24. Perusuh

4.2K 1.1K 493
                                    

Yang dateng bokap gue. Lo jangan keluar sampe gue chat lo lagi

Ya ampuuun, gimana kalo gue ketauan?

Gak akan. Yang penting jangan keluar. Bokap gue paling cuma sebentar

Oke deh.
By the way, gue ada di kamar lo. Kamar tamunya dikunci

Yaudah

"Kamu ngapain di sini?"

Al langsung mengangkat kepalanya, melihat sang ayah yang masih berdiri di depan kulkas setelah dia meminum air dingin.

"Gak papa, Al cuma pengen ke sini. Nonton film sama Arsyan, terus dia ketiduran."

Uh, entah sejak kapan dirinya jadi pandai berbohong seperti ini. Tapi karena ia sangat pintar menyembunyikan ekspresi, jadi di wajahnya sekarang tidak ada ekspresi apapun yang bisa membuat sang ayah curiga.

"Ayah sendiri ngapain ke apartemen Al?"

Ayahnya duduk di kursi bar. Arsyan sendiri kini sudah dibaringkan di atas meja. Memang anak itu kalau udah tidur, mau digendong-gendong atau ditaruh dimanapun, tidak akan mudah bangun.

"Ayah mau periksa apartemen kamu."

"HAH?"

Demi apa Al sangat terkejut. Kenapa tiba-tiba begini? Apa ayahnya tahu kalau ia sedang menyembunyikan wanita? Tunggu! Menyembunyikan wanita? Kenapa kedengarannya sangat aneh? Seakan-akan Al adalah playboy cap kaki kuda yang punya banyak pacar.

"Ayah denger katanya kamu pengen tinggal sendiri di apartemen."

Ooohhhhh jadi itu alasannya. Jadi ayahnya tidak tahu soal wanita yang ada di kamarnya. Huufft... Bikin kaget saja.

"Oh itu, gak jadi. Al tinggal di rumah aja."

"Cepet banget berubah pikirannya. Kaya bukan kamu."

Untuk pertama kali dalam hidupnya, Al berkeringat dingin seperti ini.

"Setelah Al pikir-pikir, lebih enak tinggal di rumah. Seenggaknya sampai Al lulus SMA."

"Oke, itu keputusan yang tepat. Ayah gak masalah."

"Kalo gitu, kita pulang yah. Ayah bawa Arsyan."

"Hey, kan kamu yang bawa dia."

"Al cape seharian gendong dia. Berat."

"Adekmu ini."

"Ciapa yang belat? Kenapa gak ada yang mau bawa Alcan?"

Entah sejak kapan anak lelaki itu bangun. Namun ucapannya barusan sontak membuat kedua pria di sana terkejut. Karena semua juga tahu kalau Arsyan ngambekan.

"Enggak kok, Abang bercanda," kata Al menenangkan. Arsyan cemberut lalu merentangkan tangan ke arah sang ayah. Hasan pun langsung menyambut dan menggendongnya.

"Nanti kalo digendong abang lagi, gigit aja telinganya," bisik Hasan, Arsyan mengangguk-ngangguk dengan tampang licik. Al yang tak bisa mendengar ucapan sang ayah hanya bisa menatap mereka curiga.

Different (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now