SENIOR : ONE

618 14 2
                                    

Diva sedang santai menulis jadwal pelajaran yang telah ditentukan Sekolah. Tiba-tiba telinga Diva mendengar teriakan cempreng khas sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Aulie.

"Diva! Diva! Diva!" teriak Aulie sambil berlari menuju meja dimana Diva duduk dikelas itu.

Dengan malas, Diva menutup pulpennya dan menutup bukunya. Ia menatap Aulie dengan wajah datarnya.

"Kenapa? Aul butuh apa?" tanya Diva sambil melipat tangannya diatas meja.

"Diva!" Aulie memukul meja Diva dan membuat Diva terlonjak kaget.

Diva mengelus dadanya karena terkejut dengan pukulan Aulie. Namanya juga orang gemuk, ya pasti tangannya besar. Bayangin aja gimana kalau seandainya orang sebesar dia mukul meja yang gak lebar-lebar amat.

"Apasih Aul?" tanya Diva setelah merasa sangat terusik.

"Timnya kak Aran tanding sekarang!" teriak Aulie dengan girangnya.

"Astaga Aul, gue kira apa" ucap Diva menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Astaga, Div. Lo gak tren banget. Kak Aran itu lagi terkenal sekarang. Keren banget dia mainnya. Astaga, astaga, gue pengen nangis" ucap Aulie sambil berkaca-kaca tapi sambil tertawa juga, bayangin aja ya guys.

"Lo lebay. L E B A Y, Lebay!" teriak Diva didepan Aulie.

Kim masuk kedalam kelas sambil tersenyum dan mendatangi Diva yang sedang berbincang dengan Aulie.

"Ups, ada orang yang baru habis apel nih" ucap Aulie mengejek Kim yang baru saja usai bertemu dengan gebetannya yaitu kaka kelas yang dulu jadi wali kelasnya saat MPLS.

"Aul, ga boleh begitu" ucap Diva memukul pelan lengan Aulie.

"Lagian, kitanya dilupain Div" gerutu Aulie yang tidak terima disalahkan Diva.

"Bukan dilupain, tapi dia juga pengen senang dari orang lain bukan hanya dari kamu sahabatnya" ucap Gempi yang tiba-tiba datang. Gempi duduk disamping Diva.

"Nah itu dia. Bukan gue lupa sama kalian, tapi gue juga menemukan kesenangan disamping persahabatan kita" ucap Kim membela dirinya.

"Aul, ga boleh gitu. Kim juga berhak bahagia. Kalau kita gak bisa ada buat Kim nanti, ada kak Vero yang bisa jaga dan temani dia" ucap Diva menjelaskan pada Aulie.

Aulie merasa bersalah dan memeluk Kim sampai Kim kesulitan bernafas.

"Gue sayang sama lo Kim. Oleh karena itu, gue gak mau lo ninggalin kita bertiga" ucap Aulie sambil tetap memeluk Kim.

Kim melepaskan pelukannya dengan Aulie lalu menatap Diva.

"Nonton tim basket main yuk. Timnya kak Feran main loh, ehem" ucap Kim menggoda Diva.

Pipi Diva sudah memerah, dahinya mulai berkeringat dingin, dan jantungnya mulai berdetak kencang. Diva memang sangat menyukai kak Feran sejak pertama kali ia melihatnya.

Karena kelamaan menunggu Diva, Aulie langsung menarik tangan Diva dan tangan Kim untuk pergi ke lapangan.

Di lapangan.

"Aul, jajan yuk" ajak Kim pada Aulie.

"Traktir?" ucap Aulie sambil menaik turunkan alisnya.

"Astaga, lo minta traktir terus kayak gak bawa jajan aja ke Sekolah" ucap Kim menggeleng-gelengkan kepalanya tidak percaya dengan tingkah laku Aulie.

"Hehe. Gue kan memanfaatkan kesempatan" ucap Aulie sambil nyengir.

Kim pun pasrah, "Yaudah ayo. Tapi lima ribu doang"

Aulie bertepuk tangan sambil kegirangan karena untuk kesekian kalinya, Kim mentraktir Aulie lagi.

Diva menyadari bahwa disekitarnya sudah sepi. Diva menoleh ke samping kanannya ternyata kedua temannya itu sudah hilang dari area lapangan. Ada dua kemungkinan kepergian mereka, pertama lapar dan haus, yang kedua, mereka bosan dan akhirnya ke kelas. Tapi, kemungkinan besarnya mereka ke kantin.

Berhubung Diva malas ke kantin ataupun ke kelas, Diva memilih pergi ke perpustakaan dan meninggalkan pertandingan kakak kesayangannya.

Diva berjalan ke perpustakaan melewati tangga keramat dan koridor kelas 11. Diva ditegur oleh banyak kakak kelasnya yang duduk-duduk didepan kelas mereka.

"Namanya siapa dek"

"Kenalan dong"

"Cantik"

"Jangan cepet jalannya"

Diva tidak memedulikan perkataan dari semua kakak kelasnya itu. Yang Diva tau, ia sangat ingin ke perpustakaan sekarang ini.

Mengapa Diva ingin ke perpustakaan?

Karena, banyak alasan yang membuat Diva ingin ketempat itu. Pertama, tempat itu dingin. Kedua, tempat itu tenang dan nyaman serta aman. Dan ketiga, Diva memang suka membaca novel.

Saat Diva baru masuk kedalam perpustakaan, Diva langsung menulis namanya di daftar pengunjung perpus dan ia langsung mencari novel di rak buku khusus novel.

Saat ia menuju rak buku itu, ia terkejut melihat seseorang yang dikenalnya berdiri dengan sangat santai sambil membaca novel di lorong antara rak novel dengan rak buku dongeng.

Diva mengamati orang itu dari atas sampai bawah, lalu dari bawah keatas. Gak salah lagi, Diva memang tidak salah orang.

"Jangan liatin gue gitu" ucap orang itu setelah sadar bahwa ia diamati sejak tadi oleh Diva.

Salam Author, Milrezty

SENIORWhere stories live. Discover now