27. Siluman Berulah

3.9K 1.1K 423
                                    

2.400+ kata
Jangan lupa vote + komen yaaah

El tidak menyangka kalau Al ternyata bisa menjadi peramal cuaca. Pasalnya, cuaca yang tadi cerah berubah mendung dan terlihat hampir hujan saat mereka sudah tiba di pekarangan rumah. Dan apakah benar akan terjadi badai?

"Beneran mau ada badai?" tanya El sebelum keluar dari mobil. Dengan santainya Al menjawab, "Iya."

"Huh, untung kita udah pulang."

"Gimana untung? Badainya ada di rumah."

"Hah?"

Ini Al yang terlalu pintar atau El yang terlalu bodoh untuk mengerti maksudnya?

Al keluar lebih dulu untuk membantu El turun dari mobil. Setelah memastikan El berdiri tegak dengan bantuan tongkatnya, barulah ia jalan duluan, dan tanpa disangka di balik pintu rumahnya sang bunda sudah menunggu dengan tangan bersidekap dan penuh tatapan intimidasi.

Karena Al merasa tidak punya salah, jadi dia tersenyum manis pada bundanya itu. Syila sampai terkejut dan mengira kalau yang ada di hadapannya adalah El. Pasalnya Al jarang sekali tersenyum seperti itu. Huh, sepertinya anak cerdasnya ini punya rencana. Syila harus jadi bunda yang tegas.

Tapi belum sempat Syila tancap gas, tapi Al sudah lebih dulu menyalipnya dengan telak. Luar biasa.

"Bunda udah tau soal Anastasya, yah?"

Dari mana Al tahu kalau yang akan dibahas adalah soal gadis yang dia bawa ke apartemen? Padahal jelas-jelas tadi Syila meminta suaminya untuk tak bilang apa-apa dan hanya meminta Al pulang. Katanya suaminya itu pun belum mengatakan apapun pada Al soal dirinya yang datang ke apartemen. Jadi apa Al sudah memperkirakan pembicaraan ini sepanjang jalan pulang?

"Gak usah sogok bunda pake senyuman maut kamu!" sarkasnya, tapi Al malah terkekeh dan merangkul bundanya untuk membawanya masuk ke dalam.

"Aku bisa jelasin."

"Kamu tau gak kalo laki-laki buaya darat selalu bilang aku bisa jelasin setelah dia selesai beraksi?"

"Hmmm... Ya, kurang lebih begitu. " Al tak menampiknya. "Tapi aku bukan buaya darat."

"Kamu buaya amfibi. Bukan cuma di darat, tapi juga di air."

Wah, Al rasa itu adalah jenis baru. Tapi lucu juga mendengar bundanya mengomel seperti ini.

"Bisa-bisanya kamu bawa cewek ke apartemen."

"APA?"

Al menoleh, melihat El yang baru saja masuk. Matanya membulat bersama dengan mulutnya yang terbuka lebar. Ekspresi konyol seperti itu hanya bisa dilihat lewat El. Karena Al tak akan pernah melakukannya.

"ABANG... GUE BENER-BENER GAK NYANGKA." Ngegas pula dia.

Al sampai menghela napas sambil memijat kepalanya yang pening. "Gak seperti yang lo pikirin."

"Emang lo tau apa yang gue pikirin?"

Hah, iya juga. Meski kembar, bukan berarti Al bisa tahu apa yang sedang El pikirkan.

"Ya intinya gue lagi coba ngebantu seseorang. Tapi mungkin cara gue salah."

"Lo bikin gue makin negatif thinking." El sampai menyipitkan mata menatap Al sambil mengulum bibirnya. Ekspresi menggemaskan lainnya. Entah apa yang ada di dalam pikiran negatifnya saat ini.

"Ada apa ini libut-libut?"

"Ayah bilang kamu gak usah ikut-ikutan!" Gemas Hasan yang baru saja membawa Arsyan ke ruangan itu. Anak kecil digendongannya ini sudah diperingati untuk tidak ikut campur masalah orang besar. Tapi baru juga muncul, dia sudah menarik perhatian semua orang.

Different (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now