13. Sore ambyar

5K 1.2K 270
                                    

Banyak yang nunggu gak niihh???
🙄

Ramein looohhh 😬

⭐⭐⭐

"Jadi..."

El membuka percakapan yang entah akan berakhir panjang atau hanya singkat-singkat seperti biasanya. Lelaki yang ia ajak bicara sedang duduk di tengah tempat tidur, matanya fokus ke arah laptop dengan sesekali jemarinya bergerak mengetik pada keyboard. Meski begitu dia tetap menjawab El yang sosoknya berdiri di depan ranjangnya.

"Jadi apa?"

"Soal tadi siang."

Sekarang El berhasil menarik perhatian sang kakak. Lelaki yang lebih tua beberapa menit darinya itu kini menatapnya dengan sedikit ekspresi tak mengerti dengan apa yang El bicarakan.

"Apa?"

Nampaknya Al bukan sedang pura-pura tidak mengerti. Dia memang tidak paham karena kejadian tadi siang tidak penting sehingga tidak ada alasan untuk diingat atau dibahas kembali.

El melompat duduk di atas tempat tidur. Memutar laptop kakaknya untuk melihat apa sih sebenarnya yang sedari tadi Al lakukan. Ternyata, "Lo main trading?" tanya El terkejut. Al memutar kembali laptopnya menghadapnya. "Masih trial," jawab lelaki itu.

Mungkin hari ini memang masih trial. Tapi El jamin bentar lagi juga jago nih abangnya.

"Lo kenal cewek tadi siang?" Yap, balik lagi ke topik sebelumnya. El masih penasaran, karena seperginya Al, gadis yang El lihat tadi siang itu masih tetap melanjutkan aksinya. Aksi memalukan namun karena dilakukan dengan percaya diri, dia jadi tidak terlihat sedang mempermalukan diri.

"Cewek yang mana?"

"Lo amnesia, yah?"

"Makanya kalo ngomong yang jelas!"

"Yang katanya nabrak lo dan bikin baju lo kotor, eh dia malah nyanyi buat gue di atas panggung."

Al terkekeh sejenak, lalu mulutnya yang jarang bicara itu berkata, "Stupid."

"Ya dia gak salah juga. Kan gak tau kalau kita kembar."

"I see. Maksud gue, yang stupid itu kelakuan dia, bukan karena dia salah orang."

El diam sejenak, tapi setelahnya dia mengangguk. Iya, dia sepemikiran dengan Al. Apa yang gadis itu lakukan memang hal bodoh dan juga mempermalukan diri sendiri.

"Gak penting. Gak usah dibahas," ujar Al, kali ini ia menyandarkan punggungnya dan memangku laptopnya. Serius belajar masalah trading.

Tapi masih ada yang ingin El sampaikan.

"Abis lo pergi, dia ribut sama mantannya."

Al tak mengalihkan tatapnya dari layar laptop. Dia hanya bergumam, itu pun bukan karena tertarik dengan topiknya, tapi karena dia tidak mau El merasa terabaikan olehnya.

"Mereka berantem, terus cewek itu nyamperin gue sama Alan."

Sekarang Al mengangkat wajahnya untuk menatap El.

"Dia ngaku-ngaku kalo gue selingkuhannya. Malu-maluin banget pokoknya. Seenggaknya gue yang malu."

"Terus jadinya gimana?"

"Gue bingung antara mau bantuin atau enggak. Si cowok ini maksa si cewek buat ikut sama dia sampe narik-narik tangannya. Terus hampir aja si cowok ini berantem sama Alan. Jadi gue putusin buat bantu dia."

"Lo pura-pura jadi selingkuhannya?"

El menggeleng. "Gue pura-pura telfon polisi karena dia udah buat keributan."

Different (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now