I Love Him | Childe x Lumine x Xiao

1.2K 137 97
                                    

Author's note :

I Love Him merupakan fanfiction dari game Genshin Impact buatan Mihoyo. Baik karakter, latar, maupun sebagian cerita berasal dari gamenya. Author hanya mengembangkannya dengan imajinasi author.

Sebelumnya, author mohon maaf kalau menurut kalian part ini terlalu panjang untuk dibaca 〒▽〒

Happy reading, guys!

-000-

Sejauh apa pun matanya memandang, ia hanya bisa melihat padang rumput. Ia terus berjalan tanpa arah, berharap menemukan sesuatu yang berguna. Sampai akhirnya ia melihat sosok manusia yang familiar.

"Aether!"

"Kamu mau kemana ?"

Laki-laki itu sama sekali tidak menoleh, apalagi menjawab pertanyaannya. Ia terus berjalan lurus, mengacuhkan panggilan darinya.

"Hei! Aether!"

"Tunggu aku!"

Gadis dengan mata kuning keemasan itu mengejar kakaknya. Ia terus berlari. Ia juga terus memanggil nama kakaknya. Mirisnya, secepat apa pun ia berlari, ia tidak bisa menghampiri kakaknya. Padahal kakaknya hanya berjalan, sedangkan dirinya mati-matian berlari.

"Aether!!"

"Apa kau mendengarku ?!"

"Hei!!"

Hingga akhirnya suaranya habis dan kakinya mati rasa. Bahkan jantungnya berdetak sangat cepat, seolah-olah ingin keluar dari dadanya. Ia terjatuh dan saat itu juga kakaknya menoleh ke arahnya.

Ia berharap bisa melihat senyuman hangat milik kakaknya atau mungkin sebuah pelukan. Ia sudah membayangkan kakaknya menghampirinya, membantunya berdiri, memarahinya karena ceroboh, dan menggenggam tangannya untuk berjalan bersama. Namun, yang ia lihat justru tatapan kosong nan dingin.

"Kau terlambat, Lumine."

"Terlambat ? M-maksudmu ?"

Laki-laki itu terdiam. Bibir tipis miliknya tertutup rapat, juga tidak ada tanda-tanda kalau ia ingin membukanya.

"A-Apa maksudmu, Aether ?"tanya sang adik.

Ekspresinya sarat akan keputusasaan. Kemana kakaknya yang selalu tersenyum hangat padanya ?

"Aku tidak ingin berbicara denganmu lagi."

Mata kuning keemasan itu membelalak.

"H-hah ?"

"A-Ah, hahah, aku tahu kamu bercanda.."

"Belakangan ini kamu suka menonton drama.. kan ?"

Tatapan kosong nan dingin itu sama sekali tidak berubah.

"Enyahlah dari hadapanku, Lumine."

"Aku tidak membutuhkanmu lagi,"ucapnya, kembali berjalan lurus memasuki sebuah portal yang entah apa ujungnya.

Sementara itu, sang gadis tetap bersikeras mengejar kakaknya. Ia bangkit berdiri dan berhasil masuk ke dalam portal itu. Namun, yang ia temukan bukan kakaknya melainkan kehampaan. Semuanya gelap gulita. Ia tidak bisa melihat apa-apa. Tatapan matanya kosong, sama seperti perasaannya.

Sudahlah. Kakaknya meninggalkannya, bahkan menyuruhnya pergi. Siapa lagi yang ia punya di dunia ini ? Dewa ? Heh, jangan bercanda. Ia tidak percaya pada hal semacam itu. Mati mungkin lebih baik daripada hidup.

ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ʜɪꜱᴛᴏʀɪᴀꜱ - ɢᴇɴꜱʜɪɴ ɪᴍᴘᴀᴄᴛ ꜰᴀɴꜰɪᴄTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang