19. We're both...

3.6K 1K 154
                                    

Dugh dugh dugh

Suara bola basket memantul di lapangan indoor sekolah. Lelaki yang melemparnya duduk di kursi roda, sementara lelaki yang lain sambil mengeluh dia mengambil bola itu untuk diberikan lagi pada El. El melemparnya lagi hingga memasuki ring, lalu Samuel mengambilnya lagi. Ya seterusnya seperti itu. Meskipun nyebelin, Samuel tetep temen yang baik.

"Lo mau ke apart Al gak nanti?" tanya Alex yang duduk di kursi penonton. Suaranya menggema dalam ruangan luas yang sepi itu.

"Gue ada urusan lain," jawab El.

"Urusan apa? Abang lo tuh diurusin dulu!" oceh Samuel sambil duduk berselonjor karena lelah mengambil bola berkali-kali.

"Gue penasaran sama cewek kemarin."

"Gue denger namanya An," ujar Alex.

"Hm, kira-kira Al ketemu dimana, yah? Keliatannya dia bukan modelan perempuan yang ikut olimpiade fisika, kimia atau matematika."

"Mirip Selena Gomez gak, sih?"

El melemparkan bola ke kepala Samuel. "Bola gue noh Selena Gomez."

"Beneran. Mirip Selena Gomez mantannya Justin Bibir."

Samuel memang sengaja mempelesetkan namanya.

"Mungkin ketemu di tempat bela diri," ujar Alex. "Soalnya dia bisa bela diri."

"Kalau ada di tempat bela diri, gue pasti pernah liat."

"Iya juga sih."

"Yaudah kita samperin aja. Tanyain dia ketemu Al dimana. Atau kalo ada yang berani, coba tanya ke Al."

"Gue gak bisa pergi pulang sekolah, ada urusan keluarga."

"Heran, gue yang artis, tapi si Alex yang super sibuk. Alan juga kemana sih? Demam doang kaga masuk sekolah."

Samuel dan El memang belum tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Alan. Dan sepertinya sekarang Alex harus memberi tahu. Tidak boleh ada rahasia diantara sahabat.

"Alan bukan demam. Kemungkinan dia sakit karena ulah Gino juga."

"APA? SERIUS LO?" Samuel terkejut. El pun sampai langsung menoleh pada Alex.

"Iya. Kemarin Al datengin Gino karena dia tahu kalau Alan sakit gara-gara laki-laki itu."

"Iblis banget si Gino," rutuk Samuel.

"Lo tau sendiri keluarga besar gue pengacara. Termasuk bokapnya Gino. Dan beberapa saudara juga punya jabatan di kepolisian. Jadi mungkin dia merasa aman untuk ngelakuin apapun."

Fakta tentang Gino merupakan sepupu Alex, mereka sudah tahu. Alex yang mengatakannya saat El dilarikan ke rumah sakit.

"Pengecut banget ya dia," gumam El. "Gue rasa dia punya masalah hidup. Makanya bikin masalah terus buat orang lain."

Alex hanya berkata, "Mungkin." Karena dia tidak begitu dekat dengan lelaki itu. Sejak lama ayahnya melarangnya untuk bermain dengan Gino sekalipun mereka sepupu. Dan sekarang Alex tahu alasan ayahnya apa. Untung dia anak penurut.

"Terus pulang sekolah nanti lo mau kemana? Lo bilang ada urusan lain," tanya Samuel.

"Ke kafenya Gladys."

"Ha, ngapain?"

"Perempuan itu dateng sama Gino. Jadi mungkin Gladys juga kenal sama dia."

"Ah iya," Alex teringat sesuatu. Ia turun dari kursi dan berjalan menuju El. "Katanya perempuan itu mau dijadiin bodyguard Gladys. Jadi kemungkinan lo bisa nemuin dia di sana."

Different (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now