Part 39. Kehidupan Baru 💕

0 6 1
                                        

Akhirnya selesai ngetik bab ini 😌
Maaf gengs, lama...
Kemageran ini sudah mendarah daging.

Kalian kalau baca bagian Abi dan Ramon yang mesra gitu, risih gak sih? Serius nanya 🙂



Part 39.

Dengan perlahan ia memindahkan kepala perempuan yang terlelap di lengannya ke bantal. Bangkit dari baringnya, merenggangkan otot lalu meraih kaos asal dari lemari untuk menutupi tubuh atasnya.

Sudah pukul 1 malam, namun ia tak kunjung terlelap. Menghirup udara malam di balkon mungkin bisa membantu. Ia menghidupkan pematik untuk menyalakan rokok. Selalu seperti ini jika ia tak bisa tidur, diam di balkon berjam-jam lamanya.

Guntur tiba-tiba terdengar memekakan telinga. Segera ia masuk lalu menutup kembali pintu balkon. Menghampiri perempuan yang nampak terganggu dengan suara guntur. Ia berbaring disebelahnya, mengusap puncak kepalanya guna menenangkannya agar kembali terlelap.

"Tidak apa sayang, tidurlah lagi."

"Ramon."

"Iya Abi, Ramon disini. Abi tidur lagi, ya?"

Ramon menghela nafasnya. Mencium kening Abi yang sudah terlelap kembali. "Ramon sayang Abi."

******

"Congratulations, sayang!"

"Congratulations juga Ramon!"

Abi memeluk Ramon erat. Ini adalah hari bahagia untuk mereka berdua karena hari ini mereka dinyatakan lulus senior high school.

Satu tahun sudah berlalu sejak dimana mereka memilih untuk pergi dan hidup bersama. Mengubah identitas dengan identitas baru. Tempat tinggal baru, suana baru. Semua serba baru.

Sekolah mereka sekarang memang bukan sekolah ternama seperti sekolah lama mereka. Tapi itu lebih dari cukup dan agar mereka bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang kuliah.

"Ayo kita pulang. Ramon masakin makanan kesukaan Abi, mau?"

Abi mengangguk cepat. "Mau Ramon!"

Ramon mengecup sekilas bibir Abi sebelum melajukan mobilnya menuju rumah. Tak besar memang, tapi asalkan tinggal berdua, Abi tak mempermasalahkan.

Rumah itu sudah Ramon beli saat mereka tiba disini. Termasuk identitas baru mereka, Ramon juga yang persiapkan.

******

"Ahh ..."

Abi melenguh saat merasakan kecupan Ramon di lehernya. Matanya mengerjab saat merasakan geli dari gigitan kecil yang Ramon berikan.

Tak tahan dengan sensasi nikmat yang Ramon berikan, tangan Abi berusaha mendorong Ramon agar menghentikan aksinya.

"Ramon udah, awas!"

Kesal karena tangan Abi tak bisa diam, Ramon mengangkat tangan Abi ke atas kepalanya. Membuat Abi tak bisa bergerak di bawah kukungan Ramon.

"Ramon sakit, ahh ..."

Ramon terkekeh mendengar rintihan Abi. Ia menatap puas pada leher Abi yang dipenuhi bekas gigitan kemerahan.

Ramon mengecup sekilas bibir Abi. "Abi berisik banget."

"Awas, Ramon berat!" 

Lagi, Ramon terkekeh. Ia merebahkan dirinya di sebelah Abi lalu menarik Abi dalam pelukan. Memeluknya erat bagai guling.

"Ramon udah daftarin kita di universitas di kota besar. Lusa kita bakal pindah dari sini."

Abi mendongak menatap Ramon. "Kenapa Ramon baru bilang? Abi gak mau pindah Ramon."

I'm YoursWhere stories live. Discover now