Iya tahuuu....
Maaf 😔
Sebulan sudah enggak update...
Awalnya mau berhenti aja nulis cerita ini, tapi gak mau bikin kalian sedih.
Thanks banget yg udah mau baca ini cerita 🙂
Part 37....
Tiga hari sebelum pernikahan.
Ini hari terakhir Abi sekolah sebelum pernikahannya. Besok hingga satu minggu ke depan Abi cuti sekolah. Bukan libur tanpa alasan, anak kelas dua belas akan melaksanakan ujian akhir sekolah. Maka dari itu kelas sebelas dan sepuluh diliburkan.
Abi mencuci tangannya di toilet. Ditatapnya wajah pucatnya di cermin, Abi menghela nafas. Sudah tiga hari ini ia kurang enak badan.
Abi membubuhkan sedikit liptin pada bibir pucatnya sebelum keluar toilet. Abi yang ingin menyimpan kembali liptinnya di saku, terkejut saat mendongak mendapati wajah yang sudah lama tak ia lihat.
Membiarkan liptinnya yang jatuh, Abi mencoba menyingkir untuk lewat. Lagi-lagi ia dihadang. Ramon tersenyum maklum kala tau Abi menghindarinya.
"Ayo ikut." Ramon menggenggam tangan Abi yang langsung di tepis kasar oleh Abi.
"Abi kenapa?" Ramon bertanya seraya mencoba kembali memegang tangan Abi yang tetap di tepis oleh empunya.
"Awas!"
Hampir saja Ramon terjengkang karena tak siap akan dorongan Abi. Mengetahui Abi telah lari darinya, Ramon ikut berlari mengejarnya.
"Abi tunggu!"
"Abi!"
Lari Abi yang gesit membuat Ramon ketinggalan dibelakang. Suasa sekolah yang ramai karena jam istirahat pun membuat Ramon kesusahan mengejar Abi.
Saat akan kembali mencari Abi, dirinya lebih dulu di tahan oleh bu Desi, guru BK. Ingin rasanya Ramon mengumpati guru BK langsung di depan wajahnya, namun Ramon masih ingin sekolah dengan tenang tanpa ada masalah, terlebih dengan guru BK.
"Buk saya mau di bawa kemana?!" Ramon bertanya, wajahnya kesal. Terlebih banyak murid meliriknya seperti sedang menkadikannya bahan gosip.
"Ruang BK!"
"Salah saya apa, bu?"
Bu Desi menghentikan jalannya, membuat Ramon hampir saja menabrak ibu Desi yang kini sedang berkacak pinggang, kedua matanya melotot garang pada Ramon.
"Lima hari tidak sekolah tanpa keterangan, kamu pikir itu bukan kesalahan?" Bu Desi bertanya galak.
Ramon dengan bodohnya menggeleng. "Saya tidak masuk 'kan, tidak merugikan ibu," kata Ramon dengan santainya.
"Kamu?! Memang perlu mendapatkan hukuman dulu biar jera, ya, mulutnya!"
"Akh ... Ampun bu!"
Ramon memegang telinganya yang dijewer dan ditarik. Membuat Ramon menjadi bahan tertawaan satu sekolah.
*****
Abi berjalan cepat kala melewati koridor yang sudah sepi. Suara langkah kakinya menjadi pengiring kesunyian, cuaca yang mendung membuat koridor sedikit gelap. Hal itu memberikan kesan horor tersendiri.
Saat-saat seperti ini, Abi merutuki perginya bodyguardnya. Semenjak Abi setuju menikah dengan Gael, Abi meminta daddynya untuk memberhentikan bodyguard. Sekarang Abi butuh kedua bodyguardnya itu.
Abi menghembuskan nafas. "Sabar Abi, sedikit lagi."
"Ini sekolah luas banget, capek lagi nih kaki jalan. Mana sepi, ini juga otak mikirnya aneh-aneh!"
ŞİMDİ OKUDUĞUN
I'm Yours
Rastgele[Follow sebelum membaca:)] Update satu abad sekali:) /tertawa ngakak... Tinggalkan jejak... #Sequl My Love Your Love# "Pilihanmu Hanya Dua, Pulanglah Kepadaku Atau Pulang Ke Rahmatullah." Chici Erer Ini tentang Abi, si bocah nakalnya daddy All. An...
