SENIOR : TWENTY ONE

23 2 0
                                    

"Lu curang, Kim! Lu bilang lu bisa sembuh, mana ada coba!" teriak Diva di ruangan tempat Kim terbaring lemah. Feran tak henti-hentinya menitihkan air matanya karena Kim yang terbaring lemah didepan matanya.

Devan terus mengelus sayang punggung Diva, "Sabar Div, sabar. Pasti dia siuman kok, inget ini Rumah Sakit"

Begitu juga dengan Alan yang terus menggenggam tangan Aulie yang berlum tersadar dari pingsannya saat menyaksikan keterpurukan Kim.

"Gimana tenang coba?! Kim gapernah bohong ke kita, dia bilang bakalan sehat dan biasa aja, ini malah makin parah! Dia bohong, kak" ucap Diva sambil terus menangis.

Devan pun menarik Diva kedalam pelukannya, "Ssst tenang dulu cantik"

Perlahan jemari Kim mulai bergerak satu per satu. Feran pun menyadari adanya kemajuan itu dan langsung memanggil dokter dengan menekan tombol panggilan.

"Sebentar, biar saya periksa dulu pasiennya" ucap Dokter yang baru saja datang bersama 2 suster.

Feran menjauh, tangannya seakan berat melepaskan genggaman tangannya pada Kim.

"Ini berapa?" tanya dokter itu pada Kim yang matanya perlahan terbuka.

"Ti-ga"

"Apakah ada keluhan selain kepala pusing?"

"Dada se-sak"

"Baiklah. Kamu sudah lebih stabil dari sebelumnya namun harus tetap terjaga. Saya akan memberitahukan hasil pemeriksaan 30 menit lagi" dokter itupun pergi dan menyisakan semua sahabat Kim juga sahabat Feran.

Kim menoleh pada Feran yang ada disebelah kanannya, "Mamah kemana kak? Ini harinya papa pulang, aku takut mamah diapa-apain"

"It's okey cantik, mamah kamu ada dirumah aku" Kim tersenyum.

"Aaaaa lu gimana? Masih sakit gak? Apanya yang sakit?" tanya Aulie yang sudah terbangun dari pingsannya.

"Kalian kenapa sih? Kim tuh baik-baik aja tau"

"Lu ngadi-ngadi ya! Baik-baik aja mata lo! Gue tampol juga nih" Kim tersenyum.

"Iya maaf, udah Kim baik-baik aja"

Skip.

Malam hari tiba, Diva dan Aulie berencana menemani Kim malam ini. Namun sampai Diva dan Aulie kembali, Feran lah yang ditugaskan menjaga Kim.

"Kak? Mau liatin aku gitu terus? Gak cape" Feran menggeleng pelan.

Tangan Feran terangkat mengelus sayang rambut Kim, "Gak akan perang capek mandangin cewek cantik kek lo"

"Idih bisa aja gombalnya, belajar darimana coba?" tanya Kim pada Feran.

"Semenjak kenal kamu, aku belajar semua hal untuk membuatmu bahagia"

"Aduhh meleleh adek, bang" cibir Kim pada Feran. Hal itu membuat Feran tersipu malu karena merasa geli pada gombalan yang keluar dari mulutnya sendiri.

"Oh iya, kak, aku mau ngomong" ucap Kim sambil menatap Feran dalam.

Feran tersenyum, "Mau ngomong apa cantik?"

"Kalau nanti aku gak ada, kakak gabole sedih. Gabole nangis, pasti ada kok yang bahagiain kakak" ucap Kim.

Feran menggeleng, "Lu udah bikin gua jatuh cinta jadi harus tanggung jawab. Lu gabole ninggalin gua" Kim tersenyum.

"Emang kakak bisa nentuin sampai kapan aku hidup?"

Skakmat

"Ya emang gabisa sih, tapi lo gaada usaha gitu buat bertahan? Mau ninggalin gue gitu aja?" tanya Feran dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

SENIORWhere stories live. Discover now