SENIOR : NINE

314 12 0
                                    

Diva terus berpikir selama berbelanja. Sebenarnya siapa orang yang berdiri diatasnya tadi. Tapi, yang diketahui Diva hanyalah satu, bahwa, orang itu adalah seorang laki-laki.

Diva terus berjalan mengelilingi toko yang didatanginya sekarang. Karena tak sadar, ia sampai tidak sengaja menabrak seseorang.

Brukk

"Astaga! Maaf-maaf" ucap Diva sambil membereskan barang bawaan orang tadi yang dibuat terjatuh karenanya.

Sata Diva mengangkat kepalanya, Diva terkejut karena orang itu ternyata adalah Devan.

"Kak?" tegur Diva sambil tersenyum simpul.

Devan menunjukkan wajah datarnya, "Lo ngapain disini?" tanya Devan dengan nada dinginnya.

"Belanja kak" jawab Diva sambil tersenyum.
"Kakak, ngapain?" tanyanya.

"Beliin mommy hadiah. Soalnya ultah" jawab Devan singkat.

"Yaudah. Diva pergi dulu kak"

Saat Diva baru berbalik untuk pergi, Devan memanggil namanya.

"Diva!" seru Devan.

Diva berbalik dan tersenyum, "Iya kak?" tanya Diva.

"Mending lo pergi dan balik bareng gue. Gak baik lo jalan sendirian, entar lo dikiranya gak laku" ucap Devan sedikit tertawa.

Diva mendengus pelan, "Gak lucu banget kak"

Devan mengacak rambut Diva dengan gemas.

"Btw, lo sendirian kesini?" tanya Devan.

Diva tersenyum, "Tadi sama Kim, eh, Kimnya pergi sendiri. Jadi, gue sendirian"

Devan ber-oh ria setelah mendengar pernyataan Diva.

"Lo mau ikut gue?" ajak Devan. Diva menimbang-nimbang ajakan Devan. Jika ia pergi, Kim pasti mencarinya.

"Kak, gue mau pergi. Tapi, gimana sama Kim? Nanti dia nyariin gue"

"Kontak dia ada di hp lo kan?"

"Iya kak"

"Nah, apa susahnya lo kirimin dia pesan atau hubungin dia kalau lo jalan dan pulang bareng gue? Apa susah buat lo?" Diva menggeleng. "Yaudah, hubungin dia cepet" Diva mengangguk.

Diva mengambil ponsel dari dalam tas kecilnya dan menelfon Kim.

"Assalamualaikum, Kim" ucap Diva.

"Walaikumsalam, Va. Kenapa?"

"Kim, gue pulangnya sama Kak Devan ya. Kebetulan ketemu sama Kak Devan dan Kak Devan ngajakin pulang bareng. Gapapa kan Kim?" ucap Diva dengan polosnya. Devan tersenyum simpul melihat kepolosan diwajah Diva.

"Iya gapapa. Tapi lo hati-hati dan jaga diri baik-baik oke?"

"Iya Kim. Makasih Kim"

Tuut tuut tuut

Sambungan telfon terputus dan Diva kembali memasukkan ponselnya kedalam tas kecilnya.

"Kita mau kemana sekarang?" tanya Diva.

Devan menarik pelan lengan Diva dan membawanya pergi dari tempat itu.

Ini pertama kalinya ada cowok yang gandeng Diva dan jalan bareng.

Jantung gue, batin Diva berkata.

***

Fikran membawa Kim pergi ke sebuah taman yang indah. Disana banyak orang dan banyak juga jajanan yang dijual disana. Ada berbagai aktivitas terjadi di taman itu, seperti anak-anak kecil yang bermain lompat tali, ada juga yang sedang menikmati waktu bersama kekasih, ada bapak dan ibu yang tertawa bersama anak mereka dan bahkan ada juga yang berolahraga di taman itu.

"Fik, kita ngapain kesini?" tanya Kim sambil melihat sekeliling.

Fikran tersenyum menatap Kim, "Kesana yuk" Fikran membawa Kim untuk membeli es krim yang dijual di taman itu.

"Pak, saya beli es krimnya dua. Satu yang rasa coklat, satunya vanilla" bapak penjual es krim itu mengangguki ucapan Fikran.

Kim membeo, "Saya vanilla pak"
Fikran langsung menyambung perkataan Kim, "Pak, kalau gitu, dua-duanya vanilla" bapak penjual es itu menjadi bingung karena dua anak muda ini.

"Jadi mau rasa apa, mas, neng?" tanya bapak penjual es itu.

"Vanilla dua" teriak mereka berdua secara bersamaan.

"Wah, mas, neng, sepertinya kalian beruda jodoh" ucapan bapak penjual es itu membuat mereka berdua tersipu malu.

"Didoain aja ya pak" ucap Fikran tiba-tiba sambil tersenyum.

Kim melotot tak percaya dengan kata-kata Fikran. Bukan main, kata-kata Fikran mampu membuat pipi Kim memerah semerah tomat.

Kim dan Fikran pergi menuju kursi yang ada di taman itu yang kebetulan sedang kosong.

"Lo tau gak? Pertama kali gue lihat lo itu, gue penasaran sama sifat lo. Pertamanya gue fikir, lo itu pendiam, tertutup dan garing. Eh ternyata, gilanya nyambung sama gue" ucapan Fikran membuat Kim tertawa terbahak-bahak.

Kim memegangi perutnya yang sakit karena terus tertawa juga pipinya yang pegal karena dibuat tertawa oleh Fikran.

"Fikran!" sapa seseorang cewek cantik yang memakai kacamata hitam dan tiba-tiba saja langsung menyapa Fikran seperti tidak asing lagi.

Salam Author, Milrezty






SENIORWhere stories live. Discover now