Glaze Lilies | Zhongli x Guizhong

1.5K 132 15
                                    

Author's Note :

Glaze Lilies merupakan fanfiction dari game Genshin Impact buatan Mihoyo. Baik karakter, latar, maupun sebagian cerita berasal dari gamenya. Author hanya mengembangkannya dengan imajinasi author.

Happy reading, guys!

-000-

Makanan pesanan mereka bertiga sudah datang. Zhongli lantas menghentikan ceritanya dan mengambil sendok untuk memakan bamboo shoot soup miliknya. Sedangkan Aether mengambil sumpit dan Paimon mengambil pisau serta garpu. Mereka berbincang-bincang sebentar sebelum Zhongli melanjutkan ceritanya.

"Apakah Morax berhasil menepati janjinya ?"tanya Paimon.

"Itu... kau akan tahu nanti."

"Guizhong ingin membuat sebuah mesin untuk melindungi para pengikutnya. Apakah itu adalah Guizhong Ballista yang sekarang ini kita kenal ?"tanya Aether.

Zhongli mengangguk. "Guizhong sangat pintar dalam hal mekanik. Ia berhasil membuat ballista itu dengan bantuan Cloud Retainer."

"Lalu, mimpinya yang satu lagi juga terwujud. Para adepti membantunya untuk membuat Realm of Clouds yang sekarang ini berada di Luhua Pool. Realm of Clouds adalah tempat dimana Guizhong menyimpan peninggalan-peninggalan kuno yang ia temukan untuk mempelajari mekanik."

"Tunggu dulu, Paimon bingung kenapa penduduk Liyue tidak pernah membicarakan Guizhong."

"Ya, kebanyakan hanya tahu bahwa Guizhong adalah seorang dewi yang membuat Guizhong Ballista dan ia adalah teman dari Morax,"lanjut Aether melengkapi perkataan Paimon.

"Padahal, sepertinya Morax dan Guizhong bisa menjadi sepasang kekasih!"seru Paimon antusias.

Zhongli tersenyum tipis, sangat tipis, sampai-sampai Aether nyaris tidak menyadarinya. "Morax membuat sebuah kontrak bagi penduduk Liyue saat itu dan isi kontraknya...."

"Kalian tunggu saja kelanjutan ceritanya."

-000-

Hari sudah sore ketika mereka sampai di Mt. Tianheng. Matahari yang tadinya bersinar dengan hangat perlahan mulai pergi ke arah barat, bersiap tergantikan oleh sang rembulan. Langit pun turut berubah menyertai kepergian sang mentari. Warna merah, jingga, dan kuning menghiasinya dengan sangat cantik. 

Dengan pantulan sinar matahari yang mulai memudar di belakangnya, Guizhong berkata, "Selamat datang di desa kecil kami."

Wanita itu tersenyum ramah sembari menarik tangan kanan Zhongli. Ia membawa Zhongli untuk masuk lebih dalam ke desa kecil miliknya. Banyak warga desa yang menyapa Guizhong dan tentunya wanita itu membalasnya dengan senyuman khas miliknya. Sejujurnya, Zhongli sangat tidak terbiasa berada diantara banyak manusia seperti ini tetapi ia bisa menahannya karena ada Guizhong.

Tampaknya, para warga desa sedang sibuk menyiapkan acara kecil mereka. Banyak orang berlalu lalang kesana kemari sambil membawa banyak barang. Ada juga yang sedang memasak, menghias desa, serta memainkan alat musik. Langkah kaki mereka terhenti di depan sebuah rumah yang terbuat dari kayu dengan dedaunan sebagai atapnya. Selain ukurannya yang lebih besar, rumah itu sama persis dengan rumah-rumah lainnya.

"Ini tempat tinggalku,"ucap Guizhong sembari melepaskan pegangan tangannya dari Zhongli dan membuka pintu rumahnya.

Zhongli bisa melihat seorang wanita dengan rambut berwarna hitam panjang yang diikat kepang dua sedang duduk di dalam rumah Guizhong. Guizhong melangkah dengan riang serta mengajak Zhongli untuk masuk ke rumahnya sekaligus menyapa wanita itu.

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ʜɪꜱᴛᴏʀɪᴀꜱ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ ꜰᴀɴꜰɪᴄWhere stories live. Discover now