62. Terdampar

259 36 22
                                    

"Selesai pun!".

Selina Nurwati, Fatih Galardo dan Edo Hazar telah selesai mengobati Solar. Kedua mata Solar telah selesai diobati oleh Tiga Ashlanbey Bersaudara.

"Cuba kau buka perlahan-lahan mata kau!", kata Fatih.

Solar membuka kedua matanya secara perlahan-lahan. Ia memandangi area sekitar di kamarnya.

"Solar? Solar boleh lihat Duri tak?", kata Duri sambil memasang senyuman lebar khasnya, lengkap dengan pipi "pou"nya.

"Uh.....". Solar mengkedip-kedipkan kedua matanya. "Duri? Duri! A... Aku boleh lihat Duri!!".

"HOOORRREEE..... SOLAR DAH SEMBUH...!!". Duri memeluk Adik kembarnya sebagai ungkapan rasa syukurnya.

"Alhamdulillah...", kompak Tiga Ashlanbey Bersaudara.

"Sekarang Solar dah sembuh! Tak payah pakai tongkat Tunanetra lagi!", kata Selina Nurwati.

"Iya, Kak Lina! Terima kasih karena telah menyembuhkan Solar!", kata Solar.

"Sama-sama!", kata Edo Hazar dan Fatih Galardo.

"DURI!! SOLAR!! KAK LINA!! BANG FATIH!! BANG HAZAR!!".

Gempa datang ke rumahnya sambil berlari dan meneriakki nama mereka yang berada di dalam rumah.

"Itu suara Gempa lah!", kata Fatih Galardo.

"Jom kita ke bawah!", ajak Edo Hazar.

Mereka berlima turun kebawah dan menuju ke ruang tamu. Gempa sudah ada disana dengan ekspresi yang mengkhawatirkan.

"Ada apa, Gem?!", tanya Selina Nurwati.

"Blaze! Blaze!".

"Kenapa dengan Kak Blaze?!", kata Duri dan Solar.

"Blaze dan timnya diserang teroris di perairan Selat Sunda!".

"APA?!!".

Betapa terkejutnya mereka berlima setelah mengetahui berita gempar tentang Blaze dan timnya yang terkena musibah di perairan Selat Sunda karena diserang teroris atau bisa dikatakan KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata).

"Lalu, Blaze dan yang lainnya selamat tak?!", kata Fatih Galardo.

"Di berita TV, Blaze dan yang lainnya tak ditemukan jasadnya. Aku berharap semoga Blaze dan timnya baik-baik aja!".

"Huhuhuhuhu..... Kak Blaze...!", nangis Duri dan Solar sambil memeluk satu sama lain.

"Eh? Solar dah boleh nampak ke?", tanya Gempa.

"Udah, Gem!", kata Selina Nurwati.

"Alhamdulillah...", syukur Gempa.

"Lalu, apa yang harus kita lakukan? Mencari Blaze atau mengidentifikasi siapa yang menyerang Blaze dan timnya?", tanya Edo Hazar.

Semuanya, kecuali Gempa, Duri dan Solar berpikir tentang gagasan yang disampaikan oleh Edo Hazar. Gempa menenangkan kedua Adiknya yang sedang menangis karena mendengar kabar duka yang menimpa Blaze dan timnya.

[•••]

"Hooaamm.....".

Edo bangun dari ranjangnya dan melihat sahabatnya tertidur sambil mendengkur dengan air liur tumpah di dalam mulutnya.

"Eeuuww... Dasar jorok!".

"Edo?".

"Iya, Kak Aldo?".

Ramadhan Activity (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang