8. Self-Harm

541 52 52
                                    

"Assalamu'alaikum..... Edo?"

"Wa'alaikumsalam....."

Edo membukakan pintu rumahnya dan terlihat Kakaknya yang pulang lebih awal dari tempat restorannya.

"Eh? Tumben Kak Aldo pulang cepat! Ada apa, Kak?"

"Eh? Tumben Kak Aldo pulang cepat! Ada apa, Kak?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Aldo - 27 Tahun)

"Kakak menutup restoran karena Bulan Puasa dah nak dekat. Malam hari di hari pertama bulan puasa, Kakak akan buka balik restoran Kakak!"

"Oh... Begitu..."

"Edo?"

"Iya, Kak?"

"Kamu menyiksa dirimu lagi ya?"

"Eh...! Uh... Gak kok, Kak!", jawab Edo.

"Benarkah?"

"Iya, Kak! Aku baik-baik aja kok!"

Aldo beranjak dari tempatnya dan menuju ke dapur. Edo mengikuti Kakaknya dari belakang menuju ke dapur.

"Hmm....."

"Kakak cari apa kat dapur kita?", tanya Edo.

"Kakak nak cari rantai tajam yang kamu gunakan waktu dulu. Pasti kamu menyimpannya di dapur kita!"

(Eh! Macam mana Kakak tahu pasal rantai tajam punyaku?! Tapi untungnya, aku gak menyimpan rantai itu di dapur!), batin Edo yang terkejut dengan perkataan Kakaknya tadi.

"Edo? Dimana kamu sembunyikan rantai itu? Apa kamu mengambilnya?"

"Gak, Kak! Aku aja gak tahu dimana rantai tuh!"

"Iye...ke?"

"Iye...! Kakak tak percaya dengan aku ke?"

"Tak! Karena Kakak tahu kalau kamu suka menyimpan benda-benda tajam masa Kakak pergi tadi pagi. Kamu ingat Kakak tak tahu? Kakak mengintip kamu sedang membawa pisau, beling kaca dan benda-benda tajam lainnya kat kamar kamu. Kakak juga yakin kalau kamu yang menyimpan rantai tajam itu!", jelas Aldo yang terlihat seperti memarahi Edo dibandingkan menegur Adiknya.

Aldo menggenggam kuat lengan kanan Adiknya dan melihat luka sayatan yang masih baru dengan darah yang mulai sedikit mengering. Edo pun mengaduh kesakitan saat lengannya dipegang kuat oleh Kakaknya.

"Kak! Kakak! Sakit...! Ampun, Kak! Kakak...!"

"Apa ini, Edo?! Huh! Ini apa?!", maki Aldo yang melihat luka sayatan besar di lengan Edo.

"A... Ampun, Kak! Iya! Aku ngaku! Aku ngaku, Kak! Aku bisa jelasin!"

"Tak ada yang perlu dijelaskan!"

Aldo menatap lekat-lekat netra abu-abu Adiknya itu yang hendak menangis menahan sakit pada bagian lengannya yang terluka.

"Edo? Lihat Kakak! Kamu mau jadi anak normal kan?"

Ramadhan Activity (✔)Where stories live. Discover now