SENIOR : THIRTEEN

249 9 2
                                    

Kim keluar dari apartemennya tepat pukul 6 pagi. Kim sudah siap dengan seragam Sekolahnya dan lengkap dengan atribut upacara mengingat hari ini adalah hari paling dibencinya, Senin.

Kim sudah berusaha untuk tidak terlihat lemas namun tetap saja, keadaannya sangat memprihatinkan. Wajah yang pucat dan berkeringat dingin, bibir yang kering dan pucat, sangat menunjukkan bahwa Kim sedang tidak sehat.

Saat Kim baru saja ingin mengunci apartemennya, Kim merasa kakinya sangat lemas dan hampir saja Kim terjatuh. Untungnya, sekali lagi, tetangga Kim yaitu Feran, menangkap tubuh Kim sesaat setelah ia keluar dari apartemennya.

Feran sangat panik dan cemas melihat wajah Kim yang sangat pucat. Tidak memungkinkan jika Kim harus berangkat Sekolah.

Kim berdiri setelah tubuhnya ditangkap oleh Feran. Kim kembali mengunyah satu pil pereda nyeri pada tubuhnya untuk mencegah turunnya daya tahan tubuh dan parahnya nyeri yang dirasakan Kim.

Kim menormalkan keadaannya lalu mengunci apartemennya. Feran merasa sedikit cemas melihat Kim yang tetap bersikeras ke Sekolah dengan keadaan seperti itu.

"Lo yakin gapapa?" tanya Feran sambil memandangi Kim. Kim mengangguk sambil tersenyum.

"Gapapa kok, kak. Kaka duluan Aja berangkatnya" ucap Kim pada Feran.

"Kita bareng aja" ucap Feran. Feran seketika menarik lengan Kim dengan lembut dan Kim hanya pasrah dilerlakukan Feran seperti itu. Feran menyita kunci mobil Kim dan berangkat bersama Kim menggunakan mobilnya.

Selama perjalanan Kim hanya diam dan begitu juga si sopir, Feran. Mereka berdua tidak ada niatan untuk memulai pembicaraan.

"Lo sakit apa? Kok kayak pucet banget" tanya Feran sambil tetal fokus berkendara.

Kim tersenyum sambil melihat pemandangan luar dari kaca jendela, "Cuma demam aja semalam. Makanya pucat plus lemas" Feran hanya ber-oh mendengar pernyataan Kim. Padahal sebenarnya, Feran tidak tau kenyataan bahwa Kim mengidap kanker hati yang semakin parah.

"Lo jangan turun dari mobil sekalipun kita udah nyampe. Lo bareng gue kekelas. Gue yang bakalan nganterin elo" ucapan Feran membuat Kim tersentuh. Di satu sisi Kim bahagia, tapi disisi lain Kim merasa sedih karena dirinya diperlakukan layaknya pasien dengan sakit yang parah.

Kim hanya diam tanpa berkata apa-apa atas pernyataan Feran.

Skip.

"Diva, kita mau nungguin Kim sampe kapan?" keluh Aulie setelah 30 menit lamanya ia dan Diva menunggu kedatangan Kim.

"Kim pasti Sekolah. Gue yakin" tak lama, mobil Feran memasuki parkiran Sekolah dan keluarlah Kim dari dalam mobil Feran. Pemandangan itu membuat semua orang terkejut tak terkecuali Aulie dan Diva.

"Kim bareng sama kak Feran. Gue kapan digituin" sedih Diva dalam hatinya.

"Eh, kak Feran"

"Eh astaga, bareng siapa tuh pangera kita"

"Bukannya dia anak kelas sepuluh ya?"

"Gila, pacar gue megang tangannya tuh cewek"

"Ah sial! Kok bisa mereka bareng"

"Murahan banget"

"Feran kok diembat ama si jelek si"

Ucapan terakhir yang didengar Aulie membuat telinga Aulie panas.

"Dia sahabat saya kak!" bela Aulie pada senior yang mengatai Kim jelek. Padahal nyatanya, Kim lebih cantik dibandingkan senior itu.

Senior itu menatap Aulie sebelah mata kemudian mengabaikan Aulie.

Genk Double G (Good Girls) mendekati Feran dan Kim. Paling khususnya adalah Jezalina, yang kerap disapa Jez. Jez memandangi Kim dengan tatapan tidak sukanya.

Jez dengan kegenitannya langsung merangkul lengan kiri Feran yang kekar. Jez tersenyum menatap Feran yang menatapnya dingin.

"Lepas gak?!" ketus Feran.

Jez merasa kesal, "Masih pagi, kok kamu udah marah. Biasanya juga enggak. Kamu gak jawab telfon aku, terus gak bales pesan aku juga. Apa karena, si jelek itu?!" ketus Jez dengan menekankan kata terakhirnya.

"Diem lo!" bentak Feran pada Jez. Kim merasa sangat pusing dan terganggu dengan perdebatan juga keributan di parkiran sekarang ini. Kim menemukan keberadaan Aulie dan Diva yang berdiri agak jauh didepannya. Kim melepaskan genggaman Feran di lengannya lalu meninggalkan Feran. Baru saja beberapa langkah berjalan, Feran langsung menahan lengan kiri Kim. Hal itu sontak membuat langkah kaki Kim terhenti juga hal itu sontak membuat semua orang terkejut bukan main.

"Kim berhak disayang. Gue harus ngerelain"

"What?! Ditahan?!" teriak Aulie yang juga terkejut.

"Gila! Si jelek itu ditahan"

"Wah, bahan vlog baru nih"

"Gila, bisa viral dalam semenit nih"

"Si dingin, nahan si cupu"

Jez melepaskan paksa lengan Kim yang dipegang oleh Feran sampai membuat Kim merasa kesakitan. Feran merasa sangat emosi melihat kelakuan Jez yang tidak sopan dan sangat kasar.

"Bisa gak jangan sentuh dia? Lo gak ngerti ucapan gue? Jauhin gue sama dia!" nyali Jez seketika menciut. Sebelum Jez melangkahkan kakinya pergi, Jez menatap Kim dengan tajam.

"Kak, lepasin tangan aku" Feran kemudian melepaskan tangan Kim dan Kim pun pergi meninggalkan Feran untuk bergabung dengan kedua sahabatnya.

Sebelum Kim sampai, Diva sudah lebih dulu pergi meninggalkan Aulie. Bahkan Kim melihat kejadian itu tapi tidak berniat untuk menahannya, karena Kim aru saja sadar bahwa kak Feran adalah cowok idaman Diva yang Diva ceritakan pada Kim Dan aulie selama ini.

"Diva kenapa?" tanya Kim pada Aulie.

"Gue gak tau. Lagi PMS palingan"ucap Aulie sambil mengedikkan bahu. Aulie kemudian merangkul lengan kiri Kim dan pergi bersama Kim menuju kelas.

"Pasti cemburu"


Tak tak tak

Author up lagi!!

Pantengin terus!!

Jangan ampe ketinggalan

Salam Author, Milrezty


SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang