Seabad ga update, masih ada yang mau baca kah?!
Maafkan author ini 😑Happy Reading...
******
Seminggu kemudian...
Abi memgeratkan pelukannya pada guling. Menenggelamkan wajahnya yang tertekuk sebal pada bantal. Detakkan jam menemani Abi sedari tadi. Lagi, Abi melirik jam, pukul sebelas lewat lima. Abi berusaha menahan tangisnya. Lagi lagi daddynya ingkar janji. Berjam jam Abi menunggu All yang katanya akan mendongengkannya sebelum tidur, namun tak kunjung datang. Ini sudah yang ketiga kalinya All seperti itu.
Abi menyibak selimutnya, beranjak keluar. Tujuannya adalah kamar orang tuanya. Abi mengetuk, namun tak ada sahutan. Mungkin sudah tidur. Abi memutar knop pintu, setelah terbuka, Abi melangkah pelan. Raut sebal masih terpampang di wajah Abi, namun kini ditambah dengan raut kebingungan lantaran tak menemukan siapa siapa. Abi mengecek kamar mandi, balkon, walk in closet, kosong. Abi melangkah keluar, tak lupa menutup pintu kembali. Kaki kaki kecilnya membawanya menuju kamar sang adik. Abi akan memastikan, apa hal yang terjadi belakangan ini terjadi lagi malam ini atau tidak. Senyum miris terpatri di wajah Abi, mendapati mommy dan daddynya kembali memilih tidur bersama sang adik, dan melupakannya. Padahal mereka sudah janji akan menemaninya tidur malam ini.
"Gak boleh sedih. Adik Nala sakit, jadi butuh ditemenin mommy sama daddy," gumam Abi, bersamaan dengan itu air matanya mulai menetes. Semakin lama semakin deras. Berharap kesedihannya luruh dengan air matanya yang juga terus luruh.
"Kalian masih sayang Abi, kan?"
******
Abi menuruni tangga dengan lesu. Ia sudah rapi dengan seragamnya juga tas gendongnya. Namun ada yang beda, biasanya Ressi yang akan membantunya bersiap, tapi kali ini tidak, Abi dibantu salah satu asistennya.
Pemandangan dimeja makan membuat Abi semakin sebal. Nampak jelas jika ia sedang dalam mode ngambek on. All dan Ressi belum juga menyadari keberadaannya, sibuk berbicara dengan sang adik, Nara. Abi dengan sengaja membanting sendok, membuat kedua orang tuanya menoleh padanya.
"Pagi, Abi," ucap Ressi dan All. All duduk ditempatnya semula, juga Ressi dengan Nara dipangkuannya.
"Abi mau sarapan pakai apa, sayang? Roti atau nasi goreng?" Pertanyaan Ressi tak digubris Abi. Ia bersedekap tangan, dengan wajah ditekuk sebal.
"Abi kenapa?" Abi memanyunkan bibir mendengar pertanyaan All. Kenapa katanya?!
All mendekat, berjongkok disebelah Abi. "Abi ngambek, ya?"
"Daddy jahat!" All yang tak paham hanya diam, menunggu Abi melanjutkan.
"Daddy udah janji sama Abi mau dongengin Abi. Tapi daddy ingkal lagi!"
All menepuk jidat. Ia benar-benar lupa. Semalam ia pulang larut, Nara yang rewel membuatnya gantian menjaga Nara. Kasihan juga Ressi yang lelah seharian merawatnya. Lahir prematur membuat Nara tak seperti bayi normal lainnya. Imunnya lemah, pun paru-parunya bermasalah. Itu membuat Ressi dan All sedikit lebih perhatian pada Nara.
"Daddy lupa sayang, maaf, ya? Daddy kecapean karena banyak kerjaan. Mau, ya, maafin daddy?" Abi buang muka. Ia masih kesal.
"Kalo ada orang minta maaf, harus dimaafin dong. Katanya Abi sayang daddy," sahut Ressi. Ia tengah menyusui Nara. All memasang tampang memelas. Membuat Abi tak tega.
