Part 9. Lebaran 💕

195 41 9
                                        

Setelah seabad gak update...
Akhirnya bisa up juga...

Part ini seharusnya di update pas hari lebaran. Tapi karena males ngetik jadi ya hari ini baru up 🥝

Walau pun telat, aku mau ngucapin.
Minal aidzin wal faizin...
Mohon maaf lahir dan batin...

Maaf belum bisa jadi author yang baik bagi kalian:)




Tinggal Jejak...




Edisi lebaran...


Setelah sebulan lamanya berpuasa, tibalah hari yang sangat ditunggu-tunggu kaum muslim. Hari raya. Tadi pagi, keluarga kecil All sudah melaksanakan salat eid di masjid, dilanjutkan dengan acara salam-salaman dengan kedua orang tua All dan Ressi. Kini, Mereka tengah berkumpul dimeja makan beserta kedua oma dan apa Abi.

"Wow!" mata Abi berbinar melihat banyaknya macam makanan.

Suasana meja makan dipenuhi oleh celotehan Abi tentang banyaknya baju baru yang All dan Ressi belikan.

Usai makan, mereka berkumpul diruang keluarga. Berbincang bincang ria. Suara bel berbunyi, Ressi memanggil salah satu pelayan untuk membukakan pintu. Ternyata itu keluarga Ramon, Chiko, dan Erick.

Abi mendekati ketiga sahabatnya, menyalami Erick lalu Chiko, kemudian Ramon. Namun bedanya, pada Ramon, Abi mencium punggung tangannya. Membuat semua orang cengo dibuatnya.

"Ih, kok Ramon kamu cium tangannya? Kok aku sama Erick enggak?!" kesal Chiko.

"Abi lagi belajar buat jadi istri yang baik, ya gak, Bi? " goda BangSat. Semua orang sudah tahu perihal Ramon yang ingin melamar Abi.

"Istli siapa, BangSat?" tanya Abi.

"Ya istri buat Ramon dong!"

"Emang Abi istlinya Lamon?"

"Nanti Abi nanti, Astaga!" Satiya kesal sendiri karena kelemotan Abi. Membuat semua terkekeh.

Abi beralih pada para orang tua, menyalaminya seraya meminta maaf. Abi bergeser didepan Bangsat dan Bangkevin, kakak Erick. Menyalaminya.

"Apa? " tanya BangSat dan Bangke saat Abi terus menatap mereka dengan senyum pepsodennya.

Abi menengadahkan tangan, "THR? "

Memutar bola mata malas, kedua lelaki itu mengeluarkan dompetnya lalu memberikan dua lembar uang pecahan seratus ribu untuk Abi.

"Yey! Makasih Bangsat! Bangket! "

*****

Seminggu sudah berlalu hari lebaran. Ke-empat bocah itu tengah berkumpul dilapangan yang biasanya digunakan main anak anak kompleks. Masih ada waktu satu minggu libur sekolah, membuat mereka bebas bermain dari pagi hingga sore.

"ENGGAK! Masa aku jadi anaknya, sih?!" protes Chiko.

"Telus Chiko maunya jadi apa dong?!" tanya Abi kesal. Satu jam mereka habiskan hanya untuk memikirkan akan memainkan apa. Lalu Abi mengusulkan bermain mama-papa. Dimana Abi yang menjadi mamanya, Ramon papanya, Chiko anaknya, dan Erick kakak dari Abi.

"Udah udah, ayo main. Gak papa, kamu jadi anaknya aja, " tukas Ramon.

"Erick setuju kan?" tanya Ramon.

"Setuju."

Permainan dimulai. Ramon dan Erick pergi bekerja, Chiko pura pura bermain. Dan Abi memasak, ia mengumpulkan dedaunan sebagai bahan masakannya. Mulai memasak dengan mainan masakan yang ia bawa dari rumah. Pos ronda menjadi rumah mereka.

"Assalamualaikum!" salam Ramon dan Erick.

"Waalaikumsalam." Abi mencium tangan Ramon.

"Gak boleh!" larang Ramon saat Abi akan mencium tangan Erick.

"Kenapa gak boleh, kan Abi adik aku!" protes Erick tak terima.

"Abi cuma boleh cium tangan aku. Kamu juga kan cuma jadi kakak pura pura aja!"

"Ih, Ramon mah, kan ceritanya aku kakaknya Abi!"

"Udah, jangan libut dong! Kalian tunggu dulu, ya. Abi siapin makannannya dulu."

Abi menata semua maskan yang tadi ia masak. Mulai dari tanah sebagai nasi, daun sebagai sayurnya, dan bunga sebagai lauknya. Jangan lupakan air comberan sebagai kopi.

"Chiko! Pulang!" panggil Abi pada Chiko yang bermain kelereng dengan anak lain.

Chiko datang, ikut duduk sebelah Erick. Ceritanya, mereka makan lesehan Karen memang tidak ada kursi. Abi mengambil makanan untuk Ramon, namun tidak untuk Chiko dan Erick. Membuat Chiko protes.

"Kok kami gak kamu ambilin juga sih?!"

"Lamon kan, suami Abi toh?"

"Ih, Abi mah gak asik!" gerutu Erick.


"Udah ah! Aku gak mau main lagi!" tukas Chiko.

"Iya, aku juga," imbuh Erick.

Kini keempatnya hanya duduk dengan kaki menjuntai ketanah. Bosan melanda.

"Pulang yuk?"

"Hayuk!"

Berjalan beriring dengan tangan saling bertaut. Hari ini mereka tak sesemangat biasanya. Ditambah cuaca yang mendung membuat keempatnya memutuskan pulang.

"Eh, non Abi sudah pulang, tumben cepet banget mainnya?" ujar pak Samsul, satpam rumah.

"Iya, Abi bosen makanya pulan."

Abi berjalan gontai memasuki rumah. Ia melirik jam dinding, pukul dua siang. Ia menyusuri rumah mencari keberadaan mommy-nya. Karena Ressi memang tidak diizinkan All untuk bekerja.

"Mommy?!" panggil Abi.

"Mbak, liat mommy gak?" tanya Abi pada salah satu pelayan yang sedang mengelap guci.

"Eh, mbak gak liat, non. Mungkin ada dikamar. "

Abi menaiki tangga menuju kamar orang tuanya. Mengetuk beberapa kali tak ada sahutan. Memutar knop pintu, ternyata tak dikunci.

"Mommy?"

Abi membuka pintu kamar mandi. Seketika ia menjerit, membuat beberapa pelayan datang.

"MOMMY!!!"




















PenulisRR:')
Senin 17 Mei 2021 (20:45)

I'm YoursWhere stories live. Discover now