Part 29. Desiran 💕

33 13 3
                                        


Holaaaa....
Jumpa lagi dengan Abi...
Ada yang kangen?

Mau di up tadi, tapi sinyal tiba2 ilang...
Imi baru baluk lagi sinyalnya...

Happy Reading...

Part 29....

Seminggu berlalu sejak pertengkaran All dan Abi. Hubungan keduanya belum juga membaik. Tak pernah sebelumnya keduanya marahan selama ini. Biasanya, All akan langsung membujuk Abi, di iming-iming jalan-jalan atau es krim pun Abi luluh. Tapi hal itu tidak berlaku sekarang. Bukan tidak, tapi All sudah mencoba membujuk Abi, tapi Abi selalu menjaga jarak dari All. Makan pun Ressi yang mengantar ke kamar. Seperti malam ini, Abi lagi-lagi menolak makan bersama.

Ressi sudah sering bertanya perihal kenapa All melarang Abi dekat dengan Ramon, tapi All enggan menjawab yang sebenarnya. Ia hanya mengatakan 'Ramon bukan laki-laki yang baik untuk Abi'.

Abi sedang rebahan dikamar usai menghabiskan makam malamnya. Tangannya menggenggam posel, foto selfinya berdua dengan Ramon tengah ditatapnya. Abi senyum-senyum sendiri karenanya.

Jarinya menggeser layar, seketika senyumnya pudar. Itu foto Gael. Mengingat Gael membuat Abi merasa bersalah. Selama ini Gael hanya diam melihat kedekatan Abi dan Ramon. Walau rasa cemburu tak bisa dihindari. Gael mencoba berfikir positif. Ramon sahabat Abi yang sudah lama pergi, dan baru kembali. Abi tentu rindu sahabat. Ya, sahabat. Mungkin...

"Abi jahat banget, ya?"

"Gael tunangan Abi, tapi-" Abi menjedah sejenak.

"Abi sayang Ramon. Gimana dong?"

"Tapi Abi gak mau bikin Gael sedih. "

"Apa Abi harus pilih Ramon atau Gael? Tapi kenapa Abi harus memilih kalau bisa dapet dua-duanya?" Abi cekikikan sendiri. Membayangkan ia punya dua pacar sekaligus. Sepertinya menyenangkan.

Cekikikan Abi terhenti oleh ketukan pintu. Abi mendengus, acara menghalunya jadi tertunda. Dengan lagkah malas Abi beranjak membuka pintu.

Wajahnya kian masam saat tahu siapa yang datang. All.

"Abi mau tidur," ketusnya. Hendak menutup pintu.

All menahan pintu dengan tangannya. "Biarin daddy masuk, ya? Kita ngomong baik-baik. Gak enak banget dimusuhin sama putri sendiri," tutur All seraya tersenyum. Abi menimang sejenak, lalu mengangguk.

All mendudukkan dirinya di tepi kasur. Menepuk sisi sebelahnya. "Sini duduk sebelah daddy," ucap All.

Abi menuruti, tapi memberi jarak satu meter dari All. All tersenyum melihatnya. Menggeser duduknya mendekati Abi.

All menyampirkan anak rambut Abi ke belakang telinga. "Udah lama gak lihat senyum Abi. Senyum dong," pinta All.

Abi memalingkan wajah dari All. Wajahnya masih ditekuk sebal. All tersenyum maklum.

"Abi tahu kan, daddy sayang banget sama Abi."

"Daddy gak mau basa basi. Daddy minta maaf karena teriak-teriak sama kamu. Daddy gak bermaksud bikin kamu sedih. Tapi ada banyak hal didunia ini yang belum kamu tahu. Daddy terlalu menjaga lingkungan kamu sampai-sampai kamu menganggap semua itu baik tanpa tahu seperti apa aslinya. Daddy sama seperti orang tua kebanyakan. Menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Walau terkesan jahat, tapi itu faktanya." All lagi-lagi tersenyum. Lalu lanjut bertutur.

"Daddy tahu kamu sayang Ramon. Tapi kamu gak kenal dia seutuhnya. Daddy mohon dengan sangat, jauhi Ramon."

Abi menghela nafas. Menunduk, mencoba mencerna tiap kata yang All ucapkan, tapi tetap tidak paham dimana letak keburukan Ramon.

I'm YoursWhere stories live. Discover now