"Daddy kemarin lewat depan toko boneka. Ada boneka barbie, cantik banget. Mau daddy beliin, gak?" tanya All membujuk Abi. Abi yang pada dasarnya sangat menyukai boneka barbie, jadi tergiur dengan tawaran All.
Abi mengangguk antusias. Rautnya berubah seratus delapan puluh derajat. Yang tadinya murung, kini ceria.
"Mau mau!"
All tersenyum seraya mengusap kepala Abi. "Nanti daddy beliin. Tapi Abi mau, ya, maafin daddy?"
"Iya, Abi maafin."
*****
Tak ada yang lebih baik dari bersantai disore hari, ditemani secangkir coklat panas dan sepiring cookis. Ressi mencium gemas Nara yang menyengir. Bayi mungil yang baru berumur satu bulan itu menatap Ressi dengan tak berkedip. Sesekali bibir manisnya menyengir. Ressi amat bersyukur bayinya dapat diselamatkan waktu itu, pun dirinya yang diberi kesempatan untuk melihat anaknya walau sempat koma beberapa hari. Namun ada yang membuatnya sedih, kondisi kesehatan Nara. Lahir prematur membuat paru-paru bermasalah. Pelaku penabraknya belum ditemukan, diduga Rigel dalang dibalik kecelakaan itu. Pihak berwajib dibantu anak buah daddy dan papanya masih berusaha mencari keberadaannya. Ressi menoleh pada satpam yang menghampirinya dengan tergesa.
"Kenapa, pak?"
"Ada orang, cewek. Cari nyonya."
"Siapa?"
"Saya gak tahu nyonya, dia pakai kerudung terus mukanya ditutup." Ressi mengangguk pelan. Ia menyerahkan Nara pada babysister, kemudian menemui orang itu.
"Maaf, anda apa mencari saya?" Ressi menelisik penampilan perempuan dihadapannya ini. Pakaian serba hitam dengan kerudung yang menutupi sebagian wajahnya.
Manik Ressi melebar kala perempuan itu membuka penutup wajahnya. Tersenyum manis bak malaikat berhati iblis.
"Hai,"
"Fani!"
*****
Suara klakson mobil membuat atensi kedua bocah yang tengah bermain ular tangga itu menoleh. All turun menghampiri Abi dan Chiko yang duduk dihalte.
"Pulang yuk? Udah mau ujan," ujar All. Abi membereskan mainannya, menyimpannya dalam tas.
"Chiko mau bareng Abi, gak?" tawar Abi. Chiko nampak menimang. Sebenarnya rumah Abi dan Chiko tidak terlalu jauh dari sekolah. Mereka pun biasanya jalan kaki saat pulang sekolah. Namun karena hujan, membuat keduanya berdiam di halte hingga hujan reda. Terlalu asik bermain ular tangga membuat mereka lupa.
"Iya, Chiko barengan aja. Satu arah juga rumahnya," imbuh All. Chiko mengangguk.
All yang kan masuk kedalam mobil, urung saat teleponnya berdering. Nomor telepon rumah. All mengangkat panggilannya, lalu menempelkan hendponenya ditelinga.
"Tuan, ada nona Fani datang menemui nyonya Ressi!"
"Damn!"
All mengumpat, masuk ke mobil lalu melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Mengabaikan pekikakan Abi dan Chiko yang ketakutan.
PenulisRR:')
Minggu 08 Agustus 2021 (19:30)

ВЫ ЧИТАЕТЕ
I'm Yours
Разное[Follow sebelum membaca:)] Update satu abad sekali:) /tertawa ngakak... Tinggalkan jejak... #Sequl My Love Your Love# "Pilihanmu Hanya Dua, Pulanglah Kepadaku Atau Pulang Ke Rahmatullah." Chici Erer Ini tentang Abi, si bocah nakalnya daddy All. An...