BAB 13 Kesalahan

89 43 12
                                    

'Gadis itu kan yang waktu itu di restoran. Bagaimana mungkin?'

Tae Hwan tidak menyangka bahwa gadis itu benar-benar datang kesini. Dia langsung menarik tangan Yena dan membawanya menjauh dari teman-temannya. Mereka menatap kepergian Tae Hwan dengan bingung.

Dae Ho sudah sangat penasaran ingin menanyakan siapa gadis itu. "Nuguji? (Siapa dia?) Kenapa dia menyebut dirinya Hyun Ji?" tanya Dae Ho yang sedari tadi tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Gadis itu, kenapa bisa kesini?" Jung Soo masih sangat terkejut dengan kedatangan gadis yang mengaku dirinya sebagai Hyun Ji, padahal dia juga pernah bertemu dengannya beberapa pekan lalu.

"Aku akan menjelaskannya kepada kalian," ucap Manager Ahn.

"Manager Ahn, sudah tahu tentangnya?" tanya Dae Ho terkejut, manager Ahn hanya mengangguk.

"Ibu Tae Hwan telah menabrak gadis itu hingga mengalami amnesia. Lalu dia membawanya pulang, tapi dia menganggap gadis itu sebagai Hyun Ji."

"Mwo? (Apa?) Benarkah begitu." Ji Hoon yang sedari tadi diam terkejut mendengar penjelasan manager Ahn.

“Mungkin dia belum bisa melupakan kepergian Hyun Ji. Awalnya aku juga terkejut mendengar cerita dari Ae Ri. Tapi aku juga kasihan kepadanya.” Tiga orang itu mendengarkan penjelasan Manager Ahn dengan seksama.

"Wah, benar-benar seperti di drama," kata Dae Ho.

"Memang ini keliatan gila. Tapi tolong kita bantu nyonya Ae Ri. Kalian tidak boleh membocorkan hal ini ke publik. Dan gadis itu tidak boleh tahu kalau dia bukanlah Hyun Ji. Kalian mengerti?"

"Ah, benar-benar tidak masuk akal." Dae Ho masih belum bisa memahami kenyataan.

"Dae Ho, jaga mulutmu dan jangan membocorkannya," ancam manager Ahn.

"Ne, ne (iya, iya)," jawab Dae Ho dengan  nada terpaksa, kemudian mukanya kembali datar.

♪♪♪♪

Tae Hwan masih menarik tangan Yena hingga menjauh dari teman-temannya. Yena mencoba melepaskan tangannya dari cekalan tangan Tae Hwan, hingga akhirnya Tae Hwan mengendurkan cekalannya membuat Yena terbebas dari Tae Hwan.

"Oppa kenapa sih!?" Yena berseru protes kepada Tae Hwan.

"Kenapa kamu kesini? bukannya aku sudah melarangmu kesini," bentak Tae Hwan membuat Yena sedikit kaget dengan sikap kakaknya itu.

"Kenapa oppa melarangku? Manager Ahn saja membolehkanku datang kesini, kenapa oppa tidak?" Yena mulai meninggikan suaranya.

"Itu..." Tae Hwan tidak bisa menjelaskan kenyataan yang sebenarnya. Ia bingung harus berkata apa.

"Apa oppa tidak suka jika aku datang kesini? Apa oppa malu?" Mata Yena sudah berkaca-kaca. Ia tidak bisa menahan emosinya.

"Bukan begitu Hyun Ji-ya."

"OPPA KETERLALUAN!" Yena langsung memotong perkataan Tae Hwan lalu membalikkan badannya dan pergi. Air matanya sudah tidak bisa lagi dibendungnya, sehingga dibiarkan mengalir di pipinya.

"Hyun Ji-ya, Hyun Ji-ya," teriak Tae Hwan. Orang yang dipanggilnya tidak menoleh sedikit pun ke arah Tae Hwan. Tae Hwan merasa frustasi sambil mengacak rambutnya dengan kesal.

Yena melewati rekan Tae Hwan yang sedang berkumpul dengan air mata yang masih mengalir. Semua melihatnya dengan tatapan heran. Jung Soo yang juga melihat gadis itu menangis, langsung menghampiri gadis itu.

"Hyun Ji, kenapa menangis?" Jung Soo menatap Yena dengan khawatir. Yena melihat Jung Soo sekilas lalu pergi begitu saja tanpa memedulikan pertanyaan Jung Soo. Jung Soo hanya menatap kepergiannya.

Tae Hwan muncul dari balik tembok dengan wajah gelisah.

"Apa kau membuat gadis itu menangis?" tanya Jung Soo ketika Tae Hwan sampai di depannya.

"Ah, dia benar-benar marah ya. Apa yang harus kulakukan. Bagaimana ini?"

"Ya kejar dialah, dan minta maaf padanya," jawab Jung Soo dengan tegas.

"Tae Hwan, apa si sebenarnya yang telah kau lakukan padanya?" tanya Ji Hoon.

"Aku hanya sedikit membentaknya, tapi aku tidak bermaksud begitu."

"Apa? Ya jelas lah dia marah. Dia udah datang kesini malah kamu bentak," kata Ji Hoon.

"Aku hanya mengira jika dia datang kesini maka akan memperburuk keadaan."

"Aku tahu perasaanmu, kami tidak akan membocorkannya kalau dia bukan Hyun Ji. Kamu tenang saja," kata Ji Hoon.

"Yah tapi dia sudah terlanjur pergi, dia jadi tidak jadi memberikan makanan kepada kita. Dia membawa kembali makanannya." Dae Ho mendesah, Ji Hoon yang di sebelahnya langsung menoyor kepala Dae Ho. Bisa-bisanya ia masih memikirkan makanan saat situasi sedang seperti ini. Dae Ho menggeram kesal.

Tanpa pikir panjang, Tae Hwan mengambil jaket dan kunci mobilnya.  "Aku akan pulang, dan minta maaf kepadanya."

♪♪♪♪

Ketika keluar dari asrama, Yena langsung naik taksi. Dia masih saja tidak bisa membendung air matanya. Bagaimana dia tidak menangis, padahal dia sudah datang dan membawakan makanan untuk kakaknya namun malah dibentak oleh kakaknya sendiri, dia bahkan tidak menyambut kedatangannya ke asrama. Yena merasa kecewa dengan Tae Hwan.

Sopir taksi yang melihat Yena yang masih menangis merasa iba, sopir itu terus mengamati Yena dari kaca mobil.

"Nona kenapa menangis?" Yena hanya diam saja, tidak menjawab pertanyaan dari sopir taksi itu.

'Kenapa aku terus saja menangis? Memalukan sekali. Eomma juga tidak boleh tahu kalau aku menangis.'

"Pak, tolong berhenti di depan situ!"

"Baiklah."

Yena  masuk kedalam rumahnya, ia meletakkan makanan yang sempat dibawanya di meja makan namun ketika hendak menuju kamarnya, Ae Ri memanggil namanya. Namun ia tidak menjawab serta tidak menoleh ke arah ibunya itu.

"Ini kenapa makanannya dibawa pulang lagi? Hyun Ji apa ada masalah?" Yena tidak menjawab pertanyaan Ae Ri namun malah berkata lain.

"Eomma aku lelah, aku mau ke kamarku dulu," kata Yena tanpa menoleh sedikitpun ke arah Ae Ri. Ia lalu pergi ke kamarnya. 'Ada apa dengan anak itu?'

Selang beberapa menit, Tae Hwan masuk ke rumah dengan tergesa-gesa. "Tae Hwan, kok kamu pulang?" Tae Hwan tidak menjawab malah balik bertanya.

"Dimana Hyun Ji?" Tae Hwan mengedarkan pandangannya.

"Dia ada di kamarnya, ada apa sebenarnya?" Tanpa menjawab pertanyaan ibunya Tae Hwan langsung berlari menuju kamar Hyun Ji. Tae Hwan mengetuk pintu tapi tak ada respon yang didengarnya.

"Hyun Ji, tolong buka pintunya. Ini Oppa." Yena masih meringkuk di kasurnya, dan masih tidak bergerak dari tempatnya. Dia mendengar Tae Hwan mengetuk pintu, namun ia tidak tahu apakah harus membukakannya atau tidak.

"Hyun Ji, Oppa minta maaf. Tolong maafkan Oppa. Oppa tidak akan melarangmu lagi datang ke asrama. Oppa tidak akan memarahimu lagi." Namun Yena masih tidak bergerak dari tempatnya. Yena sebenarnya tidak marah dengan Oppanya. Ia hanya sedikit takut dan kecewa. Namun akhirnya Yena memutuskan untuk membukakan pintu.

"Oppa, Hyun Ji memafkanmu. Hyun Ji tidak pernah marah kok sama Oppa. Tapi Oppa harus janji tidak akan membentak Hyun Ji lagi, Hyun Ji takut."

"Oppa janji, tidak akan memarahimu lagi." Tae Hwan lalu memeluk gadis itu.

Jangan lupa untuk vote dan comment cerita ini ya, dan juga follow akun wattpad kami.

Kunjungi Ig : stellaluna_novel untuk melihat karakter dari novel Sing for You.

See you~

Sing for You [Hiatus]Where stories live. Discover now