SENIOR : TWO

485 12 3
                                    

"Kakak ngapain?" tanya Diva mengamati seseorang yang berdiri didepannya sekarang.

"Gue mau ngapain lagi disini?" tanya orang itu denga wajah datarnya.

"Baca buku ya?" ucap Diva sambil nyengir.

Diva tidak menggubris keberadaan orang itu. Sebenarnya, orang itu adalah kak Feran. Kapten tim basket Sma Alvaren yang juga merupakan senior di taekwondo, ekskul Diva setelah berorganisasi di Osis nantinya.

Diva berniat mengambil buku yang berada di susunan paling atas. Otomatis, Diva tidak bisa menggapainya karena tinggi badan yang tidak sampai. Dia berusaha terus menerus untuk mengambil buku itu tapi tetap saja hasilnya nihil.

Diva melihat Feran yang sedang sibuk membaca buku yang sama sejak pertama Diva masuk kedalam perpustakaan itu.

"Dasar gak peka", gerutu Diva dapam hatinya setelah melihat Feran tidak melihatnya sekali saja.

Saat Diva hendak mengambil buku itu, tangannya dipukul oleh seseorang. Ia menoleh ke samping dan mendapati Feran yang memandangnya datar.

"Tau juga pendek, gak usah maksa. Minta tolong kek" ucap Feran dengan nada dingin plus wajah datarnya.

Diva menunduk karena merasa sangat malu dibilangi pendek. Tapi memang dari sononya ia memang pendek🤣

Feran memberikan buku itu untuk Diva lalu pergi tanpa pamit pada Diva sekalipun Diva ingin berterima kasih, Feran sudah pergi entah kemana.

Diva membuka buku itu dan mulai membacanya dari satu halaman ke halaman selanjutnya.

***

"Kim" panggil Aulie pada Kim yang sedang sibuk memainkan ponselnya sambil menunggu pesanan mereka datang.

"Apa?" tanya Kim tanpa memalingkan wajahnya.

"Doi lo"

"Apa?" Kim yang tidak percaya pun melihat ke sekeliling dan menemukan sosok yang menatapnya sejak tadi tanpa berpaling ke arah lain.

Kim bertatapan dengan gebetannya kelas 12 yang juga merupakan senior Osis dan Pramukanya. Setelah beberapa lama bertatapan, Kim memutuskan duluan kontak mata itu. Lalu ia beralih berbincang-bincang dengan Aulie.

"Aul, gue gak suka sama dia. Dia memang dekat sama gue. Tapi gue gak suka" ucap Kim pada Aulie. Biasa ya guys, curhat.

"Jauhin aja. Kalau memang lo gak suka sama dia, lo jangan kasih dia harapan. Gampang kan?" ucap Aulie dengan bijaknya.

"Gampang. Makasih Aul" ucap Kim sambil tersenyum.

"Woy!" Diva datang dan memukul meja membuat Aul dan Kim terkejut. Bukan hanya mereka berdua saja, tapi semua penghuni kantin menatap meja dimana mereka duduk karena terkejut dengan apa yang dilakukan Diva.

"Diva, lo bikin gue kaget aa" ucap Aulie sambil mengelus-elus dadanya.

"Div, jangan ulangi!" ketus Kim yang juga marah pada Diva.

"Hehe" ucap Diva sambil nyengir.
"Lagian, kalian ninggalin gue" keluhnya.

"Lah, daritadi kita perginya. Masa lo baru nyadar sekarang sih?" tanya Aulie.

"Gue tadi ke perpus" Diva menunjukkan deretan gigi putihnya.

"Nah kan, berarti lo udah tau kita ke kantin tapi lo malas nyusulin" ucap Kim.

"Iya iya deh, gue ngaku. Gue tadi ke perpus, mau baca buku eh ada kak Feran, kak Ferannya ambilin gue itu buku dan gue baca. Gak lama gue baca, gue kesini ksrena gue sendirian di perpus gak ada teman" ucap Diva panjang lebar.

Aulie dan Kim melototkan mata mereka mendengar penjelasan Diva. Ternyata, sejak tadi Diva tidak ke kantin karena membaca buku plus melihat doinya, kak Feran.

"Ada kak Aran gak?" tanya Aulie tiba-tiba sambil tersenyum penuh harap.

"Enggak" jawab Diva singkat. Aulie seketika menjadi murung setelah mendengar bahwa tidak ada Aran bersama Feran di perpus.

"Kalau Fikran ada gak?" tanya Kim lagi.

"Inget Kim, lo punya gebetan" ucap Diva menepuk dahi Kim.

"Enggak ah"
"Gue gak suka sama dia" jujur Kim.

"Astaga Kim, gue kira lo bahagia sama dia" ucap Diva.

"Yaudah ah, daritadi berantem, cacing dalam perut gue udah dangdutan" ucap Aulie mengelus-elus perutnya.

"Iya Aul iya"

Salam Author, Milrezty

SENIORWhere stories live. Discover now