17. Mata-mata

3.9K 1.1K 347
                                    

Ciyeee rajin update wkwk
Jangan lupa vote + komen yaaah ❤

Selamat membaca

~

"MINGGIR-MINGGIR WOOYY, GUE GAK PUNYA REEM."

"Samueeel, kalo gue udah sembuh, gue kepret lo."

"Hahaha, gue tungguu."

"Ya Allah, selamatkanlah hamba dari kedzaliman Samuel."

"Tuhan Yesus, Samuel cuma lagi mainan, jangan dihukum, yah."

Alex dan Al yang melihat kedua orang di sana hanya bisa menghela napas. Jadi, hari ini El minta masuk sekolah. Tentu dia masih harus memakai kursi roda. Dan sekarang, Samuel sedang mendorongnya dengan berlari menyusuri koridor menuju kantin. Pokoknya super heboh.

"Samuel, kalo El jatoh, lo bakal dapet bogem dari Al," ujar Alex. Kemudian Samuel berkata pada El, "El pegangan yang kenceng. Kalo lo jatoh, gue yang babak belur nanti."

Sekali lagi Alex hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mereka.

"Lo mau ke rumah Alan nanti?" tanya Alex.

Al menggeleng. "Besok mungkin."

"Dia sakit gara-gara keujanan beneran?"

"Katanya."

"Mencurigakan."

"Maksud lo?"

"Dia suka balapan liar. Masa keujanan doang sakit. Padahal kalo balapan pasti kena angin malem, atau bisa jadi ujan-ujanan juga. Dia juga kan hobi olahraga. Harusnya imunnya gak selemah itu."

Semua hal jadi terhubung saat Alex menyimpulkan. Dan Al pikir, Alex ada benarnya. Ya, kedua orang itu memang cocok kalau sudah membahas teori-teori mengenai apapun.

"Dia kirim surat dokter?" tanya Al.

"Iya."

"Demam baru sehari, biasanya kemungkinannya kecil untuk pergi ke rumah sakit, kan?"

"Iya sih. Gue kalo tiga hari belum sembuh, baru berobat. Tapi kan gak tau kalau kebiasaan Alan gimana."

Al merogoh sakunya, mengambil ponsel dan langsung menelfon nomor Alan. Dia memang tipe orang yang gak bisa nunggu atau menunda. Kalau bisa dilakukan saat itu, maka harus dilakukan.

Gak kaya kalian wahay para netizen yang suka rebahan.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam. Tumben lo nelfon. Baru sehari gue gak sekolah, udah kangen aja."

Alan salah mengatakan itu pada Al. Kalau El yang mendengar, mungkin akan diladeni. Tapi ini Al, jadi jelas Alan diabaikan dan Al langsung bicara ke topik yang ingin ia tuju.

"Lo kemana semalem?"

"Hah, kenapa emang?"

"Cuma tanya. Jawab aja!"

"Gue di rumah semalem."

"Oke, pulang sekolah gue ke rumah lo."

"Eh, ngapain? Gak usah. Gue gak papa."

"Gue cuma mau mastiin."

"Gue gak di rumah."

"Dimana?"

"Di rumah saudara."

"Emang lo punya saudara di sini? Lo kan anak pindahan."

"Eh iya, anjir."

Different (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now