyun Ji.

"Tapi, bagaimana jika suatu saat dia mengingat semuanya? Dia bakal tahu kalau kalian bukan keluarganya." Pertanyaan Han Wool barusan membuat Tae Hwan berpikir keras, dia juga tidak terpikirkan tentang hal itu. 'Jika dia sudah mengingat siapa dirinya, apakah dia akan merasa sedih dan meninggalkan aku dan eomma,' batin Tae Hwan.

"Jika hal itu terjadi, mungkin kau juga akan merasa kehilangan dia. Walaupun dia bukan adik kandungmu, tapi aku yakin kau sudah menganggapnya sebagai adikmu." Tae Hwan hanya terdiam mendengar perkataan Han Wool barusan.  “Dan jika gadis itu sudah mengingat semuanya, kau juga tidak bisa menahannya untuk terus tinggal di rumahmu. Karena aku yakin dia pasti masih memiliki keluarga.”

“Jika gadis itu sudah ingat tentang siapa dirinya, maka aku dan eomma harus merelakan dia pergi.”

'Tapi kenapa perasaanku menjadi aneh? Perasaanku mengatakan bahwa aku tidak bisa merelakan gadis itu pergi. Apa aku memang sudah menganggapnya sebagai adikku?'

Hai selamat pagi!! Bagaimana dengan ceritanya? Jika kalian suka jangan lupa letakkan di perpustakaan kalian ya gara tidak ketinggalan info update nya^^

Kunjungi Ig: stellaluna_novel untuk melihat karakter dari novel ini.

Sampai jumpa hari Rabu~

Sing for You [Hiatus]Where stories live. Discover now