SENIOR : NINETEEN

76 5 1
                                    

"Kim!" seseorang meneriakkan nama Kim sehingga membuatnya mencari arah suara itu.

"Fikran lagi, pasti dia mau deketin Kim lagi. Masa kita biarin aja sih Aul? Nanti kalau Kim dimainin sama dia doang gimana?" Aulie tampak berpikir.

Kim berjalan mendatangi sumber suara yang memanggilnya.

"Iya Fik?"

Fikran tersenyum, "Kenapa belum balik?"

"Belum mau aja"

"Mereka berdua juga belum?"

Kim mengangguk.
"Kita lagi ngebicarain hal biasa dalam sahabatan jadi belum mau balik"

"Belum mau balik karena itu atau mantengin kakak kelas lagi main basket?" Kim menggeleng.

"Enggak kok, gue emang lagi asik sama mereka berdua bukan mantengin kakel" Fikran tertawa.

"Gue becanda doang. Yauda balik sama gue yuk?" Kim tampak kebingungan. Beberapa menit yang lalu Feran menyuruhnya menunggu.

"Gue gak bisa. Maaf ya" ucap Kim menolak tawaran Fikran.

"Tapi kenapa?"

"Karena Kim balik bareng kita. Lo juga kenapa sih ganggu Kim terus? Suka sama Kim?" pertanyaan Diva langsung menuju pada tujuan sebenarnya tanpa disaring lagi.

Fikran terdiam.
"Mending lo pergi dari sini Fikran, jangan sampe gue mencaci maki elu sama kek Diva maki elu"

Fikran pun pergi dengan tatapan sendunya. Sebenarnya ceritanya seperti ini, Kim memang pernah menyukai Fikran. Dari masa-masa MPLS, bahkan sepertinya Fikran menyadari itu, namun Fikran sok jual mahal. Setelah sekarang Kim tidak menyukainya dan malah berdekatan dengan kakak kelas, Fikran kembali berambisi untuk mendekati Kim. Namun perasaan Kim pada Fikran bukan lain hanyalah sebatas teman Sekolah.

Back to topic

Mereka bertiga pun kembali ke tempat duduk bersamaan dengan selesainya permainan para kakak kelas di lapangan.

Devan asik mengobrol dengan yang lainnya sedangkan Feran langsung meninggalkan lapangan dan mendatangi Kim.

Diva dan Aulie langsung berlari pergi ke tempat duduk yang lain dan membiarkan Kim duduk sendiri. Bahkan jantung Kim berdetak lebih cepat padahal Feran belum sampai ditempatanya.

Feran meletakkan punggung tangannya di dahi Kim dan membuat Kim pelanga pelongo kebingungan karena tidak paham dengan maksud Feran.

"Lebih dingin daripada yang tadi, ada kemajuan" Feran mengusap pelan pipi Kim, dan memperhatikan bibir Kim yang tidak terlalu pucat daripada yang tadi.

"Kepalanya maaih pusing?" Kim menggeleng.

"Mau balik sama gue atau sama sahabat lo?" Kim menggeleng.

"Enggak tau kak, Kim belum tanya" Feran tersenyum tipis.

"Coba tanya dulu" Kim mengangguk.

"Kapan gue gitu" gumam Aulie disamping Diva.

"Mau digituin juga?" suara cowok yang tiba-tiba nyaring ditelinga Aulie membuat Aulie terdiam mematung.

Aulie menoleh ke kiri dan melihat Alan dari jarak yang sangat dekat.

"KAK ALAN?!" teriak Aulie dengan sangat keras membuat Alan terpaksa harus menutup telinganya.

"Dek, telinga gue bisa budeg lama-lama kalau lo teriakin terus" Aulie menunduk malu.

"Maaf kak, gak se-ngaja" Alan tertawa.

"Kok lucu banget sih?"

"Siapa kak?"

"Kang siomay"

"Kang siomaynya lucu?" tanya Aulie dengan wajah polosnya.

"Hahahahahaha" tawa Alan pun pecah karena mendengar jawaban Aulie yang begitu penuh dengan kepolosan dan keluguan.

"Kok gue gelay yak liat mereka?" ucap Diva berbicara sendiri karena ia sudah pergi menjauh dari tempat Aulie berada.

"Mungkin karena lo jomblo jadi gak ngerasa seneng" Diva terkejut dan spontan menoleh ke arah yang berlawanan. Hidung Diva dan Devan bersentuhan sebentar saking dekatnya wajah mereka.

Dug dug dug

Jantung, dimohon kerjasamanya, gerutu Diva dalam hatinya setelah berdekatan dengan Devan sedekat ini.

"Diva!"

"Ah iya!" Diva terkejut dan langsung melihat orang yang memanggilnya.

"Ke-kenapa?" tanya Diva dengan gagap.

"Lo pulang sama siapa?" tanya Kim dengan menaikkan satu alisnya.

"Sama gue, dek. Gue pinjam sahabatnya gak papa kan?" Kim tersenyum.

"Sahabat lo juga gue pinjem, Diva" Feran tiba-tiba muncul dan membawa pergi Kim.

"Diva, Kim balik duluan"

"Iya-iya ha-hati hat-i" teriak Diva dengan gagap.

"Kok lu gagap sih ngomongnya?"

"Ah gapapa" Diva berdiri dan meninggalkan Devan di tempat duduknya tadi.

"Argh gemas banget" gumam Devan.

Semua orang sudah meninggalkan lapangan sedangkan Aulie masih menetap di tempatnya dengan Alan.

"Dek?"

"Iya kak?"

"Kita gamau balik juga?"

"Mau"

"Terus kenapa masih diem?"

"Kakak juga masih diem"

"Ya kan dek, maksud gue lu gerak duluan"

"Em, yauda ayok pulang" Aulie berdiri dan berlari meninggalkan Alan.

"Gua ditinggal parah" keluh Alan mengejar Aulie.




Langsung dua part nihh

Gimana gimana?

Suka gakk??

Tetep pantengin ya

Mohon dukungannya

Author butuh vote dan komen kalian

Tengkyuu

Salam Author, Milrezty



SENIORWhere stories live. Discover now