My Feelings | Diluc x Reader

2.5K 357 212
                                    

Author's note :

My Feelings merupakan fanfiction dari game Genshin Impact buatan Mihoyo. Baik karakter, latar, maupun sebagian cerita berasal dari gamenya. Author hanya mengembangkannya dengan imajinasi author.

Happy reading, guys!

-000-

Begitu kamu membuka matamu, kamu langsung teringat kejadian tadi malam. Tubuhmu secara refleks memasang posisi bertarung. Sayangnya, kedua tangan Diluc lebih cepat. Ia mengunci kedua tanganmu, memaksamu tetap berbaring di tempat tidur.

"Sebaiknya kamu tidak banyak bergerak, kalau kamu tidak mau terluka,"ucap Diluc sembari melirik ke arah lehermu.

Kamu mengikuti arah matanya, mendapati dua buah pisau tertancap di sebelah kanan dan kiri lehermu. Kalau kamu bergerak sedikit saja, lehermu pasti tergores.

"Tidak mungkin kamu datang jauh-jauh dari Fontaine hanya untuk mengunjungiku."

"Benar begitu, y/n ?"

Kamu terdiam, mati-matian menyembunyikan senyuman pahit yang ingin kamu lontarkan.

"Bingo! Ternyata instingmu masih setajam dulu. Kukira setelah beberapa tahun kamu akan menjadi seseorang yang membosankan. Yah, tapi sejak dulu juga kau sudah membosankan."

Bohong.

Tentu saja itu bohong.

Kalau dia memang membosankan, kenapa kamu menyukainya ?

"Cukup basa-basinya. Apa maumu ?"

Kamu memalingkan wajahmu, tidak mau menatap wajahnya lebih lama lagi. Toh, itu hanya akan membuatmu merasa sakit hati. Dari jarak sedekat ini, kamu bahkan bisa mencium wangi khasnya.

"Tentunya sesuatu yang hanya bisa dilakukan oleh Darknight Hero."

Mendengar hal itu, kedua alis Diluc berkerut. Ia tidak sengaja melonggarkan cengkraman tangannya padamu. Tanpa membuang waktu, kamu segera memanfaatkan kesempatan itu. Dimulai dari melepaskan cengkraman Diluc, melemparkan kedua pisau itu ke pojok ruangan, menendang perutnya lalu menahan kedua tangannya. Sekarang ini, kamu yang berada di atas tubuh Diluc.

"Pergerakanmu memang selalu lincah seperti biasanya ya. Tidak berubah sama sekali, justru semakin lincah."

"Seharusnya kamu mengikat tangan dan kakiku juga."

"Sayangnya aku tidak ingin menyakitimu."

"Karena aku teman lamamu ?"

'Tentu saja, y/n. Alasan apa yang kamu harapkan ? Dia mencintaimu ? Tidak mungkin,'ucapmu, menyadarkan dirimu sendiri.

"Kurang lebih begitu."

"Kamu berhutang satu penjelasan padaku."

"Hmm ?"

"Lilin aromaterapi. Apa kamu sengaja memberikan obat tidur di sana ?"

"Bukankah itu membantumu untuk tidur lebih cepat ? Sepertinya kamu pernah mengatakan padaku kalau tidur larut malam itu tidak bagus untuk kesehatan. Apa aku salah ingat ?"

Kamu tidak bisa membantah perkataannya. Kalau bukan karena lilin aromaterapi itu, kamu pasti tidur larut malam, bahkan mungkin dini hari.

"..."

"Tidak, kamu tidak salah ingat."

"Tenang saja. Tidak ada efek samping dari obat itu."

"Aku memang memberikan itu padamu supaya refleksmu sedikit berkurang. Kalau tidak, kamu pasti terbangun saat aku masuk ke kamar ini."

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ʜɪꜱᴛᴏʀɪᴀꜱ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ ꜰᴀɴꜰɪᴄWhere stories live. Discover now