Jiyaaaahhhh....
Jumpe lagi kita...Happy Reading...
"Abi! Makan dulu!"
"Gak mau mommy! "
Ressi menghela nafas melihat Abi yang sudah berlalu mengayuh sepedanya. Anaknya itu susah sekali disuruh makan.
Kembali pada Abi, ia memakirkan sepedanya lalu ikut bergabung dengan teman temannya yang sudah lebih dulu berkumpul. Lapangan luas ini memang biasa digunakan anak anak untuk main. Atau tempat lomba acara tujuh belasan.
"Kamu lama banget sih, kita udah nungguin dari tadi loh! " gerutu Chiko. Sedangkan sang empunya malah menampilkan cengirannya.
"Kita lomba aja gimana? Siapa yang paling banyak muterin lapangan pakai sepeda itu pemenangnya. Nanti yang menang aku beliin kiko. Gimana? " usul Chiko.
"Abi setuju! "
"Kalian setuju gak? " Erick dan Ramon mengangguk setuju. "Kita ngikut aja."
Mereka berbaris dengan sepeda masing masing. Chiko yang menjadi penghitung pun mulai menghitung mundur.
"Satu."
"Dua."
"Tiga!"
Mereka mengayuh secepat mungkin. Walau Abi perempuan satu satunya diantara mereka berempat, ia adalah yang paling jago bersepeda. Abi berada diposisi paling depan memimpin, dibelakangnya ada Ramon, Erick dan paling belakang ada Chiko.
"KALIAN GAK ASIK! TUNGGUIN DONG!!! " Teriak Chiko sebal.
"KEJAR DONG KALO BISA!! HAHAHA... " Tantang Abi, menyuarakan tawa menggelegarnya.
Satu jam sudah berlalu, kini keempatnya duduk beralaskan rumput. Nafas mereka memburu, keringat pun membanjiri tubuh.
Abi mengibas kibaskan tangannya. "MA! MINTA KIKO!!! "
Chiko yang baru saja kembali dari membeli kiko pun mendengus. Ia masih tak terima akan kekalahannya.
"Nih! " Chiko menyodorkan satu buah kiko pada Abi.
Abi melirik kantong kresek ditangan Chiko, ada beberapa buah kiko bermacam warna. "Kenapa cuma satu? "
"Karena gak dua! "
"Is! Bagi lagi dong! Kurang mah, kalau cuma satu." Abi mengerucutkan bibirnya.
"Udah sih, makan aja, " celetuk Erick.
Wajah Abi bertambah masam saat Chiko memberi Erick dan Ramon tiga buah kiko.
"Kenapa Elik sama Lamon kamu kasih tiga?! Kenapa Abi cuma satu?! "
"Is! Kamu kok matrek?! " kesal Chiko.
"Ha! Ma-malek?"
"Matrek! "
"Matlek itu apa? "
Chiko mengetuk ngetuk kiko didagunya, berfikir. "Kata papa aku, matrek itu kalau cewek banyak maunya."
"Tapi aku gak banyak maunya, cuma mau kiko! "
"Tapi kamu minta kiko banyak, artinya kamu matrek. "
"Hhmm... Melagukan. "
*****
Kini keempat bocah itu mengayuh sepeda seraya bersenandung ria.
Mereka menghentikan sepedanya. Wajah mereka, ralat! Hanya Abi dan Chiko, memasang tatapan permusuhannya. Didepan mereka, ada dua bocah kompleks sebelah.
"Kita berdua, kalian berempat, minggir! " usir salah satunya.
Abi mengerutkan kening, "Is! Dimana mana yang dikit yang minggil! "
"Wah, kamu sok banget. Belajar ngomong R dulu sana! "
Abi yang kesal pun ingin maju, namun tangannya ditahan Ramon. "Udah, gak usah diladenin. Kita puter balik aja. "
"Bilang aja takut! " ujar salah satunya lagi.
"Kalian tuh kenapa sih, gangguin kita telus?!" kesal Abi.
"Kita tanding sepeda aja, gimana? Kalau kalian menang, kita gak akan gangguin kalian lagi."
"Oke, siapa takut! " seru Chiko.
"Bi, lawan! "
Abi menoleh pada Chiko, ia yang menerima tantangannya, malah ia yang disuruh.
"Jangan Abi, kamu aja. Toh, kamu yang mau nerima tantangan mereka, " tukas Ramon.
"Masa aku sih, kan yang jago balap sepeda Abi, " tunjuk Chiko.
"Udah, gak papa Lamon, Abi berani kok! "
Ramon menahan tangan Abi yang ingin maju, "Jangan, bahaya. Aku gak mau kamu terluka. "
Baper aku mak...
Abi mesem mesem mendapat perhatian dari Ramon. "Lamon pelhatian banget sih, kan Abi jadi wafel! "
"Hah? "
"Baper, bukan wafer! " koreksi Erick.
"Nah, itu maksudnya! "
Dasar Abi!
"Kalian drama mulu sih! "
Mereka berempat mengalihkan perhatian pada dua bocah itu. Abi maju dengan wajah sombongnya.
"Ayo maju! Lawan Abi kalau belani! "
Hilih, sok lu 🤣
*****
Dengan tatapan setajam elang, tangan memegang stang sepeda. Abi dan bocah yang tadi menantangnya, berbaris dengan sepeda masing masing. Mereka akan memutari kompleks, siapa yang paling dulu sampai, dialah pemenangnya.
Chiko selaku wasit mulai menghitung mundur.
"Tiga."
"Dua."
"Satu! "
Abi mengayuh pedalnya sekencang mungkin. Kini, ia yang memimpin.
"Huh! Laper! " keluhnya namun tetap mengayuh sepedanya.
"Hai cadel! "
Abi mendengus sebal, posisi seimbang. Garen-lawan Abi, menatap sinis Abi.
"Kamu pasti kalah! "
"AAA!!!..."
Garen berbuat curang dengan menendang ban belakang sepeda Abi, menyebabkan Abi terjatuh diselokan.
Ia melihat Garen yang sudah mencapai garis finis, dan teman temannya yang berlari kearahnya.
"Hiks... Sakit... "
*****
Hai hai hai!!!
Malam semuah...
Jumpa lagi dengan Abi dan kawan kawan...Mon maap lama update, terkendala ide yang muncul terus :/
Udah nulis gini, eh muncul ide lain yang lebih menarik. Otw rombak ulang la...Dahlah, males mgebacot...
Jan lupa vote komen, gak bayar juga kok...
Gaboleh pelit loh...

YOU ARE READING
I'm Yours
Random[Follow sebelum membaca:)] Update satu abad sekali:) /tertawa ngakak... Tinggalkan jejak... #Sequl My Love Your Love# "Pilihanmu Hanya Dua, Pulanglah Kepadaku Atau Pulang Ke Rahmatullah." Chici Erer Ini tentang Abi, si bocah nakalnya daddy All. An...