58. Penjelajah Waktu

260 29 3
                                    

"Alah... Malaysia kalah...!".

Para warga yang menonton di kedai Tok Aba berkeluh kesah karena Malaysia mengalami kekalahan melawan Jepang dengan skor tipis 2-1.

"Tak apa! Yang penting, Blaze dan timnya sudah berusaha semaksimal mungkin! Kita sepatutnya gembira! Belum pernah Malaysia masuk ke Perempat Final di ajang bola sepak dunia!", kata Tok Aba.

"Benar yang dicakap Tok Aba! Sepatutnya kita bersyukur Malaysia sudah berjuang sampai Perempat Final! Itu suatu pencapaian yang mantap!", dukung Gempa.

(Blaze? Kamu dah janji dengan kami kan kalau kamu bakal menang dan membawa pengharapan? Dan kamu juga berjanji kalau kamu akan menjadi pemain yang terbaik di dunia? Tapi, janjimu tak seindah ekspektasimu! Aku kecewa padamu, Blaze! Kalau tak boleh buat janji, janganlah buat janji!), batin Ice yang merasa sedikit kesal karena janji yang selalu diutarakan oleh Blaze tidak terpenuhi.

(Walaupun begitu, aku tetap bangga padamu, Blaze! Aku bahkan masih menjaga Lentera Api yang kamu berikan padaku! Sebaiknya aku pulang untuk memeriksa Lenteranya!).

Ice beranjak dari Kedai Tok Aba dan hendak pulang ke rumah untuk memeriksa keadaan Lentera Api yang telah diberikan oleh Blaze beberapa minggu yang lalu. (Ada di Episode 25).

"Ice? Kamu nak pergi kemana?", tanya Halilintar yang melihat Ice hendak pulang ke rumah.

"Balik ke rumah! Nak tengok Lentera Api Blaze!".

"Oh...", kata Halilintar berkata 'oh' panjang.

[•••]

Ice tiba di rumah keluarganya. Ia membukakan pintu dan masuk ke dalam rumah. Ia lalu pergi ke halaman belakang karena Lentera Api yang diberikan oleh Blaze berada disana.

"Eh...?! Kok mati?!"

Ice yang melihat Lentera Api Blaze dalam keadaan mati membuat perasaannya menjadi gelisah. Api di dalam Lentera itu telah padam. Minyak Es tersisa cukup banyak di dalam Lentera itu, tetapi Api di dalam Lentera itu telah mati.

"Tidak...! Aku mohon! Jangan timpakan hal yang buruk kepada Abangku!".

Ice mengambil korek api dan membuat api melalui korek itu. Ia arahkan Api di korek itu kearah bagian dalam Lentera itu. Tetapi anehnya Api tidak bisa menyesuaikan Lentera Api Blaze.

"Alamak! Apinya tak nak hidup di dalam Lentera! Macam mana nih?! Macam mana nih?!", panik Ice.

Ia sudah diberitahu oleh Blaze sebelumnya bahwa apabila Api di dalam Lentera itu padam, maka hal yang buruk akan menimpa Blaze. (Ada di Episode 25).

"Aku harus memberitahu Keluargaku!!". Ice berlari keluar rumah dan hendak kembali ke Kedai Tok Aba untuk menceritakan tentang Lentera Api Blaze yang apinya telah padam.

[•••]

Blaze dan timnya berada di Hotel Mulia yang terletak di Jalan Asia Afrika, daerah yang berdekatan dengan daerah Palmerah, Jakarta Barat. Tim Malaysia Junior itu sudah mempersiapkan barang-barang mereka untuk kembali ke Malaysia, negara asal mereka.

"Nampaknya, kita akan guna jalur transportasi laut! Cuaca di Indonesia sedang hujan deras!", kata Pelatih Malaysia.

"Berarti, kita akan pergi ke Pelabuhan Merak ya?", tanya Iwan yang melihat peta jalur transportasi laut, darat dan udara di tangan Blaze.

"Iya, Iwan! Kita akan guna kapal sebagai pengganti transportasi udara!".

Mereka pun menuruti perkataan Pelatih itu. Tim Malaysia menaikki Bus yang mengarah kearah Pelabuhan Merak, Banten. Mereka akan menggunakan jalur laut daripada menggunakan jalur udara karena kondisi cuaca di Indonesia yang tidak mendukung.

Ramadhan Activity (✔)Where stories live. Discover now