Zhongli x Reader | Two Shots

3.5K 304 196
                                    

Author's note :

Bagian ini merupakan fanfiction dari game Genshin Impact buatan Mihoyo. Baik karakter, latar, maupun sebagian cerita berasal dari gamenya. Author hanya mengembangkannya dengan imajinasi author.

Happy reading, guys!

-000-

Kamu berjalan tanpa arah di kota Dandelion, mengikuti kemana pun kakimu membawamu pergi. Hiruk pikuk kota mengiringi langkahmu. Sesekali kamu akan menggumamkan nada-nada asal untuk mengusir kebosananmu.

"Selamat pagi, nona y/n!"

"Oh! Pagi juga, Vennessa!"balasmu ketika melihat seorang wanita dengan rambut merah, kulit kecoklatan, dan mata amber yang khas itu. "Apa kamu mau pergi ke Knight of Favonius ?"

Wanita itu tersenyum tipis seperti biasanya sembari mengangguk. "Saya lebih bersemangat kalau bekerja di pagi hari."

"Hahah, aku juga demikian. Apa ada yang bisa aku bantu di Knight of Favonius ?"

"Saya rasa tidak, Nona. Bantuan dari anda sudah cukup banyak. Lagipula Barbatos-sama bilang hari ini ada pertemuan para archon di Liyue dan anda harus ikut ?"

Kamu menghela napasmu pelan, lalu berkata, "Aku lebih suka membantumu bekerja daripada pergi ke pertemuan membosankan itu."

'Lagipula kakakku yang satu itu sering pulang dari pertemuan itu dalam keadaan mabuk.'

'Rasanya merepotkan kalau aku harus ikut dan mengurusinya saat mabuk.'

Vennessa tertawa kecil, memancarkan aura anggun miliknya. "Tapi itu adalah kewajiban anda, Nona."

"Kalau begitu bagaimana kalau nona menemui Undina dulu ?"usul Vennessa. "Tadi saya bertemu dengannya di jembatan, mungkin sekarang dia sedang berada di dekat Cider Lake atau.."

"Memberi makan merpati,"sambungmu yang dibalas dengan anggukan oleh Vennessa.

Hampir semua orang di Mondstadt tahu kalau nona dari klan Gunnhildr itu suka memberi makan merpati di jembatan. Jujur saja, kadang kamu merasa bersalah karena kamu pernah membunuh beberapa merpati itu untuk dimakan.

"Kalau begitu aku pergi dulu ya, Vennessa! Sampai nanti!"

"Baik. Sampai nanti, Nona y/n! Semoga angin kebebasan senantiasa memberkati anda."

Kamu menganggukkan kepalamu, melambaikan tangan sambil tersenyum, lalu pergi menuju Cider Lake.

Bunga dandelion yang terbang mengikuti aliran udara menyambut dirimu di sana. Perkataan kakakmu benar. Tidak ada bunga yang lebih cocok dari dandelion untuk menjadi lambang kota Mondstadt.

Kamu celingukan sembari menyusuri tepi danau yang mengelilingi kota Mondstadt itu. Sosok wanita berambut pirang dengan gradasi hijau terang yang kamu cari ternyata sedang duduk di tepi Cider Lake, memandang matahari yang belum lama terbit di ufuk timur.

"Undina!"panggilmu, membuat wanita itu bangkit berdiri sembari tersenyum kepadamu. "Vennessa bilang kamu mencariku ?"

"Benar, Nona. Saya memang mencari anda tapi saya tidak menyangka anda akan datang secepat ini."

Kamu tertawa kecil, lalu berkata, "Kebetulan tadi aku sedang berjalan-jalan di Mondstadt dan aku bertemu dengan Vennessa. Ada apa kamu mencariku ?"

"Ah, ini. Saya mau memberikan ini pada anda."

Undina mengeluarkan kantong berwarna cokelat muda dari inventori miliknya, lalu membuka tali yang mengikat kantong itu. Kamu mendekat ke arahnya, melihat apa yang ada di dalam kantong tersebut.

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ʜɪꜱᴛᴏʀɪᴀꜱ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ ꜰᴀɴꜰɪᴄWhere stories live. Discover now