18. Gadis pahlawan

3.8K 1.1K 402
                                    

Vote + komen yuukk
😗

Mereka berdua keluar dari kendaraan beroda empat itu. Ternyata, tempat yang dijadikan tempat tongkrongan oleh Gino adalah sebuah tempat di dekat lapangan basket. Ada sebuah warung yang menjadi tempat paling dikerumuni oleh mereka. Meski begitu Al dapat melihat beberapa orang sedang bermain basket di lapangan itu.

Mengetahui kedatangan mereka, fokus orang-orang di sana langsung tertuju pada Al dan Alex. Ada dua belas orang totalnya termasuk yang di lapangan. Namun Gino tidak terlihat.

"Gino dimana?" tanya Alex pada salah satu orang yang dia kenal.

"Belum dateng dia."

"Mau ke sini?"

"Iya, lagi di jalan. Ada apa?"

"Ada perlu."

Setelah mengatakan itu, suara deruman motor terdengar. Al dan Alex berbalik melihat siapa yang datang. Dia orang yang mereka tunggu, bersama seorang wanita di boncengannya. Al kira wanita itu adalah Gladys. Tapi ternyata... Saat tatap mereka bertemu, kilatan terkejut itu sama-sama muncul. Namun gadis itu lebih dulu membuang muka dan pura-pura tak mengenalnya.

"Wah, ada tamu gak diundang masuk kandang macan."

Gino berdiri berhadapan dengan Al. Pria berjaket kulit hitam itu menunjukkan smirk nya. Sementara gadis yang datang bersamanya terlihat memasuki warung, atau lebih ke bersembunyi dan tidak ingin terlibat.

"Apa yang lo lakuin ke Alan?" tanya Al tak basa-basi.

Kening Gino mengernyit. Tapi kemudian dia terkekeh seakan ingat sesuatu. "Oohh, cowok sok jagoan di balapan semalem, yah. Gak ada apa-apa sih, gue cuma gak sengaja nyenggol motornya."

Dari dua kata yang ditekankan itu saja, Al sudah tahu maksud sebenarnya. Tangannya mengepal, namun ia terus berusaha menenangkan dirinya.

"Jadi lo kesini mau bales dendam atau cari mati?" tanya lelaki itu sambil mencengkram kerah seragam Al. Al tahu Gino berani melakukan itu karena dia berada di kandangnya sendiri.

Lihat saja saat Al mendorongnya semua orang langsung berkumpul seakan siap menjadi tamengnya.

"Gue cuma mau battle. Tapi kalo lo pengecut yang mainnya keroyokan, gue juga gak masalah."

Gino berdecih. Terlihat kesal mendengar nada kesombongan itu.

"Oke kalo lo mau battle, kita battle-"

"Gue nantangin Jo."

"Ha? Hahahahaha, gila ya lo."

Al menajamkan matanya. "Karena gue tau konsekuensinya kalo gue ngelawan lo dan lo kalah. Pada akhirnya lo bakal tetep kerahin semua orang di sini. Dan lagi, setelah itu lo bakal cari perlindungan di bawah ketek bokap lo yang pengacara."

Gino terlihat geram. Nampak jelas dari rahangnya yang mengeras.

"JO, KASIH DIA PELAJARAN! BUAT MULUTNYA DIEM BIAR GAK BANYAK BACOT."

"Tapi gue punya syarat."

"Itu pun kalo lo menang."

"Iya."

"Oke, apa syaratnya?"

"Berhenti ngusik gue dan temen-temen gue."

"Deal. Tapi kalo lo kalah, lo jadi bawahan gue."

"Deal."

Alex meremas rambutnya frustasi. Entah kenapa feelingnya buruk soal ini.

"MUNDUR SEMUANYA! KASIH RUANG BUAT MEREKA."

Different (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang