Glaze Lilies | Zhongli x Guizhong

1K 110 8
                                    

Author's note :

Glaze Lilies merupakan fanfiction dari game Genshin Impact buatan Mihoyo. Baik karakter, latar, maupun sebagian cerita berasal dari gamenya. Author hanya mengembangkannya dengan imajinasi author.

Happy reading, guys!

-000-

"Tunggu dulu, apakah wewangian yang digunakan Guizhong adalah parfum yang sama dengan yang Aether persembahkan ke statue kemarin ?"tanya Paimon, menyela cerita Zhongli.

Zhongli mengangguk, lalu berkata, "Tentu saja. Guizhong benar-benar mengajari para pengikutnya untuk membuat parfum. Dan seperti yang kita tahu kalau leluhur dari penduduk Liyue adalah para pengikut Guizhong."

"Apa mungkin alasan statue bersinar ketika Aether mempersembahkan parfum yang ketiga adalah karena itu parfum yang digunakan oleh Guizhong ?"tanya Paimon lagi, mengutarakan teori yang ada didalam pikirannya.

"Atau mungkin Rex Lapis memang pernah berwujud sebagai seorang wanita dewasa,"tambah Aether.

Zhongli kemudian menopang dagunya dengan tangan kanannya, sebuah kebiasaan yang ia miliki jika ia sedang memikirkan sesuatu.

"Mungkin keduanya. Mungkin Morax pernah berwujud sebagai seorang wanita dewasa karena ia memang memiliki banyak wujud."

"Atau mungkin juga.... Ia memang mencintai Guizhong, sedalam itu."

"Uhh, Zhongli benar. Kita tidak akan tau kebenarannya karena Rex Lapis sudah meninggal,"keluh Paimon.

Aether mengangguk. "Kecuali Rex Lapis masih hidup dan menceritakannya sendiri."

Zhongli tertawa kecil, lantas berkata, "Kalian benar. Bagaimanapun juga Morax sudah meninggal. Sudah saatnya memulai era baru di Liyue, era yang jauh dari ikut campur para dewa."

Paimon menghela nafasnya. "Paimon hanya berharap penduduk Liyue bisa berdiri sendiri tanpa bantuan Rex Lapis."

Baik Aether maupun Zhongli sama-sama mengangguk, setuju dengan perkataan Paimon. Zhongli pun kembali melanjutkan ceritanya.

-000-

Hari ini merupakan hari dimana Guizhong dan para pengikutnya selesai memindahkan desa mereka ke bagian utara Mt. Tianheng. Guizhong bilang kalau tanah disini lebih subur dan juga datar sehingga lebih cocok untuk sebuah desa. Berbeda dengan tanah di Mt. Tianheng yang juga subur tetapi tidak datar, melainkan turun naik.

Zhongli juga ikut membantu perpindahan desa mereka. Selain karena ia belum bisa membuka stone dumbbell milik Guizhong, ia juga masih ingin bersama dengan wanita itu untuk waktu yang lama. Ia kemudian memutuskan untuk menghampiri Guizhong yang sedang berbicara dengan Lulu.

"Apakah anda sudah memikirkan nama untuk tempat ini, dewi ?"tanya Lulu.

Guizhong menaruh tangan kanannya yang ditopang dengan tangan kirinya di dagunya. "Aku tidak pernah memikirkannya sebelumnya."

"Yang terlintas dipikiranku hanyalah kenyataan kalau tanah ini subur dan bagus untuk desa kita."

"Bagaimana kalau menggunakan nama anda ? Seperti Guizhong Village mungkin ?"ucap Lulu mengutarakan gagasannya.

"Hmmmm, tidak buruk tetapi aku rasa harusnya masih ada nama lain yang lebih bagus."

Zhongli yang sekarang sudah berdiri disamping Guizhong pun ikut berpikir.

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ʜɪꜱᴛᴏʀɪᴀꜱ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ ꜰᴀɴꜰɪᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang