BAB 71 Takut Kehilangan Seseorang

10 2 0
                                    

Sejak Yena dipersilakan duduk, Yena hanya diam saja. Sedangkan Tae Hwan sedang pergi ke agensi karena ada urusan mendesak.

"Ada apa Yena-ya? Kamu sepertinya ada masalah," tanya Ae Ri terlihat khawatir melihat Yena yang tidak seceria biasanya.

"Ah tidak apa-apa tante, hanya ada yang sedang kupikirkan." Yena kembali menundukkan kepalanya.

"Apa kamu sedang bertengkar dengan Tae Hwan? Awas saja kalau anak itu membuatmu sedih."

"Bukan begitu tante." Yena menggenggam erat cangkir yang berisi teh panas itu. Ae Ri bisa membaca raut wajah Yena yang terlihat sedih.

"Kalau ada masalah bisa ceritakan pada tante ya, tante akan selalu membantumu." Yena terharu ketika mendengar Ae Ri mengatakan itu dengan sangat tulus, Ae Ri sudah seperti ibu kandungnya saja.

"Aku bertemu dengan ayahku tadi." Yena akhirnya angkat bicara, terasa sangat berat bila ia memendamnya sendirian. Dan akhirnya ia memutuskan untuk berbagi masalah dengan Ae Ri.

Ae Ri terdiam sesaat ketika mendengar perkataan Yena. Ia tahu hidup Yena sebelum bertemu dengannya itu sangat sulit dan ayahnya juga tidak memedulikannya. Ia langsung meraih tangan Yena dan menggenggamnya erat. "Kamu baik-baik saja kan Yena?" Yena menatap Ae Ri, Ae Ri menunggu jawaban dari Yena yang masih bergeming.

Namun tiba-tiba mata Yena mulai berkaca-kaca, bulir bening mulai menetes dan membasahi pipi Yena. Akhirnya Yena meluapkan rasa sakit yang telah dideritanya selama ini dengan menangis, ia sudah tidak bisa menahannya lagi. Ae Ri langsung memeluk Yena, ia menepuk-nepuk punggung Yena dengan pelan.

"Tidak apa-apa menangislah, itu akan membantumu mengurangi rasa sakitmu." Hati Ae Ri ikut merasakan sakit saat melihat Yena menangis dengan tersedu-sedu, ia tidak pernah melihatnya menangis seperti itu, selama ini Yena selalu menyembunyikan rasa sakitnya dan memendamnya sendiri.

♪♪♪♪

Yena duduk di bangku taman belakang rumah Tae Hwan, ia berniat menenangkan pikirannya yang sempat kacau karena masalah ayahnya. Setelah ia menangis tersedu-sedu tadi Ae Ri tidak mengatakan apa pun dan membiarkannya untuk sendiri. Yena menatap langit malam yang kosong tidak ada bintang sama sekali di langit malam ini.

Yena mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya, ia menoleh dan mendapati Tae Hwan sudah berdiri di depannya. Tae Hwan beralih duduk di sebelah Yena. Ia ikut mendongak ke atas memandang langit.

"Yena-ya, maafkan oppa." Yena langsung menoleh ke arah Tae Hwan, ia tidak mengerti Tae Hwan yang meminta maaf karena alasan apa. Tae Hwan kembali melanjutkan kata-katanya. "Maafkan oppa, karena oppa kamu jadi bertemu dengan ayahmu."

Yena akhirnya mengerti, Tae Hwan meminta maaf karena masalah tadi siang. Sebenarnya ia juga tidak begitu menyalahkan Tae Hwan, karena ia juga tidak tahu cerita yang sebenarnya. Walaupun begitu Yena terdiam, ia tidak tahu harus berkata apa.

"Yena-ya?" Tae Hwan kembali memanggil Yena karena tak kunjung mendapat jawaban dari Yena.

"A-aku sebenarnya tidak begitu menyalahkan oppa." Yena tiba-tiba berdiri. "Aku lelah, aku mau istirahat dulu." Yena berjalan meninggalkan Tae Hwan yang masih duduk di bangku dengan pikiran yang sudah kacau. Sepertinya aku melakukan hal yang salah. Tae Hwan mengacak-acak rambutnya merasa frustasi.

Yena membaringkan tubuhnya di kasur sambil menyelimuti dirinya sampai setengah badan. Ia kembali membayangkan kejadian yang dulu, waktu ibunya meninggal. Yang pasti itu karena ayahnya datang terlambat sehingga tragedi itu terjadi. Namun entah mengapa melihat pesan yang dikirim ayahnya waktu itu, perasaan kebencian yang tertanam di hatinya sedikit memudar, entah kenapa ia jadi merindukan saat mereka sekeluarga hidup bersama, tidak seperti sekarang yang hanya saling membenci dan tak acuh satu sama lain.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 05, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sing for You [Hiatus]Where stories live. Discover